Antony tersenyum melihat anak gadisnya tersenyum dari depan pintu."Bagaimana hari pertamamu, Mora?"
Amora tersenyum menanggapi. "Lancar pa! aku juga dapet 3 temen baru hari ini."
Antony tertawa kecil mendengar penuturan Amora. "Baguslah kalau begitu, nah. Kamu harus mandi sekarang, habis mandi kita makan malam."
Amora mengacungkan ibu jarinya dan berlalu masuk kedalam kamarnya.
Amora menaruh tas nya dikasur, lalu mengambil pakaian didalam lemari dan tidak lupa handuknya, kemudian masuk kedalam kamar mandi. 25 menit sudah lebih dari cukup untuk gadis itu membersihkan tubuhnya, Amora keluar dengan wajah yang lebih segar.
"Amora, kamu udah selesai mandi? Ayo makan." teriak Antony dari dapur.
"Iya pa, Mora ngeringin rambut Mora dulu" jawab gadis itu dari dalam kamarnya. Setelah menyisir rambut setengah keringnya Amora keluar kamar menyusul ayah dan adiknya didapur.
"Gimana sekolah kamu hari ini Steve?" Tanya Amora disela-sela makannya, Steven menelan makanan yang ada didalam mulutnya.
"Baik kak, kayak biasa aja." Jawabnya datar. Kemudian ia kembali sibuk dengan masakan Antony di depannya.
Antony tersenyum melihat percakapan singkat kedua anaknya. Setidaknya Antony senang, kedua buah hatinya itu bisa menerima keadaan mereka sekarang. "Andai mama masih ada bersama dengan kita ya, pasti akan lebih menyenangkan." Celetuknya tanpa sadar.
Mereka terdiam. Tidak terdengar lagi dentingan sendok dengan piring.
Steven menghela napas kemudian berdiri. "Aku sudah selesai makan. Aku ke kamar ya pa, kak. Mau ngerjain PR." Ujarnya sambil berlalu.
"Papa juga udah Mor," ujar Antony.
Dengan segera Amora membersihkan piring kotor yang ada dimeja. Setelah menyelesaikan cuci piringnya Amora menghampiri sang ayah yang duduk termangu dikursi roda.
"Pa, papa mikirin apa?" Tanya Amora.
"Papa kepikiran mama kamu Mor, papa kangen sama mama." Ujar Antony dengan mata berkaca-kaca.
Amora tidak bisa menahan air matanya. "Mora tahu pa, kita semua kangen mama. Tapi, kita juga harus tahu batasan kita buat sedih. Kita harus bangkit pa, mama pasti gak akan suka kalo tahu kita sedih kayak gini." Ucap mora memeluk papanya.
*******
Pukul 05.00 pagi, Amora sudah terbangun dan mandi. Ia teringat oleh perintah atasannya. padahal masih 4 jam lagi, tapi ia sudah bersiap. Lebih cepat selesai lebih baik. Pikirnya.
Tepat pukul 06.05 Amora berpamitan pada Antony. "Papa, Mora berangkat ya, ada kerjaan di kantor."
Antony menatap putrinya ragu, "jam segini? Kamu kan masuk kerja jam 9 Mor," ucapnya.
"Iya, tapi kemarin bos Mora nitipin kunci ruangannya dan nyuruh Mora buat bersihin sekalian. Jadi aku berangkat lebih pagi hari ini."
Antony tidak menjawab.
"Papa gak usah khawatir, aku janji akan jaga diri aku baik-baik, okay?" Ujar mora meyakinkan ayahnya.
"Yasudah, hati-hati ya nak," ucap Antony. Amora mengangguk dan segera melangkah keluar rumah. Karna sekarang baru jam 6 dan bus yang melewati daerah kantornya pasti belum beroperasi, Amora mmilih untuk naik go-jek. Amora juga memakai pakaian yang lebih casual karna akan membersihkan ruangan Brian terlebih dahulu. Tidak lupa ia juga membawa pakaian gantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Dictator CEO {SUDAH DITERBITKAN}
RomansaTakdir kembali mempertemukan Amora dan Brian, dengan situasi dan kondisi yang berbanding terbalik dari saat mereka pertama bertemu dengan Amora yang tidak lagi mengingat Brian. Apakah takdir sedang mempermainkan mereka?