Malam itu berakhir dengan Taehyung yang mengantarku pulang kerumah.
Pria berambut coklat itu tidak mengatakan apapun, kecuali 'terima kasih' saat aku masuk ke dalam rumah.
💜
💜Dua hari ini, dia tidak nampak menemani nenek di sampinya. Nenek duduk seorang diri.
Malam hari, aku melihat keluar jendela kamarku untuk melihat Taehyung, tapi tidak terlihat Taehyung dimanapun.
Kemana Taehyung yang setiap malam selalu duduk terdiam dengan rokoknya ?
Apa yang terjadi?
Senyumnya, tangisnya, luka yang tergores ditangannya mengusik pikiranku.
Tapi, apa dia menghindariku?
Aku telah melihat dia menangis, melihat betapa terlukanya dia. Pasti dia malu untuk bertemu denganku.
Minggu pagi aku berjalan mondar-mandir di depan pagar besi rumah nenek. Nenek belum terlihat duduk di bangku teras rumahnya.
Haruskah aku masuk?
Aku mengambil handphone disaku celana denimku.
05:30 am
Apa ini terlalu pagi?
Bodoh, tentu saja ini masih terlalu pagi.
Aku melihat ke atas, langit masih terlihat biru gelap, udara juga masih sangat dingin.Dengan ragu - ragu berjalan kembali menuju rumah.
Ah, tidak. Aku bisa mati penasaran.
Aku berbalik arah kerumah nenek lagi.
Membuka pagar rumah nenek perlahan atau pagar itu akan menimbulkan suara berisik.
Berjalan mendekati pintu saja aku masih ragu.
Tiba-tiba pintu kayu rumah nenek terbuka. Memperlihatkan nenek dengan baju bermotif bunganya berdiri dengan senyum diwajahnya.
"Hei, manis," nenek menyapaku.
Aku berjalan mendekati nenek."Kau datang? Kau sendiri dirumah?" Aku berdiri di depan nenek yang sudah memegang lenganku.
"Tidak... Hmmm.." Aku bingung harus menjawab apa.
Hari ini aku bingung terus. Membingungkan.Nenek menarikku duduk disofa.
"Ah, sebentar." Nenek pergi meninggalkanku berjalan terburu-buru menuju dapur.
Aku melihat kesekeliling, pintu kamar Taehyung tertutup.
Apa dia belum bangun?
"Maaf ya, nak. Nenek sedang memasak bubur untuk Taehyung," nenek kembali mendekatiku dengan sendok ditangannya.
"Taehyung sedang sakit." raut wajah nenek berubah menjadi
sedih.Tanpa kusadari aku sudah berdiri dan berjalan melewati nenek yang sekarang sedang kaget melihat reaksiku.
Aku menghampiri kamarnya dengan pintu yang masih tertutup rapat.
Aku membuka pintu kayu itu, yang model pintunya sama dengan pintu depan rumah nenek.
Kamarnya terlihat rapih tidak seperti hari lalu yang sangat berantakan.
Dia sedang tidur.
Taehyung sedang tertidur dikasur berlapis kain bermotif floral. Selimut tebal menutup seluruh tubuh jangkkungnya.Aku berjalan mendekati dia.
Dia terlihat pucat, dan berkeringat.
Jujur, aku sangat khawatir.
Aku duduk di pinggir kasurnya. Memandang wajahnya yang sedang tertidur.
Nenek yang aku sadari terlihat semakin tua dan renta masuk ke dalam kamar Taehyung dengan sebuah mangkuk bubur ditangannya. Aku bisa melihat uap panas yang keluat dari mangkuk bubur itu. Dengan kakinya yang mulai merapuh nenek berjalan mendekatiku. Aku berdiri dari kasur Taehyung untuk membiarkan nenek duduk didekat pria itu.
Aku mengambil kursi kecil yang ada dikamarnya dan duduk tidak jauh dari Nenek dan Taehyung.
Nenek mengelus rambut coklat Taehyung.
"Taehyung," suara pelan nenek berusaha membangunkannya."Taehyung, sarapan, nak."
Taehyung yang sedari tadi tertidur pulas mulai membuka matanya perlahan.
Matanya terlihat merah dan lesu.Aku hanya melihatnya tanpa bersuara apapun.
"Apa kau masih merasa pusing?" Nenek meletakan tangannya di kening taehyung.
Taehyung mengangguk pelan tanpa tenaga.
Pria itu belum menyadari keberadaanku didekatnya. Ia melihat nenek yang sedang memegang mangkuk bubur dengan mata berbinar.
Taehyung dengan wajah pucatnya berusaha bangun, tapi nenek membantu memegang pundaknya. Perlahan ia duduk, nenek memberi sandaran bantal dibelakang punggung pria itu.
Aku berdeham pelan.
Taehyung dengan rambutnya yang berantakan menoleh kearahku.
Dia terdiam melihatku, aku tersenyum kecil padanya.
Dia membalas senyumku dengan senyuman manisnya.
Tiba-tiba nenek berdiri dari duduknya.
"Ah, sepertinya nenek belum mematikan kompor." Nenek berjalan kearahku dan menyerahkan mangkuk bubur itu padaku.
"Tolong ya," nenek tersenyum meninggalkan aku dan Taehyung.
Aku berjalan dan duduk dipinggir kasur sambil mengaduk-aduk mangkuk bubur yang masih panas.
"Kau ini!" Ucapku kesal.Taehyung terlihat kaget dengan kalimatku yang tiba-tiba.
"Kau tahu? Aku pikir kau sudah pulang tetapi ternyata kau sakit. Kau membuatku khawatir." Aku mengangkat sendok yang sudah terisi bubur dan mengarahkan pada mulutnya. Dia memakan bubur itu seketika.
"He he..." Dia terkekeh canggung.
"Ah, anak ini." Kataku padanya.
"Aku lebih tua ya, anak ini anak ini." Bibirnya berubah maju kedepan.
"Aku tidak akan pergi kemana-mana, terima kasih sudah mengkhawatirkanku." Pria berambut coklat gelap itu mengacak-acak rambutku dengan tangannya.
"Aduh..." Ringisku merapihkan kembali rambutku.
"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan tetapi jangan tidur malam-malam, apalagi berdiam diluar rumah. Diluar sangat dingin."Bibirnya berubah menjadi sebuah garis senyuman.
Tersenyumlah.
Kau tak sendiri, apapun yang terjadi, aku dan nenek akan selalu disisimu.-----
Bagaimana???Kalau ada tanda baca, penulisan yang salah dan kalimat yang rancu, tolong komen aja ya 😭😭
Jadi aku bisa belajar kedepannya.Doakan aku supaya dikasih ide oleh tuhan 😭 buat lanjut ini ff
Mohon kritik dan sarannya.
-derpina xx