Found

1K 55 10
                                    

a.n

Sesuai judulnya, ya kalian tahulah apa yang bakal terjadi.

Enjoy, guys. Happy reading!

**

Ctik. Ctik. Ctik.

Jarum jam bergerak detik demi detik. Suara jarum jam memenuhi kamar gue yang kondisinya gelap ini. Gue menarik tali yang terjulur dari lampu tidur di atas nakas, menyalakannya, menimbulkan cahaya remang-remang.

Jam menunjukkan pukul 23: 23.

Ada hp gue di atas nakas. Gue lihat, udah 100%. Gue cabut dari charger dan gue mainin.

On data terus langsung buka line. Itu udah pasti jadi kegiatan pertama gue setiap menyalakan hp. Ya 'kan, mungkin aja ada yang ngechat, hehehe. Meskipun yang chat OA juga gapapa. Karen selalu strong :)

Wow, tumben ada notif dari timeline?

Gue menyentuh ikon yang bergambar bel di panel bagian atas timeline.

Ares left a stiker.
Ares left a stiker.
Ares left a stiker.
Ares shared your post.
Ares shared your post.
Ares shared your post.

(a.n: kayak gitu bukan sih notifnya? Ya, bayangin aja gitu lah ya, hehe)

Gak ada angin, gak ada hujan itu cowok ngelike semua post gue. Iya, post gue emang cuma 3 di timeline. Itu juga isinya tentang dunia perfangirlan gue yang naksir berat sama calon masa depan gue—One Direction. Eh, tapi yang gue pengenin jadi masa depan gue cuma satu, Niall Horan. Yekali gue jadiin mereka lima-limanya suami gue? Gue gak serakus itu, cuy. Tapi kalo mereka mau sih gapapa. Dan kenapa gue malah ngelanturin mengkhayal tentang 1D?

Ares ngestalk gue, cuy.

Ya udah lah, gue like back aja.

Lah? Itu postnya Ares kok juga cuma 3? Semuanya post gue yang dia share pula. Likenya masih sedikit. Cuma beberapa orang, gak sampe 5.

Setelah gue like semua, iseng, gue lihat-lihatin aja likers list yang muncul dari setiap post dia.

Tiba-tiba, mata gue terpaku pada sebuah foto profil yang dipasang seseorang di likers listnya Ares. Left stikernya yang ketawa pula.

Mata gue gak butuh lebih dari 5 detik untuk menyadari bahwa cowok itu adalah cowok yang tabrakan sama gue di mall beberapa hari lalu.

COWOK YANG GUE CARI, GAYZ.

Asdffhjkl, akhirnya ketemuuuuu!

Gue yakin ini beneran dia!

Gue gak menyangka. Hoki abis. Ini pasti takdir.

Tanpa pikir panjang, gue langsung add dia. Ya Tuhan, makasih banget. Gue ketemu cowok ini.

Seorang cowok yang menarik perhatian gue padahal di luar sana ada ribuan atau bahkan jutaan cowok—yang mungkin sama-sama ganteng atau bahkan lebih ganteng.

Tapi... di antara sekian banyak pilihan untuk bertemu, kenapa harus dengan cara tabrakan? Di antara sekian banyak cara dan tempat menemukan dia kenapa harus di mall?

Dan kali ini, kenapa gue bisa menemukan cowok itu di timeline cowok yang lagi baik-baiknya ke gua. Tiba-tiba baik. Gak ada angin, gak ada hujan, gak ada badai.

Omong-omong... akhirnya gue tahu namanya.

Dan mulai saat ini, nama cowok itu terukir di hati gue. Yah, gue gak tahu seberapa lama nama itu tahan di hati gue. Apakah namanya akan menghilang perlahan layaknya ukiran di batu yang tergerus air hujan?

Kita gak ada yang tahu.

Gak ada yang tahu seberapa lama perasaan bertahan.

Gak ada yang tahu pada siapa perasaan itu berlabuh.

Anju. Kenapa gue mendadak ngomong seakan gue paham soal 'beginian'? Hahaha. Pacaran aja belum pernah.

Gue jadi inget pas Mauren ngatain gue amatir. Iya, gue memang amatir.

Sampe saat itu gue milih mundur daripada jadi penghalang di antara Mauren dan Daren.

Jadi ceritanya, saat itu gue kelas 8. Gue, Mauren dan Daren berada di kelas yang sama. Daren baik sama gue. Gue sama Daren tambah deket karena sekelas. Tapi tanpa gue sadar, Daren juga baik ke Mauren. Gue aja yang baperan, sedih kan?

Saat itu umur persahabatan kami baru jalan 1 tahun. Waktu yang lumayan untuk memupuk rasa untuk saling percaya. Banyak masalah dan rintangan yang dilewati, dan kami bertiga bisa.

Tapi, saat itu ada rintangan baru. Berkaitan dengan perasaan.

Lo pernah dengar kata-kata, "di antara lawan jenis yang bersahabat, apabila ada perasaan yang tumbuh pada salah satunya, maka persahabatan itu tidak akan berlangsung lama lagi." Semacam kayak gitu deh, persisnya.

Pertama kali gue baca kata-kata itu di novel wattpad (yang gue lupa judulnya apa), gue ketawa. Lagian, menurut gue itu hal yang sangat bodoh. Kenapa bisa-bisanya bersahabat, lalu punya perasaan lebih?

Ya elah. 'Kan cuman sahabat. CUMAN SAHABAT.

Habis itu, gue kapok dan menyesal menertawakan kata-kata itu. Karena kata-kata itu terealisasikan di gue.

Gue sama Daren dekat di sekolah. Mauren dan Daren dekat di dalam maupun di luar sekolah. Tanpa sepengetahuan gue, mereka sering jalan berdua. Dan gue tahu karena ada temen sekalas gue yang juga naksir sama Daren gak sengaja ngelihat Daren dan Mauren lagi jalan, dan dia nempelin foto Daren dan Mauren yang jalan di mading sekolah.

Gue yang saat itu memendam perasaan suka ke Daren, jelas cemburu dan marah banget pas tahu hal itu. Tapi akhirnya gue sadar....

Gue sangat egois. Udah jelas-jelas gue lihat mereka berdua saling suka. Daren suka Mauren. Mauren suka Daren. Tapi kenapa gue masih tetap memperjuangkan rasa yang ada kalau nyatanya itu percuma?

Gue berusaha menghilangkan perasaan gue buat Daren. Ini demi kebaikan kami bertiga. Kalau gak satupun yang ngalah, persahabatan akan hancur. Dan gue gak suka dengan rasa hancur dan kehilangan. Rasanya hampa.

Gue pun sadar, yang harus ngalah dalam masalah ini adalah gue.

Mauren dan Daren juga akhirnya sadar dengan perasaan gue. Mereka berdua berusaha gak kelihatan dekat di depan gue. Mereka menghargai perasaan gue. Daren pun gak marah dengan perasaan yang gue pendam.

Sampai saat ini, Mauren dan Daren gak jadian dan stay in 'HTS'. Karena mereka pikir gue masih suka Daren dan gak mau bikin gue sedih. Mereka baik banget, 'kan? Mereka menjaga perasaan gue. Gak nyesel deh waktu itu gue ngalah supaya persahabatan kami awet (sampai sekarang, yey).

Pelajaran yang bisa diambil adalah; usaha gak akan pernah membohongi hasil. Usaha lo maximal, hasilnya pun bakal maximal seperti yang lo harapkan juga. Kalo usaha lo biasa, hasilnya pun bakal biasa-biasa aja.

Bagaimana pun perasaan yang timbul di tengah persahabatan, persahabatan harus lebih diutamakan. Itu prinsip gue.

Haduh, gue jadi kayak menye banget gitu ya.

Note, gue bijak banget malem ini. Apakah ini efek dari yang namanya 'kebangun'? Atau jangan-jangan ini karena gue nge-add cowok itu?

Oke, sekian. Kalo gue terusin cerita dan gue baper lagi, 'kan berabe. HAHAHA.

Ah lupakan. Gue kepengin stalk doi ah.

Gue mengklik nama yang tertera di kategori; new friends.

Gue menggumamkan nama cowok itu, "Daniaal Akbar."

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang