Chapter Five

35 6 5
                                    

"Arkaaa....."

Arka menoleh ke sumber suara. Diana berdiri di pinggir lapangan sambil membawa botol minuman. Seperti biasa, Arka sedang latihan basket di lapangan indoor.

"Ka, dipanggil fans lo tuh." Celetuk Aldo sambil menunjuk Diana. "Samperin gih daripada ntar dia nyari masa kesini." Lanjunya sambil merebut bola dari tangan Arka dan mendribble-nya. Mau nggak mau Arka menghmpiri Diana.

"Nih buat lo." Diana nyodorin minuman yang dibawanya.

Tanpa pikir panjang Arka langsung menerimanya dan menenggaknya hingga tersisa setengah. Diana tersenyum melihatnya. Baru aja Arka mau nanya tumben Diana sendirian. Dari arah belakang nongol dua dayangnya.

"Ya ampun Arka keringetan. Pasti capek ya." Lala terus merhatiin keringet Arka yang netes-netes di jidatnya. "Sini biar Lala yang..." ucapan Lala menggantung lantaran Diana memelototinya.

Sekilas Arka melihat Caca lewat di depan pintu lapangangan.

"Caaaaa, Caca." Arka terus memanggil Caca sambil berlari menghampirinya.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Arka yang udah berdiri di depan Caca.

"Sebel gue sama si Arman. Dasar bencong sialan! Gara-gara dia gue dikeluarin dari kelas."

"Kok bisa? " tanya Arka yang bingung sama alur cerita Caca.

Arka menarik tangan Caca dan berjalan ke pinggir lapangan.

"Nih minum dulu. Lo pasti aus." Arka menyerahkan minuman yang dipegangnya.

Dengan senang hati Caca menerimanya dan meminumnya. Diana yang melihat kejadian itu langsung mencak-mencak.

"Lo abis latian ya? Bau asem." Caca menutup hidungnya dengan satu tanganya.

"Alah bau gini juga lo mau deket-deket sama gue." Sindir Arka sambil mencubit hidung Caca gemas.

Diana yang sedari tadi merhatiin mereka berdua makin bete.

"Arka, itukan minuman dari gue. Kok lo kasih ke dia sih!"

"Kan udah lo kasihin ke gue. So, itu jadi milik gue. Ceritanya lo gak iklas ngasih minuman itu buat gue? "

Di skak kayak gitu Diana gak berkutik dan akhirnya pergi gitu aja sambil nyumpah-nyumpahin Caca.

"Lo jahat banget sih Ka, kasian tau dia." Caca jadi kasihan melihat kakak kelasnya yang satu itu. Diana yang malang.

"Biasa aja sih." Arka yang cuek langsung menenggak habis minuman yang sempat jadi masalah itu dan melemparnya dan mendarat mulus di tong sampah.

"Ntar fans-fans lo pada kabur, lo-nya nangis di pojokan lagi hahaha."

"Gak gitu juga kali!" Digoda seperti itu, Arka getol banget buat godain balik "lagian kalo fans-fans gue kabur, kan masih ada lo yang selalu ada buat gue. Ya nggak?" Arka merangkul Caca, lagi-lagi hidung caca yang jadi sasaran empuk Arka.

BLUSH!

Diperlakukan seperti itu, Caca merasakan pipinya menghangat.

"Arka sakit ih." Protes Caca sambil memukul tangan Arka pelan.

"Biar mancung kayak gue hahaa. Ih gemesss." Arka makin getol memencet hidung Caca. "Jadi makin sayang."

BLUSH!

Sekarang bukan cuma hidung Caca aja yang merah pipinya juga makin merah.

"Ka! Ayo latian lagi. Yaelah malah pacaran nih anak." Celetuk Haris yang sukses bikin Caca makin salah tingkah.

Love Me Or Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang