Hi, im back again. hohoho!
-------
Arka berada di ruang latihan drama dengan sangat terpaksa. Sutradara itu tidak bisa dibujuk sedikitpun, ia malah balik mengancam dengan membawa-bawa nama kepala sekolah. Benar-benar menyebalkan.
Sekarang waktunya untuk berkumpul antar partner peran. Arka dengan tampang malas nya berjalan mendekati Kara. Bukannya mengajak berlatih, ia malah duduk menyender di dinding dan memejamkan mata.
Wajah itu terlihat sangat lelah. Beberapa menit Kara menunggu tapi Arka tetap diam. Akhirnya Kara memutuskan untuk melambai-lambaikan tangannya di depan muka Arka, tapi masih tidak ada respon apapun. Jangan-jangan Arka tertidur, pikir Kara.
Kara duduk didepan Arka, satu tangan nya menopang dagu.
'Beruntung banget ya cewe yang jadi pacar lo.' Batin Kara.
"Udah puas mandangin wajah gue?" Kedua mata Arka terbuka, wajahnya mendekat ke wajah Kara. "Lo ternyata juga suka mencari kesempatan dalam kesempitan ya."
Senam jantung Kara mulai lagi. Lebih baik ia bicara sesuatu dari pada keadaan hening ini semakin lama. Otak nya tidak bisa berpikir, ia tidak tahu apa yang harus dibicarakan.
"Pangeran." Ucap Kara asal.
Arka menaikkan sebelah alisnya.
"Ehm.. maksud gue lo jadi pangeran gue. Lo kan Mr.Darcy dan gue Elizabeth Bennet. Jadi kita partner bersama." Kara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Oh.. tapi gue gak punya naskah. Kemarin baru gue robek." Tukas Arka dengan entengnya.
Sejenak Kara memandang Arka aneh, "Yaudah gapapa, besok gue fotocopy-in naskah gue. Sekarang kita latihan pake satu naskah aja."
"Bagaimana kalau kita latihan membangun chemistry aja?" Mata Arka menyipit.
Kara gelagapan. "Maksud kak Arka apa ya?"
"Gue tau lo gak sepolos itu. Tapi gak usah dipikirin, lagian gue juga cuman bercanda. Yuk hapalin teksnya."
--------
Arka berlatih basket dengan teman-temannya lagi hari ini. Latihan drama membuat energinya sedikit terkuras dan lelah. Mau tidak mau agar latihannya maksimal , ia harus memprioritaskan salah satu.
Arka sudah membicarakan ini kepada teman-temannya dan mereka semua setuju. Kebetulan juga ada Kara yang sedang kerja kelompok bersama Arin di rumahnya. Ia bisa segera membicarakan ini.
Tanpa harus bersusah-susah mendatangi Kara, ia sudah datang dengan sendirinya bersama teman-temannya yang lain.
"Katanya pada mau lihat lo latihan basket kak. Boleh kan?" Tanya Arin.
Arka mengangguk.
Mereka memulai lagi permainan basketnya. Mungkin karena suporter yang banyak, permainan basket mereka jadi makin bagus dari yang tadi.
30 menit yang melelahkan, penampilan mereka benar-benar bagus. Teman-teman Arin yakin kalau kak Arka dan timnya akan menang. Air satu teko sudah habis dalam sekejab hanya untuk mereka ber-lima. Kara berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum yang kurang.
Ini kesempatan yang bagus, pikir Arka.
Arka berjalan cepat ke arah dapur. "Kara, bisa ngomong sebentar gak?"
Kara mengisi air dari dispenser, "Bisa. Kak Arka mau ngomong apa?"
"Lo tau kan gue sama tim gue mau tanding basket beberapa hari lagi. Jadi gue minta tolong sama lo, lo bisa kan latihan drama sendiri tanpa ada gue dan temen-temen gue? Buat beberapa hari kedepan aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Boy [ON EDITING]
SonstigesArka sang primadona sekolah yang aura dan ketampanannya selalu dibincangkan para penghuni sekolah, tergabung dalam kelompok trouble maker sekolah, banyak disukai para perempuan bahkan sampai punya grup fans sendiri, Arkalovers. Banyak perempuan jatu...