Lee SoHyun membuka matanya dalam sekali hentak karena ponsel biadabnya itu berbunyi. Ia pun menarik kepalanya perlahan dari atas meja yang terdapat banyak tumpukan-tumpukan kertas dan buku-buku tebal. Di tangannya masih terselip sebuah pulpen. Oh sial, dia ketiduran lagi.
Gadis itu mengusap matanya, perih karena masih mengantuk. Kamarnya gelap dan sunyi. Well, harusnya sunyi, tapi pada kenyataannya tidak. Ponselnya itu berbunyi dengan sangat nyaring, memecah kesunyian malam. SoHyun menyipitkan matanya saat ia menatap ponsel. Ugh, bahkan brightness ponselnya ada pada tingkat 100%.
Merasa malas untuk melihat siapa yang berani-beraninya mengganggu waktu tidurnya yang berharga, Lee SoHyun segera mengangkat telepon itu.
"Halo..?" Suara serak itu berhasil keluar dari tenggorokannya.
"Sayang? Kamu kebangun, ya? Ah, maafkan aku. Tapi aku sungguh merindukanmu."
Kedua alis SoHyun bertautan. Tampaknya kesadaran gadis itu belum kembali seutuhnya. "Siapa ini? Namaku 'SoHyun', bukan 'Sayang'."
"Tega banget kamu, ya! Ini Oppa!"
Alis SoHyun masih bertautan. "Oppa mana? Oppaku banyak."
"Astaga, anak ini. Sudah setahun tidak bertemu dan hampir tidak pernah bertelepon, tapi kau malah seperti ini saat aku mengusahakan meneleponmu? Itulah caramu bersyukur?"
Mata SoHyun membulat. Seluruh kesadarannya baru saja kembali. Oh, tidak. Ini gawat. Kesalahan terbesarnya. Ini Min Yoongi.
"Oohh.. Yoongi Oppa? Mianhae, Oppa! Aku kan baru bangun!"
Terdengar dengusan di seberang sana. SoHyun tahu lelaki itu pasti kesal. Tapi, hei, dia sedang tidur dan dihubungi tengah malam! Harusnya siapa yang marah disini?
"Aku kan sibuk."
Mendengar kata 'sibuk' sungguh membuat telinga SoHyun gatal dan memerah. Menyebalkan. Siapa yang menyuruhnya menelepon kalau dia sibuk?!
SoHyun menggigit bibirnya kesal. "Oh, maaf, ya. Karena sudah mengganggu waktumu untuk meneleponku hanya karena kau rindu padaku. Teleponnya matikan saja." Gadis itu langsung menjauhkan ponsel dari telinganya.
"T-tunggu!"
Ujung bibir SoHyun naik. "Apa lagi?" Tanya SoHyun dengan nada menantang. Ponsel kembali menempel di telinganya.
"Saranghae."
Sial, pikir SoHyun. Satu kalimat pendek itu sukses membuat wajahnya memerah sampai ke telinga.
"A-Apa? Maaf, aku tidak begitu mendengarnya."
"Aish! Sudahlah! Tidur lagi sana! Besok kau kuliah pagi, kan? Kalau kau terlambat bangun, aku yakin tugas yang kau kerjakan semalaman itu tidak akan diterima."
"Ya! Beraninya kau mendoakanku seper--"
Tut.. tut.. tut..
Mulut SoHyun terbuka lebar. Matanya melotot. Ia tidak percaya ini. Min Yoongi menutup teleponnya. SEPIHAK.
"Aish! Lebik baik kau tidak usah meneleponku! Menyebalkan!"
🍁🍁
Sial. Min Yoongi sialan. Min Yoongi keparat. Min Yoongi brengsek. Min Yoongi bangsaaaat!
SoHyun berlari sekuat tenaga dari halte bus menuju kampus yang jaraknya tidak dekat itu. Belum dengan kelas pertamanya yang berada di lantai 7 dan lift kampus yang kadang suka mengundang SoHyun untuk berkata kasar, makin memperparah keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[myg] Sweet Yet Bitter ✔
FanficMin Yoongi bekerja menjadi produser musik di Amerika. Dan disinilah SoHyun, harus menelan utuh hubungan jarak jauhnya dan mencoba bertahan dari rasa rindu. Stat : COMPLETED