Stieve terdiam di balcon appartementnya. Di tangannya ia menggenggam foto itu dan buku milik Claudia.
" Mama, aku yakin kau juga menyaksikannya. Sekali lagi tempatku di ambil oleh David. Sekali lagi ia mencurinya." ucapnya lirih sembari menatap langit nan gelap.
@@
Pagi- pagi sekali Claudia sudah rapi dan tergesa- gesa mengenakan sepatunya lalu berlari keluar kamar. Ia mampir ke meja makan dan hanya mengambil sebuah roti yang ia oles dengan selai coklat lalu meminum segelas air putihnya. Kedua orang tuanya dan adik perempuannya hanya melongo menatap Claudia.
" Aku akan berangkat sekarang. Aku akan menyelesaikan urusanku dengan David." Ucap Claudia terburu- buru.
" Kak, apa kau akan berpakaian seperti itu menemui kak David? Paling tidak pakailah dress agar terlihat feminim." Seru Zahra adik Claudia.
" Iya sayang. Jangan mempermalukan dirimu sendiri dengan hanya mengenakan kaos oblong dan celana jins seperti itu." Ucap Papanya yang mendadak ikut nimbrung.
" Udah ga ada waktu lagi... Aku harus segera menemuinya...." kata Claudia kemudian berjalan beberapa langkah lalu berhenti dan kembali lagi menghampiri Zahra.
" Kau mau aku mengantarmu atau kau berangkat naik bus?" sambung Claudia.
" Aku bareng kakak!" seru Zahra yang kemudian langsung berdiri dan tergesa-gesa menghabiskan rotinya dan susunya lalu ia berjalan mengikuti Claudia.
@@
David mengendarai mobilnya dengan perlahan. Di telinga pria itu ia mengenakan sebuah earphone tanpa kabel. Ia seperti bicara pada seseorang.
" Persiapan itu harus total. Jangan ada kekurangan sepeserpun. Mengerti?" ketanya lalu melepas earphonenya.
Di mobil yang lain, Claudia mengendarai dengan ugal-ugalan. Sampai Zahra harus berpegangan erat pada pegangan di atas pintu.
" Kakak...kalau mau mati jangan ajak aku! Aku masih mau sekolah." Teriak Zahra ketakutan.
" Ini mengasikkan bukan? Aku melakukannya untuk menghibur diriku. Kau masih kecil...kau tak akan mengerti dengan yang terjadi pada kakakmu ini." Seru Claudia lalu menambah kecepatannya lagi.
Ketika itu, Claudia melihat mobil warna merah ada di depannya. Ia seperti tau ketika melihat nomer polisi pada mobil itu.
" Itu mobil David... Aku akan menabraknya!!" teriak Claudia kegirangan lalu semakin menambah kecepatan lajunya.
Brukkkk....
Mobil Claudia terhenti setelah menabrak bagian belakang mobil itu.
" Mati kau!" teriak Claudia senang lalu segera keluar dari mobilnya.
Seorang pria juga keluar dari mobil merah itu. Claudia dan pria itu sama-sama terkejut ketika melihat satu sama lain.
" Kau lagi!" teriak Claudia yang terkejut melihat pria itu yang ternyata bukan David namun Stieve.
" Apa kali ini kau yang mencoba membunuhku?" ucap Stieve sembari menatap Claudia dengan lantang.
" Bagaimana bisa kau mengendarai mobil milik David? Aku mengira orang yang ada di dalamnya adalah David." Kata Claudia mencari alasan.
" Apa kau fikir semua itu milik David? Kau salah, semua itu milikku. Rumah, caffe, mobil dan....." Stieve menghentikan bicaranya. Ia menatap Claudia dengan serius.
" Dan kau....." Sambung Stieve dalam hati.
" Sudahlah...kau tak akan mengerti. Yang jelas sekarang aku minta ganti rugi darimu." Ucap Stieve sembari menahan tawa.
" Kau bilang kau sudah memiliki segalanya? Lalu kenapa kau meminta ganti rugi dariku?" Claudia menatap Stieve dengan menahan amarahnya.
" Aku tidak meminta ganti rugi uang. Aku meminta tubuhmu." Jawab Stieve santai sembari memelototi tubuh Claudia.
Plakkkkkk...
Sebuah tamparan melayang di pipi kiri Stieve." Dasar mesum!" teriak Claudia dengan menggebu-gebu.
" Bukan itu maksudku. Aku hanya meminta kencan 2 hari sama kamu." Ucap Stieve sembari tersenyum picik.
" Apa kau bilang? Aku ga mau!"
" Ya itu sih terserah saja. Aku hanya ingin membantumu membalaskan dendammu pada kakakku. Kalau kau tak setuju, tak masalah. Aku ga rugi." Ucap Stieve sembari terdiam dan sesekali melirik Claudia yang sedang berfikir.
" Kak, terima saja!" teriak Zahra yang mengintip dari jendela mobil.
" Okay...aku terima." Ucap Claudia pasrah.
" Baik... Deal?" Stieve mengatungkan tangannya lalu mereka bersalaman.
" Sebagai bukti kesepakatan, aku akan selfi denganmu." Sambung Stieve yang kemudian melakukan selfi berdua dengan Claudia dengan merangkul mesra gadis itu.
Setelah itu Stieve langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengendarinya. Sesekali ia mengeluarkan satu tangannya dan melambaikan keluar jendela.
Claudia yang melihatnya makin kesal dengan kelakuan pria itu. Ia bahkan belum tau siapa nama pria itu.
@@
David dan Stieve sama-sama memarkirkan mobil di parkiran caffe. Mereka bersamaan keluar dari mobil yang berbeda. Wajah Stieve yang ceria membuat David terheran ketika melihatnya.
" Wah...kau terlihat bahagia pagi ini." Sindir David sembari tersenyum.
Brukkk...
Suara bamper belakang mobil yang di kendari Stieve tiba-tiba terjatuh. David dan Stieve langsung menoleh ke pusat suara.
" Upsss..." ucap Stieve sambil nyengir.
" Apa yang kau lakukan pada mobilku?" teriak David sembari mengejar Stieve yang berlari menghindar masuk ke dalam caffe.
" Mantan pacarmu yang menabrakmu! Dia mengira kau yang menyetir." Teriak Stieve yang langsung menghentikan David mengejarnya.
Mereka kemudian duduk di salah satu bangku caffe.
" Gadis itu yang melakukannya. Dia ingin menabrakmu hidup-hidup. Kalau dia tau kebenarannya, mungkin dia akan menusukmu dengan pisau." Kata Stieve menakuti.
" Segera bawa mobil itu ke bengkel!" kata David yang langsung melangkah pergi.
" Aku akan segera merebut apa yang seharusnya jadi milikku. Lebih baik kau bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk." Kata Stieve lantang.
David sempat berhenti beberapa saat lalu melanjutkan melangkah pergi.
Claudia mendadak datang ke caffe dan menghadang langkah David. Gadis itu menatap David dan Stieve yang sedang duduk.
" Bukankah kau hanya memiliki kakak? Lalu kenapa pria itu berkata kalau kau kakaknya? Siapa kau sebenarnya? Dan siapa pria itu? Apa benar kau jodoh masa kecilku?" ucap Claudia dengan serius.
David dan Stieve saling terdiam dan melotot menatap gadis itu.
----------------bersambung---------------------
Voment please guys..
Thanks udh nyempetin baca ya...
Happy ramadhan....
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Iam Falling In Love (Slow)
RomanceClaudia Antali tak terima ketika pacarnya, David Hernanto memutuskannya secara sepihak. Itu pun di saat hari peringatan jadian mereka ke 2 tahun. Caludia terus saja meneror David dan memintanya untuk berpacaran lagi. Tapi ia malah mendapatkan masala...