#13 Baffled

238 28 2
                                    

By F N-Hani

Dear readers... Mohon maaf yah atas ketidaknyamanannya karena cerita ini nyepam mulu di notification.

Gracie's POV

"Jangan membawaku ke rumah sakit!"

.
Dia mulai lagi. Sudah berkali-kali ia mengatakan hal tersebut padahal mobil yang ku kendarai bahkan belum jauh melintas dari rumahku.

.
"Kalau begitu beri aku saran kemana aku harus membawamu? Kau terluka Aaron! Ada darah di bajumu!"

.
Aku berbicara dengan nada yang begitu kesal tanpa perlu menoleh pada Aaron. Aku masih tidak bisa mengerti, lelaki menyebalkan ini tiba-tiba telah bersandar di balik pohon apelku yang malang dalam keadaan terluka di tengah malam? Apa yang telah terjadi padanya?

.
"die Krankenstation auf Hemholtz" (UKS)

.
"Huh? Kau ingin kita ke UKS Hemholtz malam-malam begini?"

.
Tanyaku masih tidak percaya pada lelaki sinting yang duduk di sebelahku. Bukan ide yang bagus untuk pergi ke sekolah malam-malam begini. Apalagi hanya aku dan Aaron? Bagaimana kalau ada yang melihat dan menyangka kami--

.
"Kau tenang saja. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi"

.
"Bahkan sebelum kau berkata seperti itu, hal buruk telah terjadi padamu lebih dulu. Aaron, kau ini sebenarnya mengapa? Apa yang terjadi padamu?"

.
Aaron kembali diam. Sekilas kulihat ia memalingkan pandangannya ke jendela. Aku pun hanya kembali fokus menyetir ke sekolah. Ini masih tengah malam dan tentu saja lalu lintas sangat lancar.

.
**********

15 menit kemudian, kami telah tiba di sekolah, dan aku memapah Aaron menuju UKS. Ajaibnya UKS tidak membutuhkan kunci untuk membukanya. Tetapi dengan menggesekkan Kartu Tanda Siswa. Jangan salahkan aku mengapa tidak tahu akan hal ini. Aku sama sekali belum pernah ke UKS jadi tidak tahu ternyata sistem nya sangat canggih.

.
"Aku tidak membawa KTS. Apa kau punya?"

.
Aaron mengernyitkan dahi saat melihatku. Ia melepaskan sebelah tanganku yang sedang memapahnya.

.
"Kita tidak perlu itu."

.
Kulihat tangannya sedang menekan tombol-tombol yang berada dibawah alat penggesek Kartu Tanda Siswa.

.
Klik.

.
Pintunya terbuka. Dan aku sungguh tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutanku saat ini. Hey! yang anak baru disini sebenarnya siapa? Aku atau Aaron? Mengapa dia bahkan bisa mengetahui password UKS?

.
"Astaga! Aaron! Apa kau Hacker?" Ada keterkejutan yang besar dalam nada bicaraku.

.
"Ssssttt!! Jangan berteriak! Cepat bantu aku lagi untuk masuk" pintanya tanpa mempedulikan pertanyaanku.

.
"Baiklah, ayo." Aku segera memapah tubuhnya lagi dan ketika sampai di dalam UKS, aku membantunya naik ke atas ranjang dan membiarkannya berbaring dengan tenang. Tidak begitu tenang karena aku mendengar ia meringis kesakitan.

.
"Tunggu sebentar, aku akan menghidupkan lampunya." Belum sempat beranjak dari sana, Aaron telah memegang pergelangan tanganku.

.
"Bodoh! Apa kau ingin ada yang tahu kita disini?"

.
Aku menepuk dahiku karena menyadari kebodohanku. Tapi tidak! Tidak boleh ada yang mengataiku bodoh apalagi si makhluk menyebalkan ini.

.
"Apa kau bilang? Aku bodoh? Oke! Urus saja dirimu sendiri. Aku akan pergi dari sini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect Dream (Imperfect Thing #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang