[part 7]

190 16 0
                                    

-------
Setelah bel istirahat berbunyi, Arka dan Arfan pergi menuju kantin. Disana mereka sudah ditunggu oleh duo kembar yaitu Dion dan Doni dan juga Rama si ketua OSIS. Membuat para perempuan ingin duduk di meja mereka. Dan tentu saja mereka berlima sudah sering menjadi pusat perhatian seisi kantin, terutama Arka.

"Kayaknya udah lama banget gak ngumpul kayak gini." Celetuk Arfan. "Gue pesan makan dulu. Pada yang biasa kan?" Mereka mengangguk menanggapi pertanyaan Arfan.

"Gimana? Kita jadi kan bikin surprise buat kepsek?" Tanya Dion.

"Jadi dong. Kan ultahnya lusa. Pasti ada upacara tumpengan kan, anak-anak dan guru-guru pasti pada ngumpul di lapangan. Setelah acara tumpengan, kita lakukan rencana kita. Setuju?" Jelas Rama. Walaupun ia sudah menjabat menjadi ketua OSIS tapi ia masih terlibat dengan kelompok troublemaker ini.

"Rencana bagus, biar gue sama Dion yang siapin bahannya." Ujar Doni bersemangat.

"Nanti gue sama Arfan yang siapin kuenya." Ucap Arka tapi pandangannya masih ke arah Arin dan Kara dan sekarang beralih ke arah cowok yang sedang duduk di pojok kantin dekat tukang es buah.

"Lo ngeliatin siapa ka?" Rama beralih ke arah pandangan Arka, disana ada Arin, Kara, Dhila dan beberapa teman sekelas Arin sedang jajan bersama.

"Cowok dekat tukang es buah itu. Dia terus ngeliatin Arin sama Kara."

"Kalo gak salah... dia itu sepupunya Michael. Cowok yang berantem sama lu kemarin, ka. Track recordnya gak begitu baik. Pernah diskors 3 hari gara-gara ketahuan ngerokok disekolah." Ujar Rama menjelaskan.

Arka mengangguk-angguk paham dan terus mengawasi pergerakan cowok itu.

Arfan datang membawa banyak makanan dibantu oleh tukang Mie Ayam, Pak Miun.

"Makasih ya pak Miun." Ujar Arfan karena sudah dibantu.

"Makasih pak Miun." Ucap Dion, Doni dan juga Rama berbarengan.

Arka mengambil minuman yang dipesan oleh Arfan, meneguknya sedikit demi sedikit memakai sedotan. Cowok itu mulai berdiri, berjalan mendekat menuju Arin.

"Aw..." Arin berteriak. Suaranya terdengar hampir seisi kantin. Hot Chocolate yang Arin pegang tumpah mengenai baju dan tangannya.

Arka melihatnya, cowok itu sengaja menabrak Arin. Bahkan cowok itu sudah mengawasi Arin daritadi, ini sudah direncanakan. Tanpa rasa bersalah cowok itu pergi dan meninggalkan Arin, hanya meminta maaf dan beralasan bahwa itu adalah unsur ketidaksengajaan.

Arka kesal, kenapa adiknya itu mempunyai sifat pemaaf yang berlebihan. Jelas-jelas itu sangat disengaja. Ingin rasanya Arka bangkit dan langsung membuat perhitungan dengan lelaki itu. Tapi mengingat Arin tidak suka akan hal itu, Arka terpaksa menahan diri.

Arin terlihat kesal tapi berusaha tetap sabar, Kara dan beberapa teman Arin langsung membawa Arin keluar dari kantin.

Melihat Arka yang hanya diam saja mengamati, membuat teman-teman yang lainnya bingung. Merasa terus diperhatikan, maka Arka angkat bicara.

"Arin gak suka kekerasan. Dia pasti marah kalau liat gue berantem lagi." Jelas Arka sambil mengaduk-ngaduk minuman didepannya.

"Terus lo bakal diam aja ngeliat Arin disakitin?" Tanya Arfan.

"Enggak. Gue pasti bakal buat perhitungan. Tunggu waktu yang tepat."
---------

Arfan memasuki kelas 10 IPA 2, ditangan kanan nya memegang satu gelas Hot Chocolate dan tangan kirinya memegang satu kantong plastik besar berisi dua kotak besar permen cokelat yang menggiurkan dan satu baju putih yang baru saja ia beli dari koperasi sekolah.

My Naughty Boy [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang