"Gimana Ca?" Tanya Viona setelah Caca mengakhiri teleponya.
"Untung ada yang ngangkat, salah satu waiter namanya Gilang. Dia bilang waktu dia beresin meja kita dia nemuin hp gue. Katanya besok dia bakal balikin, dia minta ketemuan di minimarket deket Permata jam 4 sore. Yaudah gue iya-in aja" tuturnya sambil mengembalikan ponsel Viona. "Lo mau nemenin gue kan ?"
Viona yang terlihat fokus dengan jalanan di depanya tampak sedikit berfikir.
"Kayanya gue gabisa deh. Gue harus nganter ponakan gue ke tempat lesnya. Tapi gue bisa nganter lo kok"
"Yaelah sama aja boong kali Vi, terus gue pulangnya gimana? Lo pikir gue bisa ngilang gitu aja tau-tau udah di depan rumah gitu!" Caca mendengus kesal.
"Pokonya besok gue anterin lo sampe minimarket. Gimana lo pulang itu urusan elo. Lo modus dikit kek sama siapa tadi namanya Galang...."
"Gilang Viooo." Caca meralat.
"Terserah deh siapa namanya gue gak peduli. Masa iya dia mau ngebiarin cewek gembel kek elo pulang sendirian."
Viona tertawa melihat tampang bete Caca yang gak ada pantes-pantesnya sama sekali.
"Anjir sialan gue dibilang gembel!" Meskipun sempat kesal akhirnya Caca tertawa juga.
"Udah sampe, buruan turun gue gak ada waktu buat dadah-dadah cantik sama lo" celetuk Viona ketika sampai di depan gerbang rumah Caca.
Cac segera turun dari mobil Viona.
"Yaudah sana buruan bawa mobil lo pergi dari rumah gue."
"Bye Ca..."
Setelah membunyikan klakson sebagai tanda berpamitan, mobil Viona menghilang di tikungan.
"Caca, kok jam segini udah pulang?" Tanya mama tanpa basa-basi ketika Caca menutup pintu rumah.
"Emang sekarang jam berapa ma?"
Mama tidak menyahut hanya menunjuk jam yang tergantung di dinding. Jam 10.
"Caca mainya kurang malem ya ma? " tanya Caca polos.
"Malem minggu batasanya kan sampe jam 12 malem. Rugi dua jam kamu" ucap mama sambil mengambil gelas berisi sirup melon di meja. Pandanganya tak beralih dari layar televisi di depanya.
Ya ampun, mama mana yang modelnya beginian?
"Yaudah deh, Caca pergi lagi ya ma. Daaah mam..." Caca hendak berbalik ketika mamanya memotong ucapanya.
"Udah terlanjur pulang yaudah gaboleh keluar lagi."
Tanpa menoleh pun mama tahu Caca tidak mungkin melanggar ucapanya.
"Huh pulang kemaleman di marahin, pulang kecepetan dibilang rugi. Maunya apa sih" dumel Caca sambil menaiki tangga menuju kamarnya.
"Mama masih bisa denger Ca! Pelanin dikit kalo ngomongin orang."
"......"
*****
Rey tersenyum mengingat ucapan Gilang semalam.
"Lo liat cewek yang di pojokan sana? Kayanya dia naksir lo deh. Gue liatin daritadi ngeliatin lo mulu." Tutur Gilang sambil mengarahkan pandanganya pada gadis yang sedang berbincang dengan temanya.
"Bisa aja lo. Orang dia lagi ngobrol sama temenya juga. Gausah ngarang cerita." Rey tertawa mendengar celotehan Gilang. Namun ekor matanya sempat menangkap bahwa gadis tersebut sedang menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Or Leave Me
Teen Fiction"Dulu lo bilang sayang sama gue! Tapi kenapa lo milih dia?" Takdir telah mempermainkan persahabatan Clarissa Andriana dan Arka Fergiawan. Keadaan memaksa mereka tak pernah tau apa yang sesungguhnya terjadi. Perasaan yang muncul hanya bisa membisu ta...