THE DINNER

518 37 9
                                    

By : F N-Hani

AARON'S POV

Akhirnya setelah perjalanan yang terasa lama dan sangat membosankan, kami tiba di rumah. Membosankan sekali selama dalam perjalanan Dad terus saja menasihatiku jangan melakukan ini, harus menjaga sikap dan bla bla bla. Memangnya apa yang ku lakukan? Aku hanya bermain-main sedikit dengan gadis itu. Iya.... gadis yang menolak ciumanku. Astaga! Sekarang aku memikirkan hal itu lagi.

"Mom, kami pulang!", teriakku pada Mom yang sedang memasak di dapur. Aku memeluk pinggangnya dari belakang dan mencium pipinya.

"Putra tampan mommy sudah pulang. Dimana kekasih Mom? Apa ia ikut juga?", tanya mommy sambil melepaskan celemeknya sedangkan aku duduk di kursi yang ada pada meja makan. Yang dimaksud mommy kekasihnya, tentu saja Dad.

"Aku disini sayang.", Dad menghampiri Mom dan mereka lagi-lagi melakukan itu. BERCIUMAN DI DEPANKU. Ugh mereka!

"Kau pasti lelah. Aku akan membuatkan teh untukmu.", ucap Mom sambil mengelus dagu Daddy. Mereka bahkan masih terlihat sangat mesra setelah di usia yang tidak muda lagi.

Mommy ku, Ariana Hartmann dia memang wanita yang sangat cantik, pintar dan juga penyayang. Sedangkan Daddy ku, Gabriel Hartmann dia adalah pria yang tampan seperti diriku, baik seperti diriku tapi kurang penyabar, tidak seperti diriku. hahaha. Namun tetap saja mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi.

"Jadi Ariana, sepertinya aku bertemu kembali dengan teman lamamu.", Mom yang sibuk membuatkan teh untuk Dad, berbalik karena ia telah selesai membuatkan teh untuknya. Eh tunggu? Aku terlalu berbelit rupanya. Yah baiklah. Mom kini bergabung dengan kami di meja makan.

"Benarkah? Siapa?", tanya mom antusias pada Daddy. Sedangkan Daddy menaikkan sebelah alisnya seolah menyuruh Mom untuk menebak sendiri.

"Ayumi?", tanya mommy sedangkan Dad menggelengkan kepalanya.

"Bradley?", tanya mommy lagi.

"Tepat sekali sayang! Kau memang istriku yang paling pintar.", puji ayah sambil mencubit kedua pipi Ibu.

"Huft! Kalian berdua!", gerutuku yang mendapatkan cubitan di pipi dari mommy. Astaga! Daripada aku mati memuakkan karena melihat tingkah dad dan mommy, aku segera menuju ke kamarku yang terletak di lantai atas.

"Mau kemana, Aaron?", tanya mom menghentikan langkahku.

"Aku hanya ingin istirahat sebentar mom.", mom mengangguk dan aku segera menuju kamarku.

★★★★★★★★★★★★★

"Aaron? Bangun...", samar-samar aku mendengar suara gadis mencoba membangunkanku. Aku mencoba membuka mataku perlahan dan terkejut melihat wajah gadis yang begitu dekat denganku.

"Eh? Kau? Sedang apa disini?", aku bertanya padanya lalu bangkit dan duduk di ranjangku. Ia menatapku dengan tatapan menggoda (?) kemudian tertawa ringan.

"Astaga Aaron! Kau lupa yah sayang? Kita kan sudah bersama.", ucapnya membuatku ternganga. Tapi debaran jantungku terdengar begitu keras. Aku gugup dan sangat malu sementara gadis itu hanya menatapku sambil tertawa lagi.

"Bersama? Bisa kau jelaskan makna kata yang ambigu tersebut?", tanyaku dengan suara yang sedikit serak-serak sexy. Hey sejak kapan suaraku berubah seperti itu?

Tapi gadis itu hanya terus tertawa dan tertawa. Dengan secepat kilat ia meraih tengkukku dan mencium bibirku. Aku merasa melayang dan dikelilingi oleh cupid-cupid yang mengarahkan anak panahnya pada kami. kemudian ia melepaskan ciuman itu dan mengelap bibirku dengan perlahan.

"Wake up Aaron!"

"Hosh! Hosh! Hosh!", aku terengah-engah. Ternyata hanya mimpi? Sial! Mimpi itu nyata sekali Dan sungguh Indah!"

My Perfect Dream (Imperfect Thing #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang