Chapter Four

34 6 1
                                    

Sudah lebih dari setengah jam yang lalu Arka nangkring di atas motor ninja merah miliknya menunggu Caca. Sudah ratusan kali Arka menghubunginya, namun nomor Caca selalu tidak aktif. mamanya bilang Caca pergi bersama Viona. Tapi ketika Arka menelpon Viona, cewek itu bilang sedang tidak bersamanya. Lagi-lagi dia melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya.

Oke, 15 menit lagi!

Tak sampai 15 menit Arka melihat sebuah motor berhenti di depan rumah Caca. Caca turun dari motor itu bersama seorang cowok. Mendadak Arka menjadi kesal. Dilihat dari raut wajahnya, sepertinya Caca sangat gembira. Bahkan Caca tidak menyadari kehadiranya. Setelah cowok itu pergi, Barulah Arka buka suara.

"Siapa Ca?  Gebetan baru ?" Terdengar nada sinis dalam suara Arka.

"Iya. Eh eng-enggak, bukan" Caca yang kaget dengan kehadiran Arka pun tergagap.

"Iya apa enggak? Kalo iya-iya kalo enggak ya enggak!" Tegas Arka.

"Lo kenapa sih Ka?  Salah minum obat? Butuh temen curhat ? Atau..."

"Gausah mengalihkan pembicaraan!" Nada suara Arka mulai meninggi.

"Lo kenapa sih!"

Caca mulai kesal dengan sikap Arka yang tiba-tiba berubah begini.

"Hampir sejam gue nunggu lo disini dan lo malah enak-enakan pergi sama cowok. Lo lupa punya janji sama gue?" Arka mendengus. "Gue udah nelpon lo ratusan kali tapi hp lo gapernah aktif. Setidaknya kabarin kalo mau ngebatalin !" Arka menstater motornya dan melaju meninggalkan rumah Caca tanpa memperdulikan teriakan Caca yang memanggil-manggil namanya.

Siapa sih cowok itu ? Penting banget sampe Caca matiin hp-nya!

Arka meracau sepanjang perjalanan. Dia semakin kesal karena Caca sama sekali tidak pernah memberitahunya perihal kedekatanya dengan cowok yang mengantarnya pulang.

Sementara itu Caca bingung dengan sikap Arka barusan. Apa yang membuatnya jadi semarah ini? Caca mencoba mengingat-ingat kesalahan apa yang telah dilakukanya. Sepertinya tidak ada. Kecuali ponselnya yang tidak aktif, jelas  itu bukan kesalahanya.

"Sayang, baru pulang?" Tanya mama ketika Caca hendak menaiki tangga. "Oh iya, tadi Arka nyariin kamu"

"Iya, barusan ketemu di luar." Mendadak Caca malas membahas tentang Arka.

"Barusan ketemu?  Arka kesini sesaat setelah kamu pergi sama Viona. Katanya kalian udah bikin janji jam 4 sore."

Janji jam 4 sore?  Kapan?

Caca mulai mengingat kapan dirinya dan Arka membuat janji jam 4 sore. Sesaat Caca termenung kemudian menepuk jidatnya.

Shit! Pantesan Arka marah sama gue.

Arka sudah berjanji akan mentraktir Caca untuk merayakan kemenanganya dalam pertandingan basket dua hari yang lalu. padahal Caca sendiri yang minta di traktir, Caca yang milih tempat, Caca juga yang nentuin harinya tapi malah Caca sendiri yang melupakan janji itu.

Saat ini yang ingin dilakukanya hanya men-charge ponselnya lalu menghubungi Arka. Caca segera berlari menuju kamarnya di lantai dua.

"Duh kalo Arka marah sama gue gimana?" Tanyanya pada diri sendiri. "Eh tunggu-tunggu! Kan dia emang udah marah sama gue." Caca mondar-mandir kaya setrikaan menunggu daya ponselnya terisi.

Love Me Or Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang