Part 1

1K 46 0
                                    

Gita Thalia Putri Dhiafakhri. Putri kecil dari pasangan Iqbaal Dhiafakhri dan almarhumah isterinya, Tania (namakamu). Ya, gadis kecil yang kerap disapa Thalia ini sudah menjadi piatu sejak usianya masih 2 tahun. Padahal kini usia Thalia menginjak 5 tahun.

Iqbaal merawat Thalia sejak isterinya meninggal. Sebenarnya, ia tak sendirian. Ada Aldi dan Kiki yang menumpang tinggal di rumahnya selama mereka belum menikah. Mereka diberi satu syarat jika ingin tinggal lebih lama di sana. Yaitu dengan menemani Thalia selama Iqbaal bekerja di perusahaan miliknya.

"Makanya cepetan nikah. Dasar Bujang Lapuk," ledek Iqbaal tiap kali Aldi dan Kiki curhat padanya.
☆☆☆☆☆

"Ayah," panggil Thalia pada Iqbaal.

"Ya sayang? Ada apa?" Tanya Iqbaal.

"Besok beliin aku selimut yang ada gambarnya Princess Sofia ya, Yah," pinta Thalia manja.

Ya, koleksi barang-barang Thalia yang ada di kamarnya semuanya tentang Princess Sofia. Tokoh utama dari sebuah serial animasi berjudul "Sofia the First" yang selalu tayang di sebuah stasiun televisi. Thalia sangat mengidolakan sosok tokoh tersebut.

Iqbaal pun menghampiri putri kecilnya dan berkata, "bukankah Ayah sudah belikan? Kenapa Thalia minta lagi?"

"Thalia mau lagi. Selimut yang waktu itu gambarnya udah jelek. Boleh kan Yah?" Tanya Thalia dengan sangat manja.

"Ya sudah. Ayah akan belikan. Kamu akan Ayah ajak ke  mall. Kamu bisa pilih sendiri gambar yang kamu suka," jawab Iqbaal menuruti keinginan anaknya.

"Yey! Thalia sayang sama Ayah," Thalia girang.

Iqbaal pun memeluk dan mencium pipi Thalia dengan gemas.

Iqbaal memang suka memanjakan anaknya. Namun, di dalam benaknya ia ingin anaknya tak tumbuh menjadi remaja yang masih manja terhadapnya. Thalia mungkin masih butuh sosok ibu di sampingnya.
☆☆☆☆☆

"(Namakamu), si Alwan emang pergi ke mana sih? Kok ga pernah ada kabar?" Tanya Salsha pada sahabatnya, (namakamu).

"Mana gua tau Cha. Dia kabur gitu aja dari kehidupan gua," jawab (namakamu) yang terfokus pada handphonenya.

"Ish... udah kuliah kok casing handphone nya masih Sofia the First?" Tanya Salsha setelah melihat sekilas casing Handphone milik (namakamu).

"Terserah gua kali Cha. Lagipula, gua suka Sofia karena dia putri yang baik. Rasanya pengen liat ada anak kecil yang sifatnya persis kayak Sofia. Kan jarang tuh anak jaman sekarang yang bisa kayak gitu," ujar (namakamu).

(Namakamu) adalah seorang mahasiswi semester akhir di salah satu universitas terkenal di Jakarta. Ia terkenal karena kecantikan sekaligus kecerdasannya. Ia memang suka pada anak kecil. Namun, bukan berarti ia ingin segera menikah selesai kuliah nanti.

Kini, ia tinggal di sebuah kos sederhana bersama sahabatnya, Salsha. Meskipun menurut (namakamu) Salsha itu orang yang kepo dan lebay, Salsha adalah orang yang enak diajak curhat.

"Ya udah yuk. Kita berangkat ke kampus," ajak Salsha.

"Ya udah yuk Cha," (namakamu) pun segera mempersiapkan diri.

Mereka pun segera menuju ke halte busway untuk berangkat menuju kampus mereka.
☆☆☆☆☆

Setelah Iqbaal menuruti keinginan Thalia, ia pun mengantar Thalia pulang. Thalia sibuk memandangi foto almarhumah bundanya. Ia pun mengelus-elus foto tersebut dan memeluknya.

"Kangen Bunda ya sayang? Memangnya kamu mau bunda yang baru?" Tanya Iqbaal pada Thalia.

Thalia mengangguk. Gadis kecil itu langsung menatap wajah ayahnya yang tengah menyetir mobil.

"Bunda itu cantik ya Yah. Kayak Ratu Miranda ibunya princess Sofia," tutur Thalia polos.

"Tentu saja sayang," jawab Iqbaal singkat. Ia berpikir sejenak untuk mendapatkan ide dari permintaan Thalia. "Gimana kalau Tante Bella yang jadi bunda baru buat kamu?" Tanya Iqbaal pada Thalia spontan.

"GA MAU!! AYAH LUPA APA YANG BIKIN AYAH SAKIT LAMA?? AYAH LUPA SIAPA YANG BIKIN BUNDA NINGGALIN THALIA SELAMANYA??" Ucap Thalia dengan berteriak.
"ITU SEMUA KARENA TANTE BELLA!!" Thalia mulai emosi.

"Ya udah. Thalia mau bunda yang bagaimana dong?" Tanya Iqbaal baik-baik.

"Aku mau seperti bunda yang dulu. Aku mau bunda yang bisa kayak Bunda Tania," pinta Thalia.

Mobil berhenti ketika traffic light berubah merah. Thalia mengamati seseorang yang berdiri di halte busway. Ia juga kembali melihat foto bundanya. Ia berpikir bahwa perempuan itu adalah bundanya.

Thalia pun membuka pintu mobil dan berlari menuju tempat berdirinya perempuan itu.

"THALIA!"  Panggil Iqbaal ketika putri kecilnya berhasil keluar dari mobil.

Banyak bahaya yang mengancam nyawa Thalia saat itu. Terlebih lagi, kondisi jalan yang ramai pun jadi bahaya terbesar. Iqbaal dengan terpaksa harus mengikuti langkah putrinya.

"Bunda!!" Teriak Thalia cukup kencang.

To be continued!

Iqbaal's KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang