Part 25 : Climax

14.4K 1K 404
                                    

Jimin melangkah lebar-lebar, menyusuri lorong rumah sakit. Maniknya lurus ke depan. Tatapannya tajam. Wajahnya tidak ramah.

Berkali-kali bahunya menubruk orang-orang yang ia lewati. Tapi ia tidak peduli. Tujuannya hanya satu.

"Lee Sohyun," katanya saat ia membuka pintu kamar rawat.

Ada Taehyung yang tengah berdiri dekat jendela. Lalu Sohyun duduk manis di samping ranjang pasien. Dan terakhir, Min Yoongi.

Ketiga orang itu sontak menoleh ke arah Jimin yang berdiri di mulut pintu sambil menggenggam jaketnya. Peluh memenuhi leher dan pelipisnya. Rambutnya disisir ke atas, basah karena keringat. Dan yang terpenting, ia tengah menatap tajam Sohyun dan Yoongi bergantian.

"Jimin? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sohyun.

Jimin yang masih mengatur napasnya, kali ini memandang Yoongi dengan sorotan kejut. Melihat bagaimana Min Yoongi tampak hancur dan tak berdaya di depannya, sedikit membuatnya sesak.

Sungguh, apa yang terjadi?

Saat Jimin hendak membuka mulut, ia menelan kembali apapun yang ingin dikatakannyA. Mulutnya kembali tertutup.

Tidak. Bukan Yoongi tujuannya.

Tanpa bicara, Jimin melangkah lurus menuju Sohyun dan menarik tangannya agar gadis itu berdiri.

"Ya, mwohaneun goya?" Sohyun berusaha menarik kembali tangannya, tanda protes. Alisnya bertautan. Tapi Jimin mengeratkan genggamannya. (Hei, apa yang kau lakukan?)

Taehyung mengulas senyum kecil dari tempatnya berdiri. Sungguh langka melihat Jimin yang begitu protektif. Apalagi kepada perempuan.

Sementara Yoongi hanya menaikkan alisnya tanpa bicara.

"Hyung," panggil Jimin ragu.

Yoongi masih tidak bersuara. Ia menunggu.

"Aku turut bersedih melihat keadaanmu. Semoga cepat sembuh," ucap Jimin sambil membungkuk dalam-dalam.

Lalu ia menarik Sohyun pergi.



***



"Jimin! Lepaskan aku!"

Sohyun terus berusaha menarik tangannya kembali. Tetapi Jimin sungguh kuat. Genggamannya pada pergelangan tangan Sohyun sangat erat sampai Sohyun mengerang.

"Ah! Jimin! Sakit!"

Keduanya berjalan memutar sampai bagian belakang rumah sakit. Lalu Jimin menemukan sebuah pintu di sudut bangunan dan menarik Sohyun ke dalam.

Sohyun mendesis saat pergelangan tangannya dilepas. Denyutan memilukan terasa sangat jelas. Saat ia menoleh ke arah Jimin, lelaki itu tengah mengunci pintu.

"Apa yang kau lakukan?!" jerit Sohyun marah.

Jimin tidak menjawab. Napasnya masih tidak teratur. Dadanya naik turun. Lelaki itu hanya menatap kosong peralatan kebersihan yang disimpan dalam ruangan kecil itu.

Sohyun menghembuskan napas keras-keras. Ia menyibakkan rambutnya ke belakang. Maniknya menatap tajam lelaki di sampingnya.

"Ya, apa yang kau pikirkan? Tidak perlu kau lakukan itu di depan Yoongi Oppa! Nanti dia akan berpikir macam-macam! Aish," gerutu Sohyun.

[myg] Sweet Yet Bitter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang