Did They Ever Fight Like Us?

617 43 7
                                    

Author's Point Of View

Mauren menyambar ponselnya yang terletak di atas nakas, lalu membuka aplikasi line dan menghubungi Daniaal.

Mauren: Dan, besok jalan yuk?

Daniaal: g bs

Mauren: kenapa?

Daniaal: lo udh punya pacar, lo harus hargain perasaan dia.

Mauren: please, Dan.

Mauren mendesah berat mempertimbangkan akankah Ia melakukan itu. Ketika keputusannya bulat, Mauren memaksa Daniaal bertemu dengannya.

Di sisi lain, Daniaal menghubungi Karen.

Daniaal: Karen
Daniaal: Woy
Daniaal: Ren
Daniaal: Peanut

Karen: dih, itu bahasa w

Daniaal: Kemana aja

Karen: kemana-mana hatiku senang

Daniaal: Hati gue aja yuk

Karen: maksud?

Daniaal terkekeh, Karen memang seringkali lemot. Hal itu pula yang membuat kode yang dilontarkannya tak jarang tidak diterima dengan baik oleh Karen. Maksudnya, cewek itu gak peka.

Daniaal: Gak peka lo

Karen: w mah peka banget, Dan.

Karen terkekeh, ada juga lo yang gak peka, Dan, batin Karen.

Daniaal: Oh iya, maaf ya Ren. Kayanya besok gue gajadi ngajak lo ke taman.

Daniaal: Sorry ya

Karen: ooh, yodah gpp

Daniaal: Beneran gapapa?

Karen: iya :)

Yah, gajadi, batin Karen lagi.

Naluri stalker—detektif Karen bangkit. Gue yakin pasti ada apa-apanya, batin Karen.

Karen's Point Of View

Pagi ini, tanpa ba-bi-bu gue segera bersiap-siap untuk pergi keluar. Tepatnya mengikuti Daniaal. Gue memang terlihat seperti penguntit kalau begini. Tapi masalahnya, gue kepo.

Dan kepo gue tak terbendung.

Gue melacak location Daniaal. Hah? Dia lagi di taman tempat gue jadian—eh, maksudnya janjian.

Gue segera memacu sepeda gue ke taman itu—yang kebetulan letaknya gak terlalu jauh dari rumah gue. Fyi, gue gak bisa naik motor.

Gue celingukan mencari Daniaal. Kemudian, gue melihat seorang cowok dengan jaket denim berwarna biru. Gue kenal banget jaket itu. Khas.

Itu pasti Daniaal.

Gue bersembunyi di balik semak-semak.

Tiba-tiba, muncul seorang cewek yang duduk di sebelah Daniaal. Mereka berdua duduk di salah satu kursi taman di bawah pohon yang rindang.

Hal yang bikin gue kaget, itu Mauren. Gue kenal banget.

Ya Lord, apaan lagi sih ini? Rusuh lo, Ren. Sekaliiiii aja gue pengin sama yang ini, jadi tolong jangan ganggu. Lo udah ada Daren.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang