Part 11

1K 43 1
                                    

(Namakamu) selalu menemani Iqbaal yang masih tergolek lemah di rumah sakit. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa berdoa mengharap kesembuhan Iqbaal secepatnya.

"Baal, cepet sembuh ya. Thalia udah kangen sama kamu. Jagoan kamu udah nungguin di sini. Kamu harus bisa sembuh, " ucap (namakamu). (Namakamu) meneteskan air matanya ketika melihat wajah Iqbaal yang terlihat tersenyum.

Kelopak mata Iqbaal mulai bergerak. Ini menandakan ia akan segera sadar. Tangannya yang di pegang oleh (namakamu) juga mulai bergerak-gerak. Matanya mulai membuka.

(Namakamu) menghapus air matanya yang masih mengalir. Ia tak mau terlihat sedang menangis di hadapan Iqbaal.

"(Nam.... " panggil Iqbaal yang masih sangat sangat lemah.

"Iqbaal," (namakamu) langsung bergerak perlahan untuk memeluk Iqbaal.

"Jagoan kita apa kabar?" tanya Iqbaal dengan sangat lemah.

"sehat Baal, tinggal menghitung hari lagi Jagoan kita lahir," Kata (namakamu).

"Benarkah? Betapa lamanya aku meninggalkanmu sendirian hanya bersama Kiki, " Iqbaal sedikit menyesal.

"tak apa. Yang penting sekarang jagoan kita bisa lihat ayahnya yang sudah sehat. " (namakamu) tersenyum manis.

***
Beberapa hari kemudian, (namakamu) menjalani proses bersalin. Ia harus menjalani operasi sesar untuk kelahiran putranya karena badan si bayi yang cukup besar.

Oeekk oeekk oeekk

Suara tangisan pertama Arkhan Galih Putra Dhiafakhri menggema di ruang persalinan. Iqbaal yang mendengarnya sangat bahagia. Putranya lahir dengan selamat di dunia. Iqbaal pun bergegas melafalkan adzan dan Iqamah di dekat telinga Arkhan.

Thalia tersenyum saat melihat adiknya digendong oleh sang ayah. Thalia ingin sekali mencubit pipi Arkhan. Namun, Thalia tahu kalau Arkhan masih terlalu kecil. Iqbaal yang hanya bisa duduk di kursi roda menatap puterinya yang semakin gemas dengan adik kecilnya.

"Thalia seneng ya punya adik? Baby Arkhan sampe di gemesin gitu? Nanti kalau adek nangis, Thalia ya yang kasih susu?" tanya Iqbaal.

Dengan wajah menggemaskan, Thalia menatap ayahnya dan mengangguk. Anggukan itu berhenti dan berganti dengan muka bebek.

"ya udah yuk, kita lihat Bunda (namakamu) di dalem yuk," ajak Iqbaal pada Thalia. Tangan Iqbaal meraih pegangan di kursi rodanya dan berusaha menjalankannya sendiri.

Thalia yang melihat ayahnya kesulitan spontan mendorong kursi roda ayahnya itu. Sungguh tindakan yang mungkin jarang dilakukan oleh anak seusianya.

Iqbaal dan Thalia masuk ke dalam ruang rawat (namakamu). Di sana sudah ada Aldi dan Salsha yang menemani (namakamu) dengan bercanda bersama di dalam. Iqbaal tersenyum melihat (namakamu) yang terlihat sehat setelah proses bersalin.

Iqbaal terfokus pada perut Salsha yang kelihatan berbeda.

"kamu juga hamil Sal?" tanya Iqbaal.

"ehm... Iya, " jawab Salsha malu-malu.

"Gue bakal nyusul enam bulan lagi. Anak lo bakal punya temen main bareng, " kata Aldi.

Thalia malah asyik bermanja-manja dengan (namakamu). Tentu, sebenarnya ia tak rela perhatian kedua orang tuanya hanya untuk Arkhan saja. Sebagai putri sulung, Thalia sudah tahu posisinya sebagai kakak dari Arkhan. (namakamu) yang aslinya tergolek lemah di ranjang bisa tertawa melihat manjanya Thalia.

Iqbaal melihat Baby Arkhan yang ternyata sangat mirip dengannya. Hidung, bibir, bentuk wajahnya sangat mirip. Hanya matanya lah yang sama persis dengan ibunya. Mata cerah dengan manik hijau yang menawan sama seperti manik mata (namakamu).

Kiki dan Steffy datang. Mereka tampak memegang dua buah undangan.

"Dateng ya ke pesta pernikahan kita. Iqbaal dan (namakamu) pasti udah sembuh kok," kata Steffy girang.

Aldi memandang aneh Kiki. Ia mengerenyitkan dahinya. Ia seakan tak percaya bahwa sahabatnya kini sudah siap naik pelaminan. Padahal, Kiki adalah orang yang cukup sulit untuk diajak berkompromi. Terutama dalam hal pernikahan. Steffy juga orang yang sangat sulit untuk diajak serius dalam hubungan percintaan.

"Serius lo ki? Lo mau nyusul kita berdua? Cepet amat?" tanya Aldi saking tidak percayanya.

"Yeh, kaya gini ga mungkin buat bahan bercandaan kali Di," jawab Kiki.

"Hahaha iya kok Ki, kita percaya kok sama kamu," Iqbaal menenangkan kawannya.

"Selamat ya Stef, Ki. Aku seneng kalian akhirnya bisa nyusul kita," kata (namakamu) senang.

Semua bisa berbahagia hari ini. Iqbaal sudah mulai sembuh, (namakamu) melahirkan Arkhan dengan selamat. Thalia juga senang karena punya adik laki-laki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Iqbaal's KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang