Claudia segera mengetuk kepala Stieve yang ada di depan wajahnya.
" Kau fikir aku sebodoh itu? Aku juga punya foto itu!" Teriak Claudia ketus." Bagus kalau gitu. Jadi aku ga jelasin panjang lebar lagi." Seru Stieve semangat sambil sesekali mengelus dahinya yang di pukul gadis itu.
" Kau bodoh! Foto ini tak menjelaskan apa pun. Ini hanya foto biasa. Kau memakai jas dan aku memakai baju princes. Kita tak pernah menikah. Itu hanya pertunangan." Kata Claudia melotot.
" Apa bedanya. Yang penting kau dan aku tak bisa terpisahkan. Hahaha." kata Stieve sambil tertawa lepas.
Claudia langsung menendang kaki Stieve.
" Auhhh..." teriak Stieve.
" Sialan kau! Ini kaki bukan bola!" bentak Stieve." Kau keluarlah dari kamarku dan pergi kekamar pembantu atau aku akan menendangmu lagi!" Ancam Claudia dengan tersenyum sengit.
" Aku tak akan pergi kemana pun!"
Wajah Claudia langsung mengerut. Kemarahannya seakan memuncak. Ia langsung menggeret tangan Stieve dan menyeretnya keluar dari kamarnya lalu ia menutup pintunya keras.
Risa yang dari tadi hanya memperhatikan dari depan kamar hanya bisa tertawa melihat Stieve.
" Cewek sialan!" umpat Stieve di depan pintu.
" Gitu juga tunanganmu!" sindir Risa sambil berjalan dan tertawa melintasi Stieve yang masih berdiri di depan pintu.
Stieve malah menggedor- gedor pintu kamar Claudia dengan keras. Ia bahkan tak mendengarkan ucapan Risa. Ia hanya terfokus pada kamar itu.
" Kau tau! Aku bisa saja mencabut semua fasilitas mewah yang keluargaku berikan buat keluargamu. Aku bisa mengambil semuanya! Aku hanya perlu menelfon David dan bilang jika aku menolak pertunangan itu. Tapi kau taukan resikonya apa? Aku akan menunggu 5 menit untuk keputusanmu." ancam Stieve dengan sedikit senyum jahat.
Claudia yang berdiri di balik pintu hanya terdiam sambil berfikir.
" Aku memang menginginkan pertunangan itu batal. Tapi keluargaku akan kembali miskin lagi. Oh...tidak. Aku tidak mau melihat penderitaan keluargaku." Fikir Claudia sambil ketakutan.Tak lama kemudian pintupun terbuka. Stieve langsung tersenyum senang melihat Claudia yang telah membuka kamar itu.
" Kau! Tidurlah dengan temanmu! Mulai sekarang, kamar dan rumah ini milikku!" ucap Stieve sambil mendorong pelan tubuh Claudia yang berdiri di ambanh pintu lalu Stieve masuk ke dalam dan menutup pintunya. Tak lama setelah itu, ia membuka pintunya lagi dan melempar keluar kamar koper milik Claudia lalu menutup pintu lagi.
Melihat hal itu membuat Claudia kesal dan makin marah.
" Aaaaaaa!" teriak Claudia histeris.Mendengar teriakan itu membuat Stieve tertawa terpingkal- pingkal di dalam kamar. Ia menari- nari riang seperti memenangkan sebuah perlombaan.
@@
Ruangan David di Caffenya.
David terlihat cemas duduk di mejanya. Sesekali ia menatap ponsel yang di letakkan di atas meja di hadapannya. Lalu ia mengambil ponsel itu dan mantap menelfon seseorang.
" Jangan biarkan dia menemukannya. Cegah dia dengan cara apa pun." ucapnya dengan seseorang di dalam telfon lalu menutupnya.
Kini wajahnya malah terlihat kacau. Ia melonggarkan sedikit dasinya dan membuka kancing atas di kemejanya.
" Dia tidak boleh menemukannya." ucapnya pelan sembari mengepalkan jemarinya.
@@
Malam hari di Swiss.
Pada akhirnya Claudia tidur seranjang dengan Risa. TerlihatbRisa sudah tertidur pulas namun Claudia masih membuka matanya lebar- lebar. Ia memutuskan turun dari ranjang itu dan duduk di soffa. Ia mulai membayangkan sesuatu di kamarnya yang digunakan Stieve.
Bayangan Claudia.
Stieve tidur di ranjang mewah bak princes itu. Ia mengacak- acak ranjang itu. Lalu ia berjalan menuju kamar mandi dan menggosok gigi namun pasta giginya belepotan ke lantai. Kamarnya tak terlihat indah lagi. Namun lebih terlihat suram dan berantakan.
Claudia terbangun dari lamunannya.
" Aaaaaa." teriaknya keras hingga Risa terbangun dan menatapnya." Mana maling! Mana maling!" Ucap Risa saking kagetnya.
" Tak ada maling." jawab Claudia enteng.
" Lalu kenapa kau berteriak?"
" Aku hanya takut cowok mesum itu mengorak- arik semua isi kamarku. Kau lihat penampilannya yang mirip premankan? Dia bukan orang baik-baik." ucap Claudia menakuti Risa.
" Jangan melihat dari covernya. Penampilan itu ga membuktikan orang itu baik atau tidak. Lagian dia itu anak orang kaya dan tunanganmu jugakan." Ucap Risa tanpa beban.
" Sudahlah...aku mau tidur lagi." sambungnya lalu kembali tidur.
" Aku belum selesai bercerita. Hei...Risa!" teriak Claudia.
Pagi hari.
Claudia melangkah menuju lemari pendingin dan mengambil segelas air putih. Lalu Stieve datang dan menyerobot air yang sedang di minum Claudia.
Mata Claudia melotot menatap Stieve yang dengan santainya meneguk air itu. Lalu Claudia menginjak kaki Stieve dengan keras hingga air yang tengah di teguk Stieve muncrat. Stieve menatap Claudia dengan kesal. Claudia hanya cengingisan sambil menjulurkan lidahnya lalu berjalan melewatinya. Stieve tak mau kalau, ia lantas menjegal langkah Claudia hingga Claudia terjatuh, namun naasnya Claudia menggeret tangan Stieve hingga ia ikut terjatuh dan tubuh Stieve hampir menjatuhi tubuh Claudia. Mata mereka bertemu dan saling tatap.
Ketika itu Risa datang dengan salah satu tetangga di sana yang berasal dari Indonesia. Mereka menyaksikan kejadian itu dan sama-sama terkejut.
" Apa-apaan kalian! Mau mesum di pagi hari!" teriak Risa sambil membantu Claudia berdiri.
Sementara itu Stieve berdiri sendiri dan membersihkan pakaiannya.
" Tante...kenalin. Mereka itu teman-temanku. Yang ini Claudia dan yang satu ini Stieve." kata Risa memperkenalkan.
" Salam kenal tante." sapa Claudia.
Sementara Stieve sibuk dengan pakaiannya yang sedikit basah tanpa memperhatikan tamu di depannya.
" Kau! Sapa dia!" bisik Claudia sambil menyenggol lengan Stieve.
" Selamat pagi. Saya Stieve." Sapa Stieve lalu mendongak melihat perempuan setengah baya di depannya itu.
" Anda?" ucap Stieve terkejut ketika melihat wanita itu.
Wanita itu juga terkejut menatap Stieve dengan seksama.
---------------------bersambung------------------
Sumpah...
Mohon vomennya ya.
Jangan cuma baca.
Ini bulan puasa lho...ga boleh nyuri. Apa lagi nyuri baca karya orang. HeheOkay. Happy reading..
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Iam Falling In Love (Slow)
RomansaClaudia Antali tak terima ketika pacarnya, David Hernanto memutuskannya secara sepihak. Itu pun di saat hari peringatan jadian mereka ke 2 tahun. Caludia terus saja meneror David dan memintanya untuk berpacaran lagi. Tapi ia malah mendapatkan masala...