Arka yang baru saja ingin memejamkan mata terpaksa harus menundanya ketika pintu kamarnya di ketuk.
"Iya bentar."
Arka segera berjalan menuju pintu dan membukanya. Ternyata maminya."Kenapa mi?" Tanya Arka.
"Dicariin Aldo tuh di bawah."
"Aldo? Ngapain? "
Arka bingung, tumben-tumbenan Aldo jam segini main ke rumahnya. Jarak rumah mereka kan lumayan jauh.
"Mana mami tau, buruan temuin. Katanya dia tadi udah nelpon kamu. Tapi nomernya gak aktif."
Nomernya gak aktif?
Ah iya! Arka lupa mencharger ponselnya. Setelah menelpon Caca tadi ponselnya kehabisan baterai."Yaudah bentar lagi Arka turun"
Arka berjalan menghampiri ponselnya yang tergeletak begitu saja di meja dan mencolokkannya pada kabel charger di sebelahnya. Kemudian Arka segera berjalan menemui Aldo yang sudah menunggunya sedari tadi.
"Kenap....." mata Arka terbelalak melihat Aldo yang membawa tas besar. "Lo ngapain Do? Lo di usir dari rumah? Atau emak lo udah bosen punya anak kek lo?"
"Apaan sih! Gue mau nginep di rumah lo nih Ka, boleh ya." Ucap Aldo setengah memohon.
"Dalam rangka apa lo nginep di rumah gue? " Arka sedikit curiga.
"Dalam rangka ulang tahun kota jakarta." Sahut Aldo sekenanya.
Arka membolak-balik tas Aldo. Dia semakin curiga kenapa Aldo tiba-tiba saja mau menginap di rumahnya. Pasti ada udang dibalik batu.
"Lo ngapain sih Ka?" Tanya aldo yang bingung dengan tingkah Arka.
"Mau gue periksa. Jangan-jangan lo bawa bom ke rumah gue."
Arka memasang tampang serius. Matanya menyipit menelusuri tiap bagian tas tersebut. Terkadang satu tanganya menopang dagu dan tangan lainya berada di pinggang. Persis kayak detektif yang sedang menganalisa kejadian aneh yang ditemui.
"Lo pikir gue anggota teroris apa!" Sungut Aldo. "Jadi gue boleh kan nginep disini?"
"Lo pikir rumah gue hotel apa!" Arka melipat kedua tanganya di depan dada sambil mondar mandir nggak jelas. "Setelah gue pertimbangin dan gue pikir setengah masak. Yaudah lo boleh nginep disini. Tapi lo kudu ngepel tiap pagi jangan lupa sirem taneman di depan rumah gue juga, terus nyuciin motor gue kalo siang pas banget motor gue akhir-akhir ini jarang gue mandiin, jangan lupa kasih makan si Molly. Ah ya cuci piring tiap sore kasian mbak Utin musti beberes tiap hari tar kalo encoknya kumat kan repot juga. Malemnya.... lo bolehlah agak santai an dikit sambil mijitin kaki gue."
"Lo kira gue kesini mau daftar jadi pembokat lo!! Kok bisa ya Caca tahan deket sama lo yang cerewetnya melebihi nenek gue." Dumel Aldo.
"Ngomong apa lo barusan? Mau gue usir juga?"
Arka melotot persis kayak emak tiri yang lagi marah. Aldo cuma cengengesan sambil cengar cengir bak artis iklan pasta gigi.
"Yaudah lo boleh nginep di rumah gue."
Baru saja Arka mau melangkah meninggalkan ruang tamu, Aldo lebih dulu memangggilnya.
"Ka, terus gue tidur dimana? " tanya Aldo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa! Lo ngarep tidur sekamar sama gue? Sorry to say, gue gak tertarik sama lo!" Ucapnya cuek.
"Gue serius bro."
"Gue juga serius man." Balas Arka dengan tampang yang tak kalah seriusnya. "Yaudah ikut gue!"
Aldo mengikuti langkah Arka berjalan ke lantai dua menuju kamar yang berada di ujung. Dan tiba-tiba......

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Or Leave Me
Fiksi Remaja"Dulu lo bilang sayang sama gue! Tapi kenapa lo milih dia?" Takdir telah mempermainkan persahabatan Clarissa Andriana dan Arka Fergiawan. Keadaan memaksa mereka tak pernah tau apa yang sesungguhnya terjadi. Perasaan yang muncul hanya bisa membisu ta...