Chapter 3 | FIRST STEP

50 4 0
                                    



Ketiga perempuan itu merasa geram, karena Ami sama sekali tidak menampakkan bahwa dia marah ataupun kesal. Angel, Lina, Ameralda yang sering disebut Trio Pembawa Masalah. Mereka adalah senior dari jurusan Sastra yang kelakuannya suka mem-bully mahasiswa baru. Mereka selalu bisa lepas jika terkena masalah, dikarenakan Orang Tua mereka yang sangat kaya raya. Target bully mereka selalu wanita, namun wanita yang menjadi topik pembicaraan di kampus.

Berbeda dengan Ami yang hampir 'Invisible' di kampus, dan yang baru baru ini 'Visible' di mata mahasiswa lain karena Trio Pembawa Masalah itu. Masih menjadi misteri mengapa Ami yang diam dan sangat Anti Sosial itu dapat menjadi target Trio itu.

Ameralda, dia sering disebut sebagai 'Ratu Kecantikan', bukan hanya kaya dan sangat cantik namun dia juga memiliki bisnis Kecantikan yang lumayan besar, bahkan banyak cabangnya yang telah tersebar di seluruh Indonesia. Satu hal yang sangat ciri khas pada diri Ameralda, dia sangat angkuh dan dingin.

"Apa kau bercanda?" Tanya Ameralda tiba-tiba sambil mendekatkan wajahnya kearah Ami.

"Eh?" Jawab Ami kebingungan.

"Aku bertanya, apa kau bercanda? Mengapa kau berperilaku seperti orang mati ? Apa kau seorang zombie yang mati rasa? Apa yang salah dengan otak mu itu Ami? Apakah orang tuamu yang mengajarkanmu untuk menjadi orang mat-"

*PLAK*

Suara tamparan yang terdengar hingga seluruh kantin membuat semua pandangan menuju kearah Ami dan Ameralda. Wajah Ami sedikit memerah namun ekspresinya tetap sama, sedangkan Ameralda yang sedikit shock karena menerima tamparan langsung dari Ami. Seluruh mahasiswa yang melihat kejadian itu diam membeku.

"Eh? Ah maaf Ameralda, Aku tidak sengaja." Ucap Ami sambil menundukkan kepalanya.

Ameralda terdiam, dan beberapa detik kemudian ia pergi meninggalkan kantin.

"Ehh?? Ameralda tunggu kita~" Teriak Lina dan Angel yang kemudian berlari mengikuti Ameralda.

"E-eh, Ami kamu tidak apa apa?" Tanya Meila mencairkan suasana.

"Hm?? Apanya?" Balas Ami dengan wajah datarnya.

Meila hanya menggeleng dan membiarkan pertanyaan nya tak terjawab, sedangkan Ami tidak sadar bahwa ada satu orang diantara mahasiswa yang selalu memperhatikannya dari jauh. Seorang lelaki yang dianggap sebagai 'Mayat' oleh Ami.


[Pukul 14:10, Perpustakaan]


Setelah insiden di kantin, Ami dan Meila kembali ke kelas mereka masing-masing. Saat Pukul 1 siang, Meila mengirim pesan ke Ami,

'Ami~, maaf ya aku harus pulang dulu karena di rumah ada nenek datang dari Jakarta. Jadi ,Ami pulang sendiri yah. Maaf, kapan-kapan aku traktir deh. -Meila- '

Kemudian Ami meletakkan handphone nya di dalam tas, Ami berpikir..

"Gangguan telah hilang, akhirnya bisa ke perpustakaan."

Saat di perpustakaan, Ami selalu membaca buku yang berada di belakang karena buku yang diletakkan di paling ujung belakang adalah buku tentang Galaxy, Sejarah Romawi, Egypt, dll. Walaupun Ami suka membaca buku, dia tidak pernah terlihat memiliki prestasi yang memuaskan. Bisa dibilang bahwa Ami hanyalah 'Mahasiswa Biasa'.

'Hari ini lebih baik membaca di perpustakaan saja' Pikir Ami sambil membaca buku tentang Dewa di Roman.

Ami memilih tempat duduk di dekat jendela, dan saat Ami mulai membaca buku ia tidak ingin diganggu oleh siapapun namun dia tidak pernah meninggalkan shalatnya. Waktu menunjukkan pukul 14:45 dan Adzan mulai berkumandang, Ami berhenti membaca dan mengembalikan buku itu ketempatnya. Kemudian Ami berjalan keluar perpustakaan untuk pergi ke Masjid di kampusnya.


'Nanti malam nonton anime apa yah?' pikir Ami di tengah perjalanannya menuju Masjid.

Setelah Ami selesai melaksanakan raka'at ke-4 dan mengakhirinya dengan salam, Ami berdo'a kepada Tuhan YME,

'Ya Allah, semoga orang tuaku sehat selalu dan berikan kebahagiaan kepada mereka Ya Allah. Amin.'

Ami bergegas merapikan mukenahnya agar ia bisa menyelesaikan bacaannya hari ini juga. Ami berlari kecil kembali ke perpustakaan yang letaknya tidak jauh dari Masjid. Saat Ami memasuki perpustakaan, dia berjalan secara perlahan menuju ke rak buku di bagian belakang. Saat Ami sedang mencari buku yang ia baca tadi, alhasil Ami tidak menemukannya dimanapun. Ami berjalan ke meja penjaga perpustakaan dan bertanya,

"Permisi, Buku 'Gods of Roman' dimana ya?" Tanya Ami dengan sopannya.

"Ah, maaf tapi buku itu telah dipinjam oleh seseorang" Jawab petugas perpustakaan.

"Dipinjam oleh siapa?" Tanya Ami lagi.

"Sebentar, saya cek dulu ya." Jawab petugas tersebut sembari membuka buku data peminjam.

"Nama peminjamnya adalah Leo, dari jurusan sastra Jepang." Jawab petugas tersebut.

Ami tidak mengenal siapapun di kampusnya kecuali Meila, kemudian Ami berterima kasih kepada petugas tersebut dan melangkah keluar perpustakaan.

'Mungkin aku harus bertanya kepada Meila nanti malam.' Pikir Ami sembari berjalan keluar kampus.



[Pukul 21:15, Rumah Meila]


Pukul 20.00 Meila menelfon Ami dan berkata,

'Ami, ke rumah sekarang! Penting.'

Dan kemudian sambungan terputus. Ami bertanya-tanya dalam hati,

"Ada apa memangnya? Ah, aku ingin menonton anime malam ini." Ami berpikir sebaiknya ia tidak pergi, namun ini pertama kalinya Meila memakai nada panik seperti itu. Tanpa pikir panjang Ami mengganti piyamanya dengan baju casual, kemudian Ami pergi ke rumah Ami dengan Taxi.

Saat sampai di kamarnya, Meila langsung menarik lengan Ami dan berkata,

"Apa hubunganmu dengan Leo? Senior di jurusan sastra?" Tanya Meila dengan tatapan tidak sabar.

Ami berpikir ulang, 'Leo?' Ami tidak mengenalnya, namun entah mengapa malam ini akan menjadi malam yang panjang.







------------------------------------------------------------------------------------------

Yah, akhirnya chapter 3 telah selesai v:

Tunggu lanjutan chapter 4 nya v:



To Be Continued...... -A-

Understand MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang