What is Love?

192 23 0
                                    

Annyeong, masih adakah yg baca ff amatirku ini?. Lanjut aja, ga bisa tenang klo belum namatin nih ff. Happy reading ....

Part 7

Kejadian saat di kantin siang tadi, membuat Mijoo terus memikirkannya. Tak disangka, Myungsoo yg merupakