Prologue

36.9K 2.6K 57
                                    

Lee SoHyun membenarkan letak kacamatanya. Sesekali ia mengusap matanya yang merah dan berair. Di hadapannya terdapat setumpuk kertas yang perlu ia kerjakan malam itu. Pulpennya berputar-putar malas di sela-sela jemarinya. Besok adalah deadline dimana ia harus mengumpulkan semua tugas nista itu. Setelah dipikir kembali, kenapa ia mau saja memilih Jurusan Kedokteran yang bikin pusing setengah mati? Walaupun banyak orang yang ingin duduk di kursinya, bukan berarti persiapan menjadi dokter itu mudah.

Untuk yang kesekian kalinya, SoHyun menguap lebar. Maniknya menoleh ke arah jam dinding. Pukul 00.34 dini hari.

Sial, umpatnya dalam hati.

Profesor gila itu benar-benar berniat membunuhnya. Dosennya itu baru memberinya tugas sore tadi. Sedangkan pagi-pagi sekali nanti SoHyun harus sudah ke kampus untuk berhadapan dengan dokter spesialis jantung berkepala botak yang menjadi pembimbingnya itu dan mengumpulkan tugas penyiksaannya.

"Aaaaaaarrrggghh dasar dokter gila!" Erangnya frustasi. Tangannya menarik-narik surai cokelatnya yang sudah kusut.

Ting! Ting!

Ponselnya pun berbunyi. Oh ini kesalahan SoHyun yang paling fatal. Harusnya ia mematikan ponsel biadabnya itu. Kalau ponselnya sudah bunyi, konsentrasinya langsung buyar dan pasti ia akan membuka ponselnya untuk melihat notifikasi apa yang masuk. Tidak ada jaminan apakah SoHyun akan kembali mengerjakan tugas atau tidak.

Mata SoHyun membulat. Seketika kantuknya hilang. Seulas senyum bahagia mulai terukir di wajahnya. Pantulan cahaya dari ponsel yang menusuk mata itu tidak menjadi penghalang baginya untuk memandangi ponsel itu dalam jarak 5 senti.

Message from Oppa♡

Sedang apa? Begadang lagi kah? Kuharap kau sedang tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedang apa? Begadang lagi kah? Kuharap kau sedang tidur. Begadang itu tidak baik, nanti kamu sakit. Pergilah tidur. Miss you soooo bad, babe 😘

Rasanya seperti terbang diatas awan. SoHyun sudah tidak peduli lagi dengan tumpukan kertas di depannya. Ia benar-benar merindukan Oppanya ini. Memikirkannya saja nyaris membuatnya menangis.

Min Yoongi.

Lelaki yang sudah bersamanya sejak 2 tahun yang lalu. Lelaki itu sudah menyelesaikan studinya dan bekerja sebagai producer musik di Amerika. Terakhir kali SoHyun melihatnya adalah tepat satu tahun lalu. Sudah jelaskan mengapa mereka saling rindu?

Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, SoHyun tidak pernah tidak memikirkan Min Yoongi. Walaupun Yoongi sering menyuruhnya untuk lebih fokus pada kuliahnya, tetap saja gadis itu tidak bisa tidak rindu pada pria itu.

Takut.

Itulah perasaan yang selalu menggerogoti hati SoHyun. Takut jika Yoongi tidak bertahan. Takut juga jika hatinya sendiri goyah. Satu tahun bertahan tanpa Yoongi saja sudah membuatnya merasa berhak diberi penghargaan MURI.

Seperti biasa, tanpa SoHyun sadari pun, matanya sudah berkaca-kaca. Jemari pun bergerak untuk memberi balasan untuk kekasihnya itu.

To Oppa♡

Aku sedang mengerjakan tugasku. Aku janji ini terakhir kalinya aku begadang. Jika tidak, besok aku bisa mati, Oppa. Miss u more♡ 😢😘

🍁🍁

Hai temaaaan

Aku kembali membawakan kisah baru yakni sequel dari FFku yang BAD SUGAR. Tapi tenang aja, yang belum baca Bad Sugar masih bisa nyambung kok (semoga aja sih wkwk) sama FF ini. Kalau ngerasa butuh baca dulu Bad Sugarnya ya baca aja monggo ya man temann.


Please give me much loves 🙆😘😍

[myg] Sweet Yet Bitter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang