Jika aku mengatakan padanya tentang perasaanku, segalanya bisa jadi canggung diantara kami, aku akan kehilangan dirinya sebagai teman.
-EntertainerSaat ini aku sedang di kantin bersama sahabat-sahabat ku.
"Nai lo kenapa sih, yaelah sewot mulu dari tadi" sahut Tiara dengan kesal.
Bagaimana tidak dari tadi Raina hanya memainkan kuah bakso nya siapa yang tidak kesal melihat nya seperti itu.
"Nai lo kenapa sih? Kalo ada apa-apa itu cerita dong jangan kaya gini" kata ku.
Raina benar-benar ceroboh cerewet jika bukan karna aku mengingat nya sebagai sahabat mungkin sekarang aku akan mengomeli nya dengan kata-kata kasar ku.
"Ahhhh... gue bete" kata gadis yang sejak tadi membuat ketiga oraag dimeja makan yang sama kesal.
Akhirnya ia mengeluarkan suaranya.
Setidaknya jika Raina sudah berbicara itu artinya dia sudah mulai membaik. Raina punya mood yang sulit ditebak, jika ingin mengetahui bagaimana mood nya paling tidak buat ia berbicara atau melontarkan kalimat-kalimat.
"Lisss, Daffa dekat sama Ghina ya" kata Andita memotong pembicaraan.
Aku tidak suka obrolan ini.
"Kata Daffa sih iya, dia mau nembak katanya entar malam" kataku mencoba untuk terlihat biasa saja. Sungguh rasanya aku ingin mual sekarang.
"Lohhh.. kok Daffa mau sih, dia udah gila ya, mau banget sama ghina" kata Tiara tidak percaya.
yakali tir gue juga bingung kenapa Daffa mau sama dia, siapa yang tak kenal ghina, cewek tersinis kataku mencelos dalam hati
Bahkan ia tidak punya teman dekat dikelasnya.
"LOHH.. LIS bukannya Daffa deketnya sama Lo, gue kira kalian punya hubungan spesial di belakang,kok sekarang malah dia mau nembak cewe gimana sih!" Kata Raina kesal, liat bahkan sekarang raina yang marah-marah.
Astaga raina benar-benar bodoh dalam hal menjaga emosi.
Aku saja hanya bertingkah seperti orang yang tidak peduli.
Sementara dia malah emosi seperti ini.
"Lo gila ya nai, suara lo bisa dikecilin dikit anjir" kataku kesal yang benar saja orang-orang dikantin mungkin saja dapat mendengar pembicaraan kami.
Kenapa sahabatku sebodoh ini ya Tuhan.
Bagaimana bisa seorang Arya tergila-gila pada gadis cerewet seperti Raina.
"Yakali biarin aja siapa peduli, lo tuh ya pinter banget boong, kalo suka Daffa ya bilang" kata Raina santai.
Dia benar-benar peka soal perasaan orang. wanita ini.
"gue ga pernah bilang gue suka sama Daffa, lo apaan sih Naii ngoceh gajelas mulu ah" kataku kesal.
"Iyasi gue juga ngira pertama lo sama Daffa ada hubungan ternyata nggak ada ya, ah Daffa emang buaya" ucapan Tiara seperti menyindir ku , tapi aku yakin Andita pun pasti berpikiran hal yang sama seperti Tiara.
"Yaudah namanya gue sama Daffa cuman Temen, yakali masa lo deket dibilang punya hubungan spesial" kataku mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.
"Jadi gimana Ntar malam ada yang mau nemani Gue nonton gak ni?" Kataku sekali lagi.
Jika tidak dipancing dengan hal lain mereka pasti akan terus memikirkan masalah tadi.
"Gue nggk bisa Lis, lo sih mendadak yakali gue langsung dibolehin" kata Raina.
Keterbatasan Raina yang pertama, ialah ibunya benar-benar protektif
"Gue sama Tiara mau ke butik, mau ngambil pesenan baju kita buat nikahan kaka nya Tiara, lo lupa ya" kata Andita dengan serius.
Astaga aku lupa bahwa minggu depan kaka Tiara akan menikah pantas saja akhir-akhir ini aku jarang melihat Tiara Update Path.
"Oh iyaya gue lupa,terus gue sama siapa" kata ku lemas.
Seandainya aku bisa seperti Raina pergi nonton sendiri mungkin aku akan pergi sendiri.
Hanya saja aku masih dapat berpikir bagaimana rasanya pergi ke bioskop duduk sendiri tanpa ada seorang teman satupun.
Biasa jika aku ingin pergi nonton, aku hanya perlu menelpon Daffa menyuruhnya menjemputku dan kami pergi bersama.
Namun mana bisa lagi, Daffa sudah milik oranglain.
"Liss.. melamun mulu deh lo" kata Tiara.
"Kenapa lo nggak ngajak Ka Tiyo, kan Ka tiyo sering ngajakin lo cuman lo nya aja yang sering sibuk pergi sama Daffa" kata Tiara dengan yakin.
Benar juga Bukankah Ka Tiyo selalu mengajaknya jalan.
"Oh iyadeh ntar gue ajakin ka Tiyo aja" kataku. Setelah itu bunyi bel masuk tanda waktu istirahat telah habis.
Kami saling berpisah satu sama lain menuju kelas masing-masing.
Yaampun aku merindukan mereka. Berkumpul di satu kelas lebih menyenangkan.
Dibanding beda kelas seperti ini.
Oh iya Ka Tiyo itu nama aslinya Prastiyo Admaja.
Alasan kenapa gue kenal dia yang pertama karena dia kakak kelas gue. Kedua karena kami hampir dekat.
Sampe sekarang pun gue masih dekat sama dia walau nggak sedekat dulu.
YOU ARE READING
FOREVERMORE
Teen FictionHerlisa Theresa Ginting. Seorang gadis yang bisa dikatakan sempurna tapi percayalah. Di setiap kehidupannya ia telah melalui berbagai hal sulit. Masa lalu... Persahabatan.. Seseorang dimasa lalu yang memberi luka. Lalu tiba-tiba datang seorang...