(Namakamu) tak henti-hentinya memikirkan Iqbaal. Entah apa yang telah merasukinya hingga ia tiba-tiba jatuh cinta pada duda keren itu.
Meskipun usia (namakamu) dengan Iqbaal terpaut jauh, (namakamu) tak lagi peduli. Ia terlanjur jatuh cinta pada Iqbaal.
*******Esoknya, (namakamu) terburu-buru berangkat ke kampus untuk membayar uang semesternya. Dosen yang melihat (namakamu) terburu-buru langsung menegur.
"(Namakamu)! Kamu mau kemana?"
"Mau bayar uang semester Pak. Ada apa ya?" (Namakamu) terkejut.
"Uang semester? Sudah dibayar oleh orang yang ada di belakangmu," ujar dosen itu yang langsung pergi.
(Namakamu) spontan menoleh. Ia terkejut mengetahui Iqbaal berada tepat di belakangnya. Ia pun tersenyum ketika melihat Iqbaal.
"Makasih," ucap (namakamu).
"Sama-sama. Sesuai janjiku bukan?" Tanya Iqbaal.
"Iya," jawab (namakamu).
"Apapun demi calon bunda Thalia dan istriku," celetuk Iqbaal.
(Namakamu) serasa diterbangkan oleh ucapan Iqbaal yang romantis itu. Entah mengapa perasaannya itu berubah menjadi sangat senang.
"Yuk, kita jemput Thalia di sekolahnya," ajak Iqbaal.
(Namakamu) mengangguk. Ia pun pergi bersama Iqbaal.
******Di tempat lain, Salsha dan Aldi sedang melakukan PeDeKaTe. Mereka memilih cafe yang tak jauh dari kampus Salsha. Mereka sedang asyik mengobrol.
"Ternyata, kamu aslinya lebih cantik dibanding yang ada di foto kamu," puji Aldi pada Salsha.
"Kamu juga lebih manis dibanding yang aku lihat di foto," puji Salsha. "Kamu kerja di tempatnya Iqbaal si pengusaha sukses itu ya?" Salsha mulai bertanya.
"Iya, kok kamu tahu?" Aldi basa-basi.
"(Namakamu) cerita ke aku. Kamu sering ke rumah Iqbaal ya?" Salsha mulai kepo.
"Bukan sering lagi sih Sha. Aku malah di suruh tinggal di sana. Aku kena hukuman karena kerjaanku. Aku harus ngerawat anaknya kalau dia ke kantor. Kalau dia pulang, aku baru bisa berangkat," ujar Aldi.
"Punya rumah sendiri kan?" Tanya Salsha lagi.
"Ya punya lah, aku punya rencana balik lagi ke sana kalau udah nikah aja," jawab Aldi.
Salsha tak memperhatikan jawaban Aldi. Ia malah melihat ke arah tempat parkir. Ia merasa melihat (namakamu) berjalan bersama Iqbaal.
"Itu bos kamu kan? Kok dia sama (namakamu)? Bukannya mereka engga ada apa-apa?" Tanya Salsha dengan menunjuk Iqbaal dan (namakamu).
"Paling (namakamu) di jemput buat ngurusin Thalia. Dia kan calon bunda baru buat Thalia," jawab Aldi.
"Maksud lo? Dia mau nikah sama (namakamu)?" Tanya Salsha dengan nada tinggi.
"Ya gitu deh. Tapi itu kemauan anaknya kok," jelas Aldi.
"Anaknya? Emang ibu dia kemana sih? Kok (namakamu) dikatain dia ibunya?" Tanya Salsha.
"Ceritanya panjang. Hal itu dimulai ketika perempuan simpanan Iqbaal engga terima kalau Iqbaal nikah. Simpanan Iqbaal itu lantas neror istri Iqbaal. Istri Iqbaal itu mirip banget sama (namakamu). Dia pun milih untuk pergi dari rumah dan dia mengalami kecelakaan dengan mobilnya yang jatuh ke jurang. Makanya, waktu pertama kali aku ketemu sama (namakamu) aku juga merinding ga keruan. Karena aku kira istri Iqbaal hidup lagi," jelas Aldi. "Dan wajah (namakamu) yang persis ibunya itu, yang membuat Thalia ngira (namakamu) itu adalah ibunya," tambahnya.
"Kasian juga ya Thalia," ujar Salsha.
******Di halaman sekolah Thalia, Iqbaal dan (namakamu) menunggu. Banyak ibu-ibu yang melihat Iqbaal dengan tatapan bingung. Terlebih lagi saat Iqbaal mengobrol dengan (namakamu).
