Chapter Six

20 3 4
                                    

Sekolah udah mulai sepi karena emang udah sore. Caca masih duduk di bangku panjang yang ada di koridor sambil nunggu Arka yang ada jadwal latihan basket. Sejujurnya Caca enggan pulang bareng Arka. Seragamnya belum sepenuhnya kering. Ditambah lagi Caca yang masih kedinginan lantaran sepanjang pelajaran terakhir duduk di baris tengah deretan nomor dua dari belakang biar pas kena AC. Bisa makin panjang urusanya kalo Arka tau Diana alasan dibalik semua itu. Tapi kalo mau nebeng Viona juga Caca nggak enak, karena Viona harus jemput keponakanya dan tempat lesnya itu berlawanan dengan arah rumah Caca. Jadi Viona harus muter kalo mau nganterin Caca balik. Caca jadi serba salah.

"Ca, nungguin Arka?" Tanya Aldo yang kebetulan lewat.

Caca hanya menggangguk.

"Ehm, Do gue boleh nebeng lo nggak?"

"Hah ?"

"Boleh ya Do gue......"belum sempat Caca melanjutkan omonganya Arka keburu muncul. Caca menelan kembali apa yang akan dikatakanya.

"Kenapa Ca?" Keliatan banget ekspresi Aldo yang kebingungan.

Aldo menengok ke belakang dan melihat Arka yang berjalan ke arahnya segera mengangguk paham.

"Yok pulang sekarang." Ucap Arka cuek sambil berjalan mendahului Caca ke parkiran.

Caca nurut-nurut aja ngikutin Arka di belakangnya.

Kok Arka diem aja sih? Apa dia marah sama gue?

"Nih pake, ntar lo masuk angin." Arka menyodorkan jaket miliknya. "Diana kan yang bikin seragam lo basah."

Kok Arka tau?  Kan gue belom cerita sama dia?

"Dion yang bilang sama gue." Ucap Arka seolah bisa membaca pikiran Caca. "Gue tau lo pasti gak mau cerita sama gue karena lo kasian sama dia. Dan lo sengaja ngehindar dari gue. Iya kan ?"

"Sok tau banget sih lo." Caca jadi bete karena Arka tau apa yang dilakukannya. Apa segitu gampangnya nebak pikirannya ?

"Hahahaaa gausah di tutup-tutupin segala dari muka lo udah keliatan jelas." Arka tertawa melihat ekspresi Caca yang sulit digambarkan. "Tadi kayaknya kalo gue gak salah denger, ada yang mau nebeng sama Aldo deh."

"Tau ah, bete gue! Kalo gamau nganterin gue pulang yaudah"

Caca yang cemberut meninggalkan Arka di parkiran dan berjalan menuju gerbang sekolah. Dalam hati Caca ngomel sendiri.

"Gausah pura-pura ngambek gitu."

Tau-tau motor Arka udah ada di samping Caca. Caca menengok sekilas tanpa memperdulikannya.

"Mau pulang sama siapa? Udah jam segini. Cepetan naik." Nada suara Arka mulai melembut.

Caca cuma diem aja kayak orang amnesia. Dia masih gengsi kalo harus nurutin perkataan Arka.

"Pake bengong segala, cepetan naik."

Tapi kalo dipikir-pikir mau pulang naik apa ? Sekolah udah mulai sepi. Angkot jarang ada yang lewat. Dalam situasi seperti ini Caca menyesali kebodohanya.

"Cepetan naik sebelum gue berubah pikiran!" Tegas Arka.

Caca akhirnya menuruti perkataan Arka dan naik ke boncengan motornya.

"Gitu kek dari tadi."

Arka segera menjalankan motornya dan meninggalkan sekolah. Caca yang masih sebel cuman bisa cemberut.

Love Me Or Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang