Dua

1.7K 276 18
                                    

Sudah hari minggu saja lagi, hari yang ku tunggu.

Aku ingin berkunjung ke rumah nenek Yonjin. Kemarin malam setelah pulang sekolah, aku menyempatkan diri pergi ke toko kue untuk membelikan nenek kue.

Dengan tanganku yang membawa sekotak kue, senang hati aku memasuki halaman rumah nenek. Aku melihat sekitar depan rumah wanita tua itu, tapi ia tidak berada di bangku goyangnya seperti biasanya. 

Aku menuju pintu rumah nenek Yonjin. Tapi pintu kayu itu juga tertutup rapat.

"Nek," seraya mengetok pintu rumah nenek, namun nenek tidak menjawabnya.

Apa nenek sedang tidur?

"Nek, ini aku."

Gagang pintu kayu ini pun mulai bergerak, pintu mulai terbuka dikit demi sedikit.

Aku tak menyangka Nenek akan berubah menjadi seorang anak laki - laki, lebih tepatnya laki - laki karena badannya yang lebih tinggi dariku. Dengan kaos putih berlengan panjang yang besar serta celana tidurnya yang ia pakai, ia berdiri di hadapanku. 

Dia hanya menatapku bingung seraya menggaruk belakang kepalanya yang berambut coklat gelap itu. Sangat terlihat diwajahnya bahwa ia baru saja bangun dari tidurnya.

"Maaf, siapa ya?" Suara laki-laki itu terdengar rendah dan serak.  Tanpa menjawabnya aku hanya melirik ke belakang tubuhnya dan mencari sosok wanita tua yang mulai berambut putih itu.

"Maaf, siapa ya?" dia mengulangi pertannyaanya.

"Ah, maaf, Nenek Yonjin ada ti....., "
Tiba-tiba terdengar suara nenek dari ruang belakang "Siapa Nak?"

"Aku, nek." jawabku, berjalan melewati laki - laki yang berdiri membisu dihadapanku.

"Masuk, masuk...Pagi sekali sudah pergi kerumah nenek." dengan wajah yang bersinar ia tersenyum.

"Maaf Nek, Aku mengganggu ya? " Aku membuat wajah murung di depan nenek.

"Tentu saja tidak, ayo duduk dulu." tangan nenek membimbingku menuju sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. 

"Nek, Aku membawakan kue untuk nenek."seraya memberikan kotak kue yang terbungkus kantong plastik itu.

"Ya ampun, kamu ini. Terima kasih,nak. Nenek kedapur sebentar ya, mengambil piring." nenek meninggalkanku dan pergi ke dapur.

Aku duduk di sofa panjang ini, memperhatikan sekitar ruang tamu. Tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Foto - foto berbingkai kayu tersusun rapi di tembok dengan cat yang sudah mulai menguning. Vas bunga yang terisi bunga plastik  di meja sepertinya juga sudah sudah berdebu dan lama tak diganti oleh nenek.

Aku tiba-tiba teringat sosok laki-laki yang tadi membukakan pintu rumah nenek untukku. Aku melihat kanan dan kiriku namun laki laki itu tidak berada di ruang tamu, mungkin dia sedang di teras rumah. Aku berdiri dari sofa tua yang mulai usang, berjalan menuju pintu untuk mencarinya. 

Aku berdiri di pinggir pintu dan melihatnya sedang duduk membelakangiku, bersila di lantai teras yang dingin. Memandang ke halaman rumah nenek yang dipenuhi bunga dan pepohonan, dapat melihat sedikit tangannya sedang bermain-main dengan ranting pohon yang entah di dapatnya dari mana.

"Dia cucu nenek, nak," suara nenek mengagetkanku ''Sudah dua hari dia tinggal disini."

Arah mataku dan nenek mengarah pada pria yang sedang duduk itu.

"Aku pikir cucu nenek seorang anak kecil." 

Seakan tahu bahwa dirinya sedang dibicarakan, ia menoleh ke arah dimana aku dan nenek berada. Perlahan ia berdiri dan membuang batang kayu kecil yang  ia pegang ke halaman, kemudian berjalan menuju kami.

"Taehyung, kenalkan gadis ini,  tetangga nenek. Rumahnya tepat sekali di sebelah." Nenek menunjuk rumah ku yang memang benar berada di sebelah rumah nenek. 

Ia mengembangkan senyumnya dengan lebar, menarik sudut bibirnya ke atas.

"Jadi dia ya,nek, yang menyalakan musik keras-keras." kata pria yang sedang berdiri di hadapanku itu.

Aku mengernyit dan membuka mulutku, memandang wajahnya dan wajah nenek secara bergantian.. 

Apa iya aku mendengarkan musik sampai terdengar kesini?

"Sudah, wajahnya biasa saja. Tak usah kaget seperti itu." dengan senyumnya yang lebar  sosoknya berjalan melewatiku.

Nenek yang berdiri di sampingku hanya tertawa kecil.

Lalu aku, nenek, dan dia duduk bersama memakan kue yang aku beli.

Dari sini aku mulai mengenalnya. Laki-laki yang ceria dan menyenangkan. Ya, itulah kesan pertama yang kulihat darinya.

-----------

Maaf klo ada yg salah/typo..
Kalo ada salah komen aja, jadi aku bisa belajar lagi ^^
Semoga aja ini ff ga jelek-jelek bgt.
*Pengen ngepublish jam 2 ketiduran 😥

-Derpina xx

Dia || k.t.hWhere stories live. Discover now