Part 4

8 1 0
                                    

*_*

_Kim_

    " Kim, Ray koq ga masuk ya? "

    " Mana gue tau, gue kan bukan enaknya. "

    " Yaah, ga bisa liat yang seger-seger deh hari ini " Rima terlihat cemberut, manja melihat bangku kosong yang kemarin di tempati Ray. 

    " Lo udah sarapan pagi belom? "  Kim mencoba mengalihkan pembicaraan tentang Ray yang menurutnya tidak terlalu penting 

    " Belom" 

    " Yuk ke kantin, gue pengen makan bakso pedes, lo mo makan apa? "  

    " Makanan apa aja yang penting kenyang " ekspresi wajah Rima seketika berubah ketika mendengar kata "makanan ". Ajaib 

                                     *_*

_Ray_

    Hari yang benar-benar sial. Sebenarnya tadi pagi aku berniat untuk pergi sekolah bersama dengan Kim. Tidak biasanya aku bangun tidur pukul lima subuh. Walaupun mataku masih mengantuk, aku tetap bersiap-siap berangkat sekolah lebih cepat.

    Aku menunggunya di depan rumah tempat aku meninggalkannya kemarin. Sudah cukup lama waktu berlalu dan menunggu itu bukan sesuatu yang menyenangkan, sangat membosankan. Mataku selalu terfokus pada gerbang putih di depanku, tetapi aku tidak juga melihatnya keluar dari rumah itu. Aku mengangkat pergelangan tanganku lalu membalikkannya. Jam tanganku memperlihatkan jarum panjang di angka sebelas dan jarum pendek di angka tujuh. 

    Oh my god, Udah telat banget ini. Segera saja ku hampiri rumah itu lalu memencet belnya. Seorang wanita paruh baya yang membuka gerbang dan dia mengatakan tidak ada penghuni rumah yang bernama Kim. Aku yakin tidak salah rumah. Aku menurunkan Kim disini. " Damn." 

    Segera kupacu sepeda motor secepat mungkin menuju sekolah. Semoga saja tidak ada razia polisi atau semacamnya. Tetapi ternyata gerbang sekolah sudah  tertutup rapat. Tentu saja, sekarang sudah jam delapan lewat. Dobel sial. 

    Hari kedua di sekolah yang baru dan aku sudah membolos. Jika Oma mengetahui hal ini, haduh bisa gawat. Aku tidak mungkin pulang ke rumah atau pergi ke suatu tempat hiburan, sekarang masih jam sekolah. 

    Aku mengendarkan pandangan mencari tempat untuk "bersembunyi". Akhirnya aku melihat tidak jauh dari sekolah ada sebuah warung makan sederhana. Aku akan menunggunya disana. 


                             *_*

     Kim kembali pulang sendirian hari ini. Rima selalu saja sibuk dengan ekskulnya dan Kim tidak bisa menunggunya sampai sore, ia harus pulang ke rumah secepatnya. Ketika Kim melangkahkan kaki keluar dari gerbang sekolah, ada seseorang yang menarik tangannya dan membawanya keluar dari kerumunan siswa yang hendak pulang juga. Kim tidak bisa melihat siapa pemilik tangan yang menariknya. Dia mencoba menarik tangannya dari genggaman tangan orang tersebut. Percobaan pertama gagal, percobaan kedua juga gagal, pada percobaan ketiga pegangan tangan tersebut malah semakin kuat menariknya. 

     " Reseh banget ni orang. " gerutu Kim dalam hati. Tubuh Kim sedikit menabrak siswa lain di kanan dan kirinya, bahkan jalannya pun menjadi oleng.

     " Santai dong mbak. " teriak salah satu orang yang tertabrak Kim. 

     " Sorry. " hanya itu yang bisa diucapkan Kim, dia sedang berkonsentrasi agar langkahnya stabil dan tidak menabrak orang lagi. Andai saja orang itu tahu bahwa Kim adalah korban penarikan orang yang tidak dia tahu. 

     " Siapa sih orang ini? "




                                       *****

Takkan SelamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang