Part 9

1K 33 0
                                    

"HUUEEKH"

(Namakamu)  terlihat sedang mual mual. Iqbaal dengan sigap mengajak (namakamu)  ke toilet.

Iqbaal dengan perlahan memijat tengkuk (namakamu). Iqbaal pun juga mengambilkan test pack pada (namakamu).

Saat diberi testpack oleh Iqbaal,  (namakamu)  hanya terdiam. Ia tak tahu apa yang akan dilakukan Iqbaal dengan testpack itu. Ia pun hanya terdiam memaku saat testpack itu ada di tangannya. Ia menatap bingung ke arah testpack itu dan juga pada Iqbaal.

Tak mau membuat Iqbaal kesal,  akhirnya (namakamu) menggunakan testpack itu. Ia pun masuk ke dalam kamar mandi. Tak lama kemudian, (namakamu)  keluar dengan wajah tak percaya. Ia terus menatap testpack yang ada di tangannya itu. Matanya hanya tertuju pada tanda di testpack itu. Itu artinya, (namakamu) positif hamil.

"Baal, Thalia bakal punya adik," ucap (namakamu)  dengan sangat polos.

Tanpa berkata-kata,  Iqbaal memeluk istrinya itu dengan sangat kuat. Ia pun menggendong istrinya itu ke dalam kamar.

"Itu artinya, kamu memang diciptakan untukku, " kata Iqbaal.

"Aku mau punya adek ya? " tanya Thalia yang baru saja datang.Ia kembali dari bermain di rumah Aldi.

"Eh,  Thalia sayangku. Iya lho. Bunda punya calon adek baru buat Thalia. Thalia seneng kan? " tanya Iqbaal.

"Aku maunya adek cowo ya Ayah, Bunda. Pokoknya aku mau cowo, " kata Thalia penuh harap.

"Iya deh. Cowo ya?  Eng... Emang kenapa sih?" tanya (namakamu).

"Dia bakal jadi pangeran James. Kan udah jadi kaya keluarganya Sofia," ujar Thalia.

(Namakamu) tersenyum senang. Mendengar ucapan putri kecilnya itu, tenaganya mulai kembali. Ia berusaha bangkit dari ranjang.

"Kamu mau ngapain?  Udah disini aja. Istirahat, " ucap Iqbaal

"Tapi Baal,  aku engga apa-apa kok" ujar (namakamu).

"Kamu yakin?" Iqbaal memastikan.

(Namakamu)  mengangguk. Ia pun beranjak dari tempat tidur dan kembali beraktivitas. Iqbaal yang melihat keadaan istrinya saat itu merasa sangat senang. Ia awalnya berpikiran kalau (namakamu) adalah istri yang manja. Namun,  hal itu ditepis begitu saja setelah melihat istrinya yang masih semangat meskipun rasa lemas di kehamilan pertama sedang menghantui.

Kiki yang melihat (namakamu)  beraktivitas merasa heran. Ia tidak biasa melihat wanita yang sedang hamil bisa beraktivitas normal layaknya ibu-ibu biasa. Kiki pun akhirnya bertanya pada (namakamu).

"Kamu yakin ngga apa-apa kerja berat kaya gitu?"

"Oh,  eh Abang. Engga apa-apa kok. Kan emang udah jadi tugasku, " jawab (namakamu)

"Bagaimana pun juga,  kamu harusnya istirahat. Sudah, biar aku saja yang kerjakan semua ini," kata Kiki.

"Eh, ga usah Bang, biar aku saja," (namakamu)  mencegah Kiki.

"Sudah lah, tak apa. Biar aku saja yang melakukannya, " Kiki tetap keukeuh.

" Ya sudah kalau begitu. Terima kasih Abang, " (namakamu)  akhirnya memperbolehkan Kiki melakukan tugasnya.
******
Selama hamil, (namakamu) justru jadi sedikit pemalas. Banyak orang mengatakan, jika ada seorang ibu hamil yang cenderung suka bermalas-malasan maka calon bayi yang ada di kandungannya itu adalah bayi laki-laki. Entah benar atau tidak, (namakamu)  memang menginginkan seorang putra.

Banyak tetangga yang mengatakan bahwa calon bayi yang dikandung (namakamu) adalah laki-laki. Semua didasarkan karena bentuk perut yang membulat hampir sempurna. Ya, hal itu tentu membuat (namakamu)  semakin yakin jika bayi yang dikandungnya adalah laki-laki.

(Namakamu)  rutin melakukan USG tiap bulannya. Dari hasil USG, bayi yang dikandung oleh (namakamu)  diprediksikan berjenis kelamin laki-laki. Thalia yang mendengar hal itu tentu merasa gembira. Ia sangat menginginkan adik laki-laki. Ia ingin keluarga kerajaan impiannya terwujud nyata.

"Ye!! Akhirnya aku mau punya adek!" seru Thalia girang.

"Tapi masih lama sayang, kita tunggu tiga bulan lagi ya, " ucap Iqbaal.

Wajah Iqbaal kelihatan pucat. Ia tampak sedang tidak sehat pada saat itu. Namun, karena tuntutan pekerjaan ia harus terpaksa pergi ke kantor.

"Iqbaal, kamu istirahat saja. Jangan sampai kamu ngedrop cuma karena kerjaan. Udah,  kamu istirahat saja di rumah, " (namakamu)  membujuk Iqbaal agar mau beristirahat.

"Aku banyak pekerjaan (nam... Aku tidak akan mungkin bisa istirahat. Percayalah padaku. Aku tidak apa-apa, " ucap Iqbaal yakin.

"Baiklah,  tapi dengan satu syarat. Kamu harus mengerjakan pekerjaanmu di rumah, agar aku bisa menjagamu. Dan jika terjadi apa-apa denganmu,  aku tak terlalu repot, " (namakamu) langsung memperbolehkan suaminya bekerja.

Baru beberapa menit bekerja di dalam ruangan,  Iqbaal merasa sudah sangat lelah dan bosan. Ia ingin pergi keluar sebentar. Namun, baru berapa langkah Iqbaal berjalan...

GUBRAKK!

Iqbaal pingsan.

(Namakamu)  yang sedang duduk santai di ruangan sebelah ruang kerja Iqbaal berlari menghampiri Iqbaal. Tak mudah untuknya berlari dengan keadaan sedang hamil. Ia tampak sangat panik ketika tahu hidung Iqbaal mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Kiki dengan sedikit terburu-buru menyiapkan mobil. Ia langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.

Iqbaal langsung mendapat pertolongan ketika tiba di rumah sakit. (Namakamu)  terlihat sangat cemas menunggu Iqbaal. Thalia hanya menatap bingung ke arah Bundanya yang terisak.

"Bunda ga boleh nangis. Nanti cantiknya Bunda ilang lohh. Ayah masih sayang sama Bunda. Ayah engga bakal pergi tinggalin Bunda sama Thalia dan dedek bayi,"  ucap Thalia polos.

Tangis (namakamu)  justru semakin tak terbendung ketika Thalia mengatakan hal itu. Ia justru takut jika hal yang buruk menimpa keluarga kecil barunya itu. Namun,  apabila kemungkinan terburuk itu memang benar-benar terjadi ia harus menerimanya. (Namakamu) pun memeluk Thalia dengan rasa sangat kasihan.

Bagaimana jika apa yang dikatakan Thalia benar?  Aku belum siap. Thalia tentu juga merasakan hal yang sama. Ia tak akan mungkin bisa menerima kepergian kedua orang tua kandungnya.  Batin (namakamu).

"Nyonya (namakamu)," panggil seorang perawat dari ruang dokter.

(Namakamu)  pun masuk ke dalam ruangan itu. Perasaannya mulai tak enak. Apakah yang akan terjadi pada Iqbaal?

"Nyonya (namakamu)  saya akan memberitahukan sesuatu tentang keadaan suami anda. Suami anda terkena... "
****

Apa yang akan dikatakan oleh dokter pada (namakamu)?

Iqbaal's KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang