"Nyonya (namakamu) saya akan memberitahukan sesuatu tentang keadaan suami anda. Suami anda terkena kanker stadium awal. Memang, masih ada harapan untuk sembuh. Namun, hal itu akan memakan waktu lama. Untuk nyonya (namakamu), di mohon dengan sangat untuk memberikan semangat demi kesembuhan Tuan Iqbaal," ucap dokter.
(Namakamu) langsung keluar dari ruangan tersebut. Ia langsung menangis sejadi-jadinya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana hal ini bisa terjadi begitu saja. Kiki yang juga berada di sana langsung berusaha menenangkan (namakamu).
"Sudah (nam... Tangisanmu tak akan merubah segalanya. Yang ada, jika Iqbaal mendengarmu ia justru akan bertambah sedih, " Kiki berusaha menenangkan (namakamu).
(Namakamu) ingin melihat Iqbaal lebih dekat. Saat itu, Iqbaal belum sadar. (Namakamu) duduk di samping Iqbaal.
Wajah Iqbaal terlihat sangat tampan kala itu. Meskipun beberapa selang harus terpasang di sekitar wajahnya, Iqbaal masih terlihat tampan. Seulas senyum mengembang di bibir Iqbaal yang seakan terkunci rapat. Tubuhnya yang kekar sangat terlihat jelas karena beberapa alat yang terpasang di dada bidang Iqbaal.
(Namakamu) sempat tak tega melihat keadaan Iqbaal yang seperti itu. (Namakamu) sempat takut untuk membelai Iqbaal. Namun, ia harus tetap kuat untuk berada di dekat suaminya yang tergolek lemah.
"Iqbaal, kamu harus kuat. Ada yang sedang menantimu di dalam sini. Kau harus bisa melihat jagoanmu, " ucap (namakamu) dengan mengelus perutnya dan juga wajah Iqbaal.
Sedikit gerakan mulai muncul. (Namakamu) terkejut ketika Iqbaal terlihat mulai sadar. (Namakamu) langsung menghapus air matanya yang masih saja terus mengalir.
"(N.. (Nam... (Namakamu) " panggil Iqbaal lemah.
(Namakamu) tersenyum pada Iqbaal. Ia berusaha menahan air matanya saat melihat Iqbaal.
"Kamu kenapa? Kok n... nangis? K... kenapa?" tanya Iqbaal terputus-putus.
"Aku engga apa-apa kok Baal. Aku engga apa-apa, " jawab (namakamu) menutup-nutupi.
"Dimana Thalia?" Iqbaal mencari-cari.
"Dia di luar bersama Bang Kiki. Lagipula, anak sekecil dia belum boleh masuk ke ruangan ini," ucap (namakamu).
Iqbaal mencoba untuk bergerak. Namun, rasanya terlalu sakit. Iqbaal mencoba untuk sedikit bergerak meskipun rasanya cukup sakit.
"Ahh, kenapa sakit sekali? " gerutu Iqbaal.
"Janganlah banyak bergerak. Sudahlah kamu istirahat saja. Aku tak mau kalau jagoan kita tidak bisa melihat wajah tampanmu untuk pertama kalinya. Aku ingin kau sembuh Baal, " pinta (namakamu).
"(Nam, jika aku tidak di sisimu saat jagoan kita lahir, aku ingin menitipkan nama untuknya. Pastikan nama Dhiafakhri ada di dalam namanya. Satu lagi, aku ingin jagoanku punya nama Arkhan," ucap Iqbaal lemah.
(Namakamu) tidak bisa menahan air matanya. Butir-butir air mata mulai menuruni pipi (namakamu). Ia mulai menangis.
Apa ini pertanda buruk? Kenapa Iqbaal berkata seperti itu? Iqbaal... Hiks
(Namakamu) mencium tangan Iqbaal. (Namakamu) tersenyum kecil.
"Pasti Baal. Aku akan berikan nama itu untuk jagoan kita. Tapi, aku tetap ingin kau sembuh. Aku ingin kau bisa melihat wajah tampan jagoan kita. Begitu pula sebaliknya, " pinta (namakamu) sekali lagi.
Iqbaal tersenyum. Matanya perlahan-lahan menutup kembali.
(Namakamu) dibuat panik. Ia kembali menangis karena Iqbaal yang kembali tak sadarkan diri.
Beruntunglah, tim dokter segera datang. Iqbaal ditangani secara cepat oleh para dokter.
(Namakamu) diajak keluar oleh Kiki yang ternyata sedari tadi mengintip dari jendela ruangan tersebut. Ia tak tega melihat (namakamu) yang kembali menangis.
"Sudah, Iqbaal tidak apa-apa. Kau tak usah khawatir. Tim dokter akan merawatnya sampai ia benar-benar sembuh. Aku yakin itu, " kata Kiki yang berusaha menghibur (namakamu).
Thalia yang melihat bundanya menangis langsung memeluk (namakamu). Thalia tiba-tiba juga menangis di pelukan.
"Thalia engga boleh nangis ya sayang. Kasihan Ayah. Ayah butuh doa kamu. Bukan tangisan kamu. Ayah nanti sedih kalo liat Thalia nangis, " ucap (namakamu).
"Tapi.. Tapi Thalia takut. Thalia takut Ayah engga bangun. Aku takut Ayah ikut Bunda Tania, " kata Thalia yang masih terus saja menangis.
"Ayah engga bakal nyusul Bunda Tania kok. Tapi, Thalia harus janji Thalia harus kirim doa buat Ayah tiap hari, " (namakamu) menasihati Thalia.
"Sayang, kamu engga boleh nakal ya, " ucap (namakamu) dengan mengelus perutnya.
"Nyonya (namakamu)," panggil seorang dokter.
"Iya dok? Bagaimana keadaan suami saya?" tanya (namakamu)
"Suami anda sedang melewati masa koma. Saya tidak tahu pasti kapan suami anda akan kembali sadar. Tapi saya bisa pastikan, saat suami anda kembali sadar, suami anda bisa dinyatakan sembuh dari penyakitnya. Karena setelah saya cek, ini hanya dikarenakan reaksi obat yang saya berikan, " ujar dokter yang langsung pergi.
"Dok, dok! " panggil (namakamu). Namun, dokter itu malah semakin menjauh.
(Namakamu) kembali duduk dan terisak. Ia tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi pada dirinya. Ia harus berjuang sendirian untuk bertahan demi calon buah hatinya.
Dengan ditemani Kiki, (namakamu) menjalani aktivitasnya di rumah seperti biasa. Ia memulai semua dengan membersihkan ruang kerja Iqbaal.
Ia menata semua file Iqbaal yang berantakan di atas meja. Ketika menumpuk file itu di sudut meja kerja Iqbaal, ia menemukan sebuah kertas foto yang tergeletak begitu saja. Ketika ia melihat foto tersebut, ia menatap wajah wanita yang ada di foto tersebut. Wajah yang ia lihat di foto itu sekilas sangatlah mirip dengan dirinya. Ia tahu, bahwa wanita yang ada di foto itu adalah Tania (namakamu), istri Iqbaal yang meninggal ketika Thalia masih berusia 2 tahun.
Bagaimana aku dan Tania berwajah mirip? Apakah aku memang dilahirkan kembar dengannya? Tak mungkin jika ini hanya kebetulan saja. Terlebih lagi usiaku dengannya tak jauh berbeda.
(Namakamu) mengembalikan foto itu di tempatnya. Ia pun melihat kembali koleksi foto Iqbaal yang sengaja diletakkan di bawah kaca yang ada di meja kerja tersebut. Terlihat foto-foto Iqbaal bersama dengan Thalia. (Namakamu) tak sadar jika air matanya jatuh. Ia tak rela melihat raut wajah sedih kembali terlihat di wajah cantik Thalia.
"Bunda janji. Bunda akan jaga kamu sepenuh hati baik di saat Iqbaal ada maupun telah tiada nanti," kata (namakamu) yang sedang membersihkan foto Thalia yang ada di meja Iqbaal.
****
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal's Kingdom
General FictionPutri kecil keluarga Dhiafakhri menginginkan kehidupannya persis seperti keluarga kerajaan yang ada di serial kartun kesukaanya. Namun, Iqbaal tak yakin bisa mewujudkannya. Hingga akhirnya datanglah (namakamu) yang merubah segalanya. Akankah (namak...