Yang ku tahu, mereka tidak berpacaran. Hanya saling sayang. Saling sayang? Bukan kah itu yang terkuat? Setelah saling sayang, akan lahirlah rasa baru, kolaborasi yang akan membentuk saling cinta lalu saling takut kehilangan. Bukan kah demikian adanya?
Sejak saat itu, aku lebih memilih untuk berdamai dengan rasa yang ada. Mencoba menguburnya dalam ruang hampa di dalam sana, yang mungkin tak kan pernah ku gubris lagi.
Jika aku tak mampu mendekap mu dalam sebuah ikatan yang lazim disebut ikatan cinta, mungkin akan lebih indah jika kau ku dekap dalam doa. Meskipun aku tak bisa memiliki mu sekarang, mungkin dengan mendekap mu dalam doa, menyelipkan namamu dalam setiap lima waktu ku, kau bisa ku dekap dengan nyata. Dalam mihrab cinta yang sah dan sempurna karna kehalal-annya.
Jika sekarang cinta belum memihak antara aku dan kau, tak menutup kemungkinan doa ku bergaung di langit sana, dan ternyata goresan takdir sudah terlukis indah dalam Lauhul Mahfudh, ada nama ku dan nama mu, sebagai pasangan yang diridhoi Sang Maha Cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Dekap Kau Dalam Doa
RomanceProlog Menjaga mata tak semudah mengunci pintu rumah. Begitupun menjaga hati yang lebih memiliki hasrat untuk jatuh dan mencinta. Pandangan ku sekejap terpusat pada seorang Akhwan berwajah lembut nan cerah yang menuntun ku dan teman-temanku untuk s...