"Itu istrinya Pak Iqbaal yang baru ya? Tapi kok wajahnya mirip Bu Tania sih?" Tanya seorang ibu-ibu.
"Haduh bu... jangan bikin saya merinding. Ya kali Bu Tania hidup lagi?" Salah satu ibu-ibu di sana bergidik ngeri.
"Maaf ya ibu-ibu. Anda sedang membicarakan saya?" Tanya Iqbaal tiba-tiba. Sontak, ibu-ibu tadi langsung diam.
"Ayah!!!" Teriak Thalia sangat keras.
Thalia langsung berlari dan memeluk ayahnya. Ia langsung menangis di pelukan Iqbaal.
"Ada apa sayang?" Tanya Iqbaal pada Thalia.
"Ibu guru baru Thalia galak. Tadi tiba-tiba nyubit aku. Sakit banget Ayah," adu Thalia.
Iqbaal langsung mencari bekas cubitan di lengan Thalia. Bekas cubitan itu terlihat membiru. Iqbaal pun langsung menggendong Thalia masuk ke dalam mobil.
Beberapa menit setelah Thalia masuk ke dalam mobil, beberapa anak yang seumuran dengan Thalia juga terlihat menangis. (Namakamu) yang melihatnya pun langsung bertanya pada Iqbaal.
"Baal, itu anak-anak kenapa ya? Kok pada nangis? Thalia juga lagi?" Tanya (namakamu).
"Kayaknya dikasarin sama guru baru deh. Thalia tadi bilangnya begitu," ujar Iqbaal.
"Bunda," panggil Thalia manja dan langsung memeluk (namakamu).
"Iya sayang, udah-udah ga usah nangis lagi. Emang tadi guru barunya itu namanya siapa?" Tanya (namakamu).
"Ibu guru Bella," jawab Thalia.
"Bell?" Pekik Iqbaal.
"Siapa Bell?" Tanya (namakamu).
"Masa laluku. Dia dulu memang simpanan ku. Tapi aku sangat tidak mencintainya. Dia yang telah membuat Tania pergi," ujar Iqbaal.
"Lalu? Itu yang membuatmu harus seperti ini? Mengurus Thalia dan perusahaanmu dalam waktu yang bersamaan?" Tanya (namakamu).
"Ya seperti itulah. Mungkin dia melampiaskannya pada anak-anak," Iqbaal mulai resah.
"Jangan-jangan Bella pedofilia?" (Namakamu) bergidik.
"Jangan sampai Thalia jadi korban Bella lagi. Aku akan lapor pada kepala sekolah," Iqbaal langsung bergegas keluar dari mobil.
Di ruang guru, Iqbaal ingin langsung bertemu kepala sekolah. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Bella di hadapannya.
"Bell? Apa-apaan sih lo? Bikin anak-anak pada nangis gitu? Ga cuma anak-anak, kenapa anak gua juga jadi korban? Heh!" Iqbaal mulai emosi.
"Ini luapan perasaan gua ke lo sekarang! Lo udah bikin gua sakit hati karena (namakamu). Dan gua bales itu sekarang," jawab Bella dengan marah.
"Jadi gitu? Tapi kenapa korbannya mesti anak-anak? Dasar ga punya hati lo!" Ucap Iqbaal.
"Eh ada Pak Iqbaal. Ada apa ya Pak?" Tanya Kepala Sekolah dengan santun.
"Saya ingin mengadukan guru ini," Iqbaal menunjuk Bella.
"Saya juga sudah mendapat aduan dari orang tua yang lain. Bu Bella, mari ikut saya," Kepala sekolah meninggalkan Iqbaal.
Iqbaal langsung kembali ke dalam mobil. Iqbaal tersenyum pada (namakamu) dan segera menyalakan mesin mobilnya. Iqbaal, (namakamu), dan Thalia pulang ke rumah.
"Sebenarnya, siapa Bella? Tolong jelaskan, Baal," pinta (namakamu).
"Eh..."
****************Kira-kira, apa jawaban Iqbaal? Akankah dia jujur?
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbaal's Kingdom
General FictionPutri kecil keluarga Dhiafakhri menginginkan kehidupannya persis seperti keluarga kerajaan yang ada di serial kartun kesukaanya. Namun, Iqbaal tak yakin bisa mewujudkannya. Hingga akhirnya datanglah (namakamu) yang merubah segalanya. Akankah (namak...