Chapter - 2 | DIED

57 6 1
                                    


Pernahkah kalian membayangkan jika peristiwa yang dialami Ami terjadi kepada kalian? Lalu, apa yang akan kalian lakukan? Berteriak? Lari? Cuek? Aku yakin pasti kalian akan Berteriak dan kemudan berlari menjauh. Tapi apa kau percaya bahwa respon Ami yang 'Biasa Saja' saat itu yang akan merubah seluruh pandangan hidupnya.


---------------------------------------------------------------------------------------


Pagi itu matahari belum terlihat keluar sepenuhnya, Namun cahayanya tampak samar samar melewati gedung gedung kampus yang menjulang tinggi. Sebagian cahaya matahari itu sampai ke muka wajah seorang lelaki yang Ami anggap adalah mayat. Mata lelaki itu tampak lelah namun terlihat dingin, dan sekarang mata itu melihat ke dalam mata Ami. Ami merasa pandangannya dapat melihat Ami yang 'Sebenarnya', namun entah mengapa Ami tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Kau, berapa lama kau tinggal di dalam sana?" Ucap lelaki itu tiba-tiba.

Ami terkejut, mengapa kalimat pertama yang ia ucapkan adalah itu? Ami berpikir namun tak mendapatkan jawabannya. Dan Ami sedikit merasa sebal dengan lelaki ini, mengapa ia berpura-pura menjadi mayat? Ami pun angkat bicara,

"Orang aneh." Ucap Ami dengan santainya sambil terus memandang mata dingin lelaki itu.

Lelaki itu tersenyum dan kemudian berdiri, kemudian ia menoleh ke arah Ami yang masih berjongkok.

"Iya memang aku orang aneh, namun masih lebih baik daripada berpura pura menjadi hidup namun sebenarnya 'Kau' yang asli telah mati" Ucap lelaki itu dengan senyum asamnya.

Ami terdiam dan lelaki itu berjalan menjauh, Ami berpikir 'Orang itu.... gila'


[Pukul 9:00 Pagi, Kelas]


"Ami~" Terdengar suara seorang perempuan dari arah pintu kelas.

"Ayo ke kantin Ami~" Ajak Meila seraya menarik lengan Ami.

"..." Ami hanya terdiam saat Meila menarik lengannya.

Meila Putri Firza, perempuan yang kaya raya namun memiliki sifat yang sederhana, perempuan yang baik dan ramah, dia pun sangat cantik. Meila, teman dari Alse yang terkadang suka main bersama Ami. Ami hanya berpikir, 'Dia selalu saja datang saat aku ingin ke perpustakaan, unfortunate'

"Ami, aku punya Hot News loh. Mau tau??" Ucap Meila di tengah perjalanan.

"Aku tak tertarik." Balas Ami tanpa pikir panjang.

Meila tertawa dan kemudian tersenyum, "Iya, aku tahu kalau Ami pasti menjawab seperti itu. Ami itu lucu namun susah untuk menebak cara berpikirmu."


[Pukul 9:45, Kantin]


Meila menyuruh Ami untuk mencarikan tempat duduk untuk mereka, sedangkan Meila akan menunggu pesanan mereka. Ami hanya mengangguk dan pergi kearah meja yang kosong, saat Ami memilih meja di sebelah jendela besar pandangan Ami terpaku pada sosok lelaki yang duduk bersama 3 orang lelaki dan 4 orang wanita disebelah Ami. Ami terdiam dan berpikir,

'Hmm, wajahnya seperti mayat tadi pagi.'

Lelaki itupun melihat Ami yang terdiam di sebelahnya, dia berhenti melakukan aktivitas makannya dan tersenyum sinis.

"Kau-" Belum selesai lelaki itu mengucapkan kalimat, Ami sudah pergi dan mencari meja yang jauh dari meja lelaki itu.

'Mungkin hanya imajinasiku saja.' Ami pun memilih duduk di dekat jendela di seberang ruangan. Meila datang dengan wajah heran.

"Ami, kenapa tadi kau berhenti di meja sebelah sana? Aku kira kau akan mengambil meja di dekat jendela yang sering kau tempati." Meila duduk dan meletakkan makanan mereka.

"Aku tidak mau dekat dengan mayat." Ucap Ami , Meila hanya tertawa dan berkata.

"Mayat yah, oke aku tidak tahu harus jawab apa. Tapi Ami aku sungguh tidak mengerti apa yang kamu ucapkan."

Ami hanya terdiam, dan mulai memakan makanannya. Saat Ami akan memakan sosis nya, 3 perempuan datang menghampiri meja Ami. Saat itu salah seorang perempuan yang bernama Angel itu menumpahkan kopi panasnya ke makanan Ami. Seluruh mahasiswa yang berada di dalam kantin saat itu langsung memandang ke arah Ami.

"Lihat pembuat masalah datang lagi, mereka gak bosan bosan ya bully anak dari jurusan Akuntansi itu." Salah satu omongan mahasiswi terdengar hingga ke telinga Ami, namun peristiwa itu sama sekali tidak membuat Ami marah atau menangis. Yang Ami pikirkan hanya,

"Ah, sosisnya kena juga. Nanti beli lagi aja deh." Sambil menatap sosisnya yang berlumuran kopi.


"Jangan diam aja, lu bisu yah!" Bentak perempuan bernama Lina.

"Kalian yang diam, kalau kalian iri sama makanan ku ya ambil aja. Gak usah numpahin kopi segala, Mubadzir tahu." Kata Ami.



---------------------------------------------------------------------------------------------

To Be Continued..... [A]

Maaf ya update nya lama v: lagi banyak hal yang harus diurus.

Understand MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang