Part 4

42 3 0
                                    

David terdiam menatap Claudia. Dahinya mulai berkerut seakan memirkan sesuatu.

" Sekarang aku tau kenapa kau memutuskanku secara sepihak. Itu karena kau telah membohongiku tentang adikmukan? Intinya kau telah berbohong padaku. Apa kau bisa jelaskan padaku? Aku merasa ada yabg aneh di antara kalian berdua." Ucap Claudia tegas.

" Akan ku jelaskan saat ulang tahun perusahaan besok. Semuanya tanpa kecuali." Kata David kemudian berjalan melewati Claudia dan masuk kedalam ruangannya.

" Hah... Jawaban macam apa itu." Claudia sedikit gonduk. Lalu ia melangkah mendekati meja Stieve dan duduk di dekat Stieve.

" Apa kalian benar-benar kakak dan adik? Sifatnya berubah arogan sekali setelah memutuskanku. Aku sama sekali tak mengenalinya." Claudia komat kamit sendiri sementara Stieve hanya menatap Claudia dengan sedikit tertawa meledek.

" Mungkin kau telah di tipunya..." celetuk Stieve yang seakan mengimidasi.

" Hah...bisa jadi. Aku melihat dirinya sekarang bukan dirinya. Apa aku harus menyadarkannya?" Kata Claudia yang salah tangkap.

" Bukan itu maksutku... Mungkin dia bukan jodoh masa kecilmu." Ucap Stieve sambil tertawa sedikit.

" Ah...itu mustahil."

" Apa kau benar-benar mengenalnya? Apa dia mirip dengan jodohmu di masa kecil? Itu yang harusnya kau pertanyakan." Stieve berusaha meyakinkan.

Claudia terdiam dan mulai berfikir.
" Bener juga yang di bilang pria ini." fikirnya.

" Oh, kau harus membayar 2 kali kencan denganku. Kencan pertama aku akan mengajakmu besok di ukang tahun Grup D.S. Aku akan menjemputmu. Ini kartu namaku. Telfon aku maka aku akan menjemputmu." Kata Stieve yang kemudian menyodorkan kartu namanya lalu melangkah pergi.
" Aku pergi dulu, nona Claudia." pamit Stieve sedikit menggoda gadis itu.

Claudia memandangi kartu nama itu. Ia membaca detail nama pemuda itu.
" Stieve? Aku merasa tak asing dengan nama itu." ucapnya lirih lalu ia menoleh memandang Stieve yang berjalan ke arah pintu keluar. Ketika itu ia melihat sebuah gantungan donald bebek merekat di saku belakangnya. Sepertinya terikat dengan dompet pemuda itu.

" Sepertinya aku mengenal gantungan itu..." ucap Claudia dalam hati.

@@

David duduk termenung di ruangannya di dalam caffe. Tatapannya kosong menatap foto dirinya dan Claudia di dalam bingkai di atas meja. Ia meraih foto itu perlahan lalu meletakkannya dalam laci mejanya. Kemudian ia pergi meninggalkan ruangannya dengan wajah tak karuan.

@@

Diam-diam Stieve datang ke makam ibunya. Ia meletakan seikat bunga mawar putih di atas pusaran itu.

" Ma, kenapa semua milikku menjadi miliknya? Kenapa mama harus mengangkatnya menjadi anak dan menjadikannya kakakku? Aku membencinya. Pria tua itu juga, aku membencinya." Isak Stieve di depan pusaran itu.

Setelah puas dengan tangisnya, Stieve pun melangkah pergi. Tak lama kemudian David datang ke pusaran itu. Ia bahkan sempat melihat Stieve yang melangkah pergi. Namun David memilih diam.

David meletakkan seikat bunga mawar putih di dekat mawar putih milik Stieve.

" Ma, Apakah ini akan tetap menjadi rahasia? Bagaimana aku bisa merahasiakannya? Sampai kapan aku bisa diam?" ucapnya sembari nenitihkan air mata.

@@

Claudia sengaja datang ke perusahaan grup D.S. Ia langsung mencari pria tua ayah dari jodoh masa kecilnya yang bernama Mahardika. Dengan mudah Claudia langsung di antar di ruangan pria tua itu oleh assitennya.

" Tunggu sebentar nona." Ucap assisten cantik itu sembari menyuruh Claudia duduk di soffa di dalam ruangan itu lalu ia segera pergi.

Tak lama kemudian pria tua itu masuk dan terkejut melihat Claudia yang telah duduk di soffanya.

" Tuan..." Sapa Claudia sembari berdiri dan membungkukkan sedikit kepalanya.

" Apa kau gadis itu? Claudia?" ucap Pria itu dengan kegirangan.

" Iya, Saya Claudia." Ucap Claudia dengan sedikit tersenyum.

" Duduklah...kita bicara dengan santai saja. Emmm...apa yang membuatmu datang kesini nak?" tanya Pria itu sedikit basa-basi, namun raut wajahnya sudah menjelaskan jika ia sudah tau.

" Saya yakin jika Anda sudah mengetahuinya... Siapa sebenarnya David dan siapa sebenarnya Stieve? Siapa jodoh masa kecilku?"

" Oh... Kau jauh- jauh ke sini hanya menanyakan itu?" kata Pria itu dengan santai.

" Tolong jelaskan padaku...kalau bukan David, kenapa kalung itu ada padanya?"

" Aku akan menjelaskannya besok sewaktu ulang tahun grup D.S. Sekarang, kau pulanglah dulu." Pria itu berkata santai lagi.

Mendengar itu membuat Claudia sedikit kecewa dan marah. Ia langsung beranjak dari ruangan itu. Ketika ia membuka pintu, ternyata David ada di depannya. Claudia memandang David dengan sedikit marah sementara David menatap Claudia dengan tatapan rindu. Mereka bertatapan hanya sejenak kemudian Claudia melangkah melewati David yang tak bergerak sedikit pun. Ketika Claudia telah pergi, barulah David menoleh namun gadis itu telah pergi. David pun kembali melangkah masuk ke ruangan pria itu atau ayahnya.

" Kenapa dia ke sini?" tanya David sembari menahan air matanya.

" Mencari kebenaran. Ia bertanya mengenai dirimu dan adikmu." jawab pria itu sembari menuangkan minuman di gelasnya lalu meneguknya perlahan.

" Besok semuanya akan berakhir. Gadis itu akan menjadi milik pemiliknya." sambung Pria itu kemudian meninggalkan ruangannya.

David bergegas berlari keluar dari ruangan itu.

@@

Stieve baru saja masuk ke dalam perusahaan itu. Ia melangkah dengan santainya dan tak memperhatikan jalan. Tanpa ia sadari, ia menabrak Claudia yang berjalan dari arah depannya. Tak sengaja gantungan donald bebek itu terjatuh di lantai. Claudia menatap gantungan itu dan memungutnya perlahan.

" Dari mana kau mendapatkan ini?" tanya Claudia curiga. Tak sengaja Claudia melihat unisial S.C di kaki donald bebek itu.

"Apa S untuk Stieve dan C untuk Claudia? Coba jelaskan padaku." sambung Claudia makin curiga.

" Apa kau benar-benar ingin tahu jawabannya? Ini jawabanku...." Stieve langsung menarik tubuh Claudia dan menempelkan bibirnya di bibir gadis itu.

Semua orang di perusahaan itu menatapnya termasuk David yang melihatnya dari lantai atas. Ia langsung terlemas. Air matanya sedikit nenetes.

Terlihat Claudia mendorong Stieve dan melotot menatap pria itu.

" Aku butuh jawaban bukan ciuman!" teriak Claudia kesal.

" Itu jawabanku. Aku adalah jodoh masa kecilmu. Stieve si donald bebek. Unisial itu, kau yang membuatnya. " ucap Stieve dengan menatap Claudia serius.

" Kalau dia jodohku berarti David membohongiku?" fikir Gadis itu.

----------------------bersambung------------------
Voment ya guys...
Please jgn jadi pencuri...habis follow terus unfollow.

Thanks udh baca cerita saya..
:-D :-D

Help Me, Iam Falling In Love (Slow)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang