" Kiiiiim."
" Ngapain sih tu anak pake teriak-teriak segala, " Kim hanya bisa menarik nafas panjang
" Sebelum ke kelas kita ke kantin dulu yuk, gue belom sarapan nih, " tanpa menunggu persetujuan Kim, Rima langsung saja menarik tangan Kim
" Stop, PR Bahasa Indonesia punya gue belom selesai semua " Kim menghentikan langkah dan melepaskan tangannya.
" Ya udah deh," Rima membuka resleting tasnya, lalu mengeluarkan sebuah buku bersampul warna pink. " Liat aja nih punya Gue,"
" Thank You, beb." Kim segera mengambil buku tersebut. " Gue langsung ke kelas ya, dah," Kim berbalik badan dan menambahkan tangannya dan segera bergegas meninggalkan Rima.
" Dah sayang." Rima berteriak hingga suaranya terdengar keras walaupun dari kejauhan. Kim yakin jika ada orang yang mendengar bisa salah paham mendengar kata " sayang ".
Kim berjalan memasuki gerbang sekolah. Terlihat berbagai macam bunga yang ditanam di kanan kiri jalan. Kim sangat suka memandangi bunga anggrek putih untuk beberapa saat.
Sesaat Kim melihat seseorang yang tersenyum dan ia sedang berjalan ke arahnya, tapi dia tidak mengenalinya. Saat mereka berpapasan Kim terus saja berjalan tanpa memperdulikan orang tersebut.
" Hai, kamu Kim, kan? " tanya orang tersebut.
" Hmmm, lo kenal gue? " kebingungan jelas terlihat di wajah Kim.
" Masa' lupa, baru kemaren lho kita kenalan."
"....."
" Aku Ray, kemaren kita ketemu di pantai, di Pulau Tangkil lebih tepatnya."
" Oh, terus ada apa? " Tanpa sadar Kim memutar bola matanya.
" Wow, kamu to the point banget ya." senyum yang lebar tercetak jelas di wajah Ray. " Oke gini, Aku kan baru disini, Aku mau ke ruang kepala sekolah, bisa kamu tunjukkan jalannya? "
" Lo tinggal jalan lurus, terus ada belokan, jalan lagi, nanti ketemu beberapa ruangan kelas, dua atau tiga, cari aja yang ada tulisan Kepala Sekolah." Kim mencoba menjelaskannya, tetapi yang terlihat malah beberapa kerutan di dahi Ray. " Oke, kayaknya lo ga ngerti, ikutin gue aja."
Tanpa persetujuan Ray, Kim segera berjalan cepat di depannya. Para siswa terlihat sangat ingin tahu siapa orang yang berjalan cukup dekat di belakang Kim. Wajah asing yang tampan dengan cepat menjadi pusat perhatian. Tidak sedikit yang memandang heran pada Kim dan itu membuat Kim semakin mempercepat langkahnya.
" Nah, itu ruangan kepsek." tunjuk Kim lalu berbalik pergi meninggalkan Ray. Saat Ray hendak mengucapkan sesuatu dan menoleh, tetapi dia melihat Kim sudah berjalan jauh.
" Thanks." Ray mengucapkannya pelan sambil tersenyum ringan.
*×*
Sepulang sekolah seperti biasa Kim harus berjalan kurang lebih 100 meter menuju jalanan besar yang dilewati angkot. Hari ini Kim pulang sendirian karena Rima ada ekskul dan akan pulang pada sore harinya.
Sebuah motor yang berhenti tepat di samping Kim sehingga Kim pun menghentikan langkahnya." Kim, kamu pulang kemana? " Ray mengangkat sedikit penutup helmnya lalu memperlihatkan senyum menawannya yang sayangnya tidak menpan bagi Kim. " Aku anterin yok."
" Gue bisa pulang sendiri, makasih." Jawab Kim singkat lalu kembali melanjutkan jalannya yang sempat terhenti.
" Ayolah, Aku anterin sampe rumah dengan selamat deh." Ray melajukan motornya perlahan untuk menyesuaikan dengan langkah kaki Kim.
" Ga usah." Kim tetap menolaknya. " Gue bisa naek angkot di depan sana, nanti juga bakalan nyampe dengan selamat."
" Oh, come on. Okelah sampe depan jalan aja, please jangan di tolak, anggap aja sebagai ucapan terima kasih karena tadi pagi udah nganterin ke ruang kepsek " Ray terus berupaya mengajak Kim. Sepertinya Ray mempunyai kegigihan kuat.
" Oke, sampe depan jalan, " Kim pun beranjak naik ke atas motor lalu Ray pun melajukan motornya kembali. Setibanya di jalan besar tidak ada tanda-tanda Ray akan menghentikan motornya.
" Ray, gue turun disini aja. Tuh disana ada angkot berenti," Kim berbicara sambil menepuk pundak Ray.
" Ga usah turun, Aku anterin langsung sampe rumah. Tunjukin aja dimana rumahnya, "
Beberapa saat kemudian
" Ray, berenti disini aja." Kim kembali menepuk pundak Ray dan motor pun berhenti, lalu Kim segera turun. " Makasih ya. "
" Oke, see you. " Ray menghidupkan kembali motornya dan berlalu pergi. Setelah motor Ray sudah tidak terlihat Kim mengangkat tangan untuk menghentikan angkot yang lewat.
*_~

KAMU SEDANG MEMBACA
Takkan Selamanya
Roman d'amourDia. Seseorang yang sangat ingin ku temui. Aku merindukannya. Sangat. Tapi segalanya telah berubah. Dia. Aku tak bisa mengenalinya, bahkan dia telah melupakanku.