Hazel Eyes

3.4K 103 24
                                    

Karen's Point Of View

"Mauren, Daren, kayaknya gue harus memenuhi panggilan alam sebelum ada bom molotov dari perang dunia ke-II meledak di sini dan membuat orang-orang seantero mall pingsan," ujar gue dengan ekspresi—yah gitu deh.

Shit, gue sering banget kayak gini. Bahkan di saat-saat yang gak gue inginkan.

"Anjir, sono! Bau! Bau!" Daren mendorong gue masuk ke dalam lorong yang mengarah ke toilet pria dan wanita di Mall. Ih, enak aja dorong-dorong. Dia pikir tangan dia gak gede apa? Mana anunya panjang pula! Maksud gue, jarinya.

Semoga kalian gak ambigu sama kata-kata gue barusan ya.

"Huek, cepetan keburu meledak!" Setelah menerima dorongan dari Daren, gue gak mau kena dorongan sekaligus tabokan di lengan dari Mauren yang dorongannya sebelas-duabelas sama Daren. Jadi, gue langsung ngibrit ke dalam kamar mandi.

Untungnya, gak antre. Jadi, gue bisa langsung memenuhi panggilan alam dengan damai, tentram, aman, sejahtera dan sentosa.

Hahhh... lega.

Gue pun keluar dari toilet mall. Di ujung lorong, bisa gue lihat Daren sama Mauren lagi ngobrol. Hm, omong-omong, kadang gue envy lihat mereka. Temen kayak pacar. Dibilang pacar tapi cuma temen. Tapi, tetep aja cute aja gitu kalo lihat mereka berdua lagi bercanda.

Friendzone mereka emang romantis. Beda sama gue. Maksudnya...

Sebenarnya gue malas untuk mengakui ini. Lagipula ini gak penting. Tapi gue mau jelasin, jadi gimana dong? He.

Sebenarnya ....

Sampai saat ini, selain single (biar bahasanya keren), gue juga gak ada gebetan. Gue mah gitu orangnya. Fokus pada pelajaran untuk meraih masa depan gemilang. Mantab.

Omong-omong, tahu gak sih perbedaan single dan jomblo? Mungkin kebanyakan orang berpikir, keduanya adalah hal yang serupa, sama-sama sendirian. Well, single maupun jomblo gak pernah sendiri.

Tau gak kenapa gue ngomong gitu?

Because, tanpa pacar gak ada yang bakal membatasi kita dalam bergaul sama teman. Ea.

Back to; perbedaan single dan jomblo. Dua hal yang serupa tapi tak sama. Single itu, belum pernah pacaran karena prinsip. Sedangkan jomblo, lagi sendiri karena abis putus dari pacar. AHAHA.

Oke, beberapa hal di atas sebenarnya gak penting-penting amat untuk dibahas.

Tapi... andai aja gue bertemu seorang pangeran berkuda putih yang memerjuangkan cintanya ke gue dengan sangat menawan. And then, kita berdua saling jatuh cinta. Jadian, direstuin keluarga, and then... happily ever after. Yey.

Hahaha. Apa sih gue? Nggak banget ya, huek. Gue sendiri aja geli sendiri habis mikirin kata-kata itu.

Hih, menggelikan.

BRUG.

Bukan. Barusan bukan suara gue atau apapun yang jatuh. Tapi suara cowok dengan jaket kulit yang baru saja keluar dari toilet dan menabrak bahu gue.

Wes, mas. Jalannya woles dong. Mana bahu doi keras pula, sakit tahu. Yah, tahu sendiri bahu cowok kerasnya kayak gimana.

"Maaf." Cowok itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke gue. Lorong ini remang-remang. Tapi siluet wajahnya...

Asdfghjkl, ganteng!

Oke, be normal. Gue yang tadinya mau marah-marah ke dia, seketika berubah adem ayem. Iyalah, mata mana yang nggak 'adem' melihat dia. Ya Lord, sungguh tampan ciptaanmu.

"Lo gapapa?" cowok itu menunjukkan tatapan cemasnya. Alisnya tebalnya bertautan.

Ini tipe gue banget, serius. Arab banget wajahnya.

"Apa benturan tadi terlalu keras?" tanya cowok itu lagi. Gue terkesiap. Bangun dari lamunan, dan tersadar. I'm back to earth. Omong-omong dia baku banget ya.

"Gapapa kok, santai aja." Gue terkekeh.

Cowok itu menampakkan raut wajah khawatirnya yang mereda. Mungkin ini cuma gue yang menduga-duga dan sok tahu, tapi gue rasa cowok ini takut gue kenapa-napa terus gue teriak minta tolong, terus dia dikira ngapa-ngapain gue. AHAHA.

Apa banget ya pikiran gue.

"Oke, gue duluan ya."

Gue memandang punggung cowok itu yang kian lama kian menjauh sampai akhirnya lenyap di tikungan di ujung lorong.

Pangeran berkuda putih? Oke, abaikan khayalan gue.

Huft, ini gak sesuai dengan ekspetasi gue.

Dalam ekspetasi gue, setelah gue dan dia bertabrakan secara tidak sengaja, kami bakal jatuh cinta dan bertukar nomor telepon atau sekedar social media.

Huh, ternyata kenyataan gak mungkin sepersis yang biasa gue tonton di Drama Korea, ya.

Realita sering kali bertolak belakang dengan ekspetasi. Namun pada porsi yang tepat, mereka berdua saling melengkapi.

HAH, bahasa gue kenapa jadi kayak gitu ya? Entahlah gue juga bingung. Mungkin ini efek abis ketemu cogan.

Guys, gue perlu describe tentang cowok itu. Cowok itu punya rambut brunette. Waduh, cute 'kan? Jangan lupakan alisnya yang bertaut sempurna saat mengernyit. Hidungnya astaga, mancung banget. Kulitnya tan gitu. Dan yang paling bikin gue terpesona...

Matanya. Mata milik cowok itu sangat indah. Berwarna hazel. Caramel. Gue suka.

Gue juga suka hidungnya. Bibirnya apalagi. Gue bingung, kenapa setiap cogan selalu punya bibir yang sangat... ummm, kissable? Huehehe.

Tapi lo tahu bagian sialnya? (Gak)

Bagian sialnya adalah... gue gak tahu nama cowok itu dan bahkan gak sempat tukeran ID Line!

Bagus sekali, Karen.

So, gue gak bisa ngapa-ngapain. Kalo gue tahu namanya, seenggaknya gue bisa stalk dia. Tapi masalahnya, gue gak kenal dia sama sekali.

Tapi tunggu. Apakah barusan gue menyatakan ketertarikan kepada orang yang baru gue temui barusan? Dan gue terlihat sangat genit?

Oh, gue gak bisa bohong. Iya, gue tertarik.

Lagian, cuman tertarik sama muka kok. Lagian, kita berdua kayaknya gak bakal ketemu lagi. Lagian, cogan kayak dia pasti udah punya pacar. Lagian, kita baru ketemu sekali dan dengan cara 'tabrakan' yang tidak disengaja. Lagian—

"KAREEEN, LAMA BANGET, SIH!"

Tuh 'kan, Mauren ngomel-ngomel. "Hehe, maaf."

Ya Lord, meski hampir gak mungkin ketemu sama cowok itu lagi, tolong dong aku mau ketemu lagi.

Jangan heran, gue emang orangnya kepo-an banget. Jadi, gue gak bakal berhenti mencari tahu sebelum gue dapat jawabannya.

Dan gue bakal menemukan jawaban tentang siapa cowok itu. WUAHAHAHAHA (ketawa jahat).

Oke, kesannya kok gue jadi kayak penguntit gitu ya. Lah emang gitu. Eh, nggak deng.

Ya udahlah baca aja terus buku ini, siapa tahu nanti kalian ketemu cogan juga terus bisa jadian. Terus tahu-tahu jodoh.

Gue doain. Hehe.

a.n

Haloooo semuanya! Gue bikin cerita baru, semoga kalian suka ya :D omong-omong sebenarnya gue bikin ini karena gabut. Tapi doain aja gue bisa terusin cerita ini ya :)

Dan, words per-part dalam cerita ini gak bakal panjang-panjang.

Vomments?

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang