Yang Terbaik

19 2 2
                                    


Gundah hati ku memikirkan permasalah yang nanti nya akan diselesai kan di meja hijau.

Haykal masih terlelap di ranjang RS. Apa lagi cobaan yang harus Haykal alami. Ayah sedang sibuk mengurusi persoalan ini di kantor polisi. Aku takut Aku sangat takut, hal yang besar akan terjadi pada Haykal Ramli.

Sekitar jam 02:30 Aku masih gundah duduk di samping Haykal yang tertidur pulas, karena obat bius dari Dokter. Aku tak bisa tidur, badan ku pegal karena terdorong jauh oleh Ayah. Ibu yang sedang tertidur di karpet bawah, lalu menghampiri ku.

"Nak, kenapa?"

"Badan Sara sakit-sakit bu, Sara ga bisa tidur.."

"Sini Ibu pijitin.."

Ibu memijit tangan ku.

"Tidur sayang, kalau Kamu ga tidur nanti Kamu sakit loh.. Nanti kalau Kamu sakit, siapa yang jagain Haykal?"

Menghela nafas "hh.. Iya bu.."
Aku kemudian mencoba tidur di kursi sebelah Haykal.

Sekitar pukul 4:50 Aku terbangun. Sebentar sekali tidur ku, Aku melihat ke arah Haykal, Ia masih terjaga dalam tidurnya.

Tapi kok Ibu tak ada ya? Dia kemana? "Hm, mungkin Ibu nyusul Ayah.." fikir ku.
Aku menatap wajah Haykal dalam-dalam. Sungguh Aku sangat menyayangkan ini bisa terjadi dihidupnya. Seandainya bila Almh. Ibu Haykal masih ada, Haykal tidak akan tersiksa seperti ini.

"Ayah.." Haykal mengigau.

Kasian Dia, masih saja menyebut nama Ayahnya yang sudah menyiksa dirinya seperti ini. Aku mencoba memegang telapak tangannya.

"Aku yakin ini akan segera berakhir.." ucap ku.

Aku menunduk, sedih akan apa yang telah terjadi padanya.

"Ra.. Dimana Aku?" tiba-tiba Haykal terbangun begitu saja.

Aku bergegas melepas tangannya. "Haykal, syukurlah Kau sudah siuman.. Kau ada di Rumah Sakit kal."
Haykal kemudian hanya melirik di sekelilingnya.
"Tenang lah.. Kau akan baik saja.."

Haykal lalu menatap ku. "Maaf soal..."
"Sudahlah.. Aku sudah memaafkannya" Aku memotong pembicaraannya agar Dia tak sedih lagi mengingat kejadian tadi.

"Jika ini yang terbaik.. Ra.. Tolong lakukan. Aku tak bisa menghalang-halang kalau sudah menjadi yang terbaik untuk ku. Aku ikhlas Ayah di jebloskan ke penjara, lakukan lah yang terbaik Ra.." ucapnya pada ku.

"Iya.. Haykal, apapun itu pasti Kami akan melakukan yang terbaik untuk mu"

Tak lama Ayah dan Ibu datang memberi kabar. Untuk persidangaan di laksanakan pada lusa. Pukul 10:00 pagi.

Dan Kami pun pulang. Haykal tetap di rumahnya, dan Aku tak bisa memaksa Haykal untuk tinggal di rumah ku.

-Setibanya di rumah Haykal.
Perasaan campur aduk di hati nya, Haykal menangis mengeluarkan kesakitan batinnya. Menatap foto sang Ibu dengan terisak-isak, memeluknya hingga tersedu, kapan kah kemalangan ini akan berakhir padanya? Haykal mencoba kuat dengan semua ini. Saat Ia menoleh ke arah meja, Ia melihat satu keresek yang dalamnya terdapat makanan. Tak lain, dari Visara Bachan. Ia kembali menangis. "Maafkan Aku Visara.."-

Keesokan harinya Kami masih tetap bersekolah seperti biasa.
Dan Aku tak lagi banyak tanya padanya, soalnya Aku tak mau Kami mengingat hal kemarin.

Biarkan semua berjalan dengan semestinya.

Dan hari dimana Ayah Haykal disidang pun tiba. Rasa takut,kaget,cemas,khawatir,sedih bercampur menjadi satu. Semoga Allah slalu bersama Kita semua, agar sidang ini berjalan dengan lancar.

 Please Don't StopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang