"Ah, banyak sekali hal yang harus ku hafal." Aku menggaruk kepalaku frustasi.Menyerah.
Aku meletakan kepalaku di atas meja belajar kayuku. Mataku tertutup perlahan.
Baru saja akan memasuki dunia mimpi suara bel berbunyi.
"Siapa yang datang? Jam segini?"
Aku berdiri, berjalan keluar kamar.
"Ayah bilang tidak akan pulang hari ini."
Bel berbunyi lagi. Aku berlari kecil menuju pintu, sesampainya didepan pintu aku melihat kejendela, menggeser gorden renda yang menutupi jendela untuk mengintip.
Taehyung?
Apa yang dia lakukan di depan rumahku pukul segini?
Aku melirik jam yang berada di dinding. Jam setengah dua pagi. Gila.Aku memutar kunci pintu untuk membukanya.
Membuka pintu, aku dapati dia dengan senyum kotak lebarnya berdiri didepanku.
"Hi.." dia masih tersenyum.
"Ada apa?" tanyaku heran.Dia menggaruk belakang kepalanya lagi.
Udara di luar sangat dingin, aku pun memintanya masuk ke dalam rumah.
Jika dia bukan cucu Nenek Yonjin mungkin aku tidak akan membiarkan laki-laki itu masuk ke dalam rumahku.
Dia berjalan menuju sofa rumahku, dengan canggung ia duduk. Melihat sekeliling ruang tamu.
"Wah, bagus ya." Nada suaranya seperti orang yang sangat terpesona sekali.
Padahal, rumahku tidak besar dan indah. Pria ini hanya berbasa-basi.
"Okey, ada apa?"
Dia melihatku diam.
"Hmmm...maaf mengganggumu."
Aku mengangguk "Sudah kumaafkan."
"Anggap saja ini balas budi. Ok?" Dia membentuk jari tangannya seperti OK.
"He'eh. Apa yang kau inginkan?" Aku menatapnya dan berjalan mendekat.
Wajahnya memelas lalu berkata dengab ragu-ragu "Boleh aku meminjam telephone rumahmu atau handphonemu?"
"Untuk apa?" Tanyaku curiga.
"Untuk menelepon. Boleh? Sebentar saja." Tangannya memohon padaku.
"Memangnya kau tidak punya handphone?" Nada bertanyaku sedikit ketus.Dia terdiam.
Bayangkan saja, seorang pria datang saat pagi buta ke rumahmu dan meminta tolong. Entah bisa saja dia berbuat sesuatu, seperti membunuhku? Atau berbuat hal jahat lainnya. Aku juga sudah pernah melihat dia membawa pisau, dan dia menyimpan silet dibawah bantalnya.
"Kau tidak membawa pisau kan?" Aku menjauh.
"Untuk apa?" Alisnya naik melihatku.
"Aku kesini hanya ingin meminjam telephone." Ekspresi wajahnya berubah murung kemudian pandangannya jatuh pada lantai krem rumahku.Aku tidak tega melihat dia begitu murung.
"Baiklah " dia tersenyum girang saat aku setuju meminjamkan handphone ku.Aku masuk ke dalam kamarku dan mengambil handphoneku yang sedari tadi tergeletak di atas meja belajar.
Saat kembali keruang tamu, dia langsung saja berdiri menghampiriku dengan semangat.
"Ini " aku memberikan handphoneku padanya.
"Aaaa, terima kasih, terima kasih.'' Matanya bersinar gembira.
Lelaki dengan sweater yang longgar dibadannya itu mengeluarkan secarik kertas dari saku celananya.
Taehyung mengetikan nomer dikertas itu dengan semangat. Sebelum ia menekat warna hijau itu, ia melihatku.
Aku mengerti, dia ingin sendiri.
"Aku akan mengambilkanmu minum."
Laki-laki itu menganggukan kepala, aku pun pergi meninggalkannya menuju dapur.Mengapa dia tidak mempunyai handphone?
Siapa yang dia hubungi?Pertanyaan itu terniang-niang saat aku mengisi gelas bening ditanganku dengan air.
Aku berjalan menghampirinya. Dia berdiri membelakangiku, tidak sadar bahwa aku ada dibelakangnya. Dia menelepon dengan suara yang sangat pelan namun aku masih dapat mendengarnya.
"...aku tidak tahu, aku baik-baik saja..."
Aku mendengarkannya.
"...aku tidak memegang uang sama sekali. Bagaimana aku bisa pergi."
"Ayah mengancamku dengan keuangan nenek jika aku memberontak."
"Disini tidak buruk...aku tenang disini, aku merindukan kalian... sangat..."
Nada bicaranya bergetar, seperti ingin menangis. Aku masih terdiam dibelakangnya.
"... iya, aku akan hubungi lain kali lagi."
Tubuhnya berbalik tiba-tiba, melihatku yang berdiri dibelakangnya. Matanya terlihat sendu tetapi dia tersenyum menatapku.
Ada sedikit rasa sesal karena aku menguping pembicaraannya. Aku tidak tahu, aku sedikit merasa iba meskipun aku tidak mengerti apa yang terjadi pada Taehyung.
Dia mengembalikan handphone ku dengan mengucapkan kata terima kasih.
Dia pergi keluar meninggalkanku dengan segelas air yang belum sempat ku berikan padanya ditangan kananku dan handphoneku ditangan kiri.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Maaf dia sudah lama tak update.
Maaf chap ini juga biasa sekali :(.Mohon kritik dan sarannya.
Jika ada kesalahan eyd mohon beri tahu aku ^^~-Derpina