Revealed 8

37 7 0
                                    

Semua cinta itu harus diungkapkan, tidak ada cinta yang tidak diungkapkan, kecuali orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri.
-5cm

Laki-laki itu turun dengan memakai payung, siang itu hujan benar-benar deras.

Terima kasih pada tuhan, jika tidak ada laki-laki ini mungkin saja aku akan mati kedinginan di halte sendiri.

Dia laki-laki yang sudah sangat lama tidak aku liat, walaupun kami satu sekolah tapi aku sangat jarang bertemu dengannya.

Entahlah terakhir aku bertemu dengannya, saat ia membantu ku mengurus beberapa berkas OSIS disekolah dan itu sudah berbulan-bulan yang lalu.

Dia Putu Arjuna Anjaswara seniorku disekolah . Aku diperkenalkan oleh Andita dengannya, hanya perkenalan biasa.

"Mau bareng gue dek? Hujannya makin deras ni" katanya seraya berjalan kearahku dengan memakai payungm

"Eh.. iya ka"
Aku sedikit terkejut dengan perkataannya.

"Mau nggak ni dek? kalo nggk gue duluan ni" kata nya sambil tertawa garing

"eh iya deh Mau deh ka"
Kataku lagi dia mengajak ku masuk kedalam mobilnya.

Didalam mobil benar-benar dingin, bagaimana tidak baju ku sudah sedikit basah dan Ac nya menyala.

Badanku sedikit mengigil.

"Dingin ya?? Ac nya gue matiin aja kah dek?"

Katanya khawatir.

"Iya nih kaa, matiin aja deh"

"Lo sejak kapan nunggu dihalte sendirian, lo keliatan kaya anak hilang tadi"

Dia berbicara padaku namun pandangannya tetap fokus pada jalanan

"Supir gue nggak bisa jemput ka,jadi gue nunggu taksi lewat"

"Pantesan untung ada pangeran kaya gue lewat kalo nggak lo masih duduk disana kaya anak hilang"

"Ah elahh lu bisa aja ka hehehe"

Setidaknya bercanda Ka juna tidak segaring Daffa.

"Rumah lo di Perumahan Mediterania, blok B1"

"Iya ka"

"Gue pikir rumah lo pindah"

"Kaya lo pernah kerumah gue aja ka, lo kan cuman tau tau aja"

"Ya terserah gue lah dek,suka suka gue kalo mau sok tau"

"Ah bodo amat lah ka"

"Dek lo lagi dekat sama Prasetyo ya?"

"Dari dulu juga gue deket kok ka sama ka tyo.." kataku datar.

Lelaki di sampingku ini sangat-sangat mengintimidasi, bagaimana tidak ia bertanya hal-hal yang agak sensitif.

"Gue terlalu to the point ya dek?"

"eh nggk kok ka"

Lihat saja bahkan sekarang ia bisa membaca pikiranku.

"gue kasitau ya dek, kalo lo suka sama orang mending di ungkapin deh, nggak semua orang ngerti perasaan lo dek"

Apa yang sebenarnya dibicarakan lelaki dihadapanku ini

"Eh?"

"Gue tau lo lagi mendam perasaan lo, gue bisa liat itu dari banyak beban yang lo tanggung"

"Ah lo bisa aja ka"
Kataku seraya tertawa renyah

"Udah lah yang penting gue udah ngasih tau lo" katanya lagi serius.

Aku sudah berada dirumah saat ini.

Perkataan laki-laki itu masih menempel di kepalaku semua perkataan nya benar-benar memukul langsung seperti yang aku rasakan.

Tentu saja ia bisa berkata seperti itu dengan mudah, bukankah ia hanya bisa berkata lalu bagaimana denganku yang merasakan.

Hp ku bergetar tanda ada pesan masuk.

Message

Mama

Mama : mama besok pulang lis, mau di bawakan apa sayang?

Herlisa : terserah ma, mama datang aja lisa udah senang.

Mama : iya mama pulang besok sayang.

Herlisa : iya ma.

membosankan rasanya, aku tidak tau ingin melakukan apalagi.

Tidak ada yang bisa ku lakukan. Bahkan lagu Troye sivan sekalipun tidak menghiburku sama sekali.

Group Chat - Ntell

Herlisa : Gue bosen ni

Raina : tidur aja

Andita : jalan yok

Tiara : ayokk

Raina : kemana? Mau kemana oy

Andita : kemana aja yang penting jalan

Raina : ah elah

Tiara : ayok dah

Herlisa : jemput ya

Raina : mau jemput terus lis

Herlisa : kan yang penting gue ikut

Andita : lo ikut nggk nai?

Raina : mau si

Tiara : jemput yaaa

Raina : oke

Andita : gue siap-siap dulu.

Setelah perbincangan di grup saat ini merek ber-empat sedang berada di Pizza Panties.

Membicarakan hal-hal yang tidak penting menurutku.

FOREVERMOREWhere stories live. Discover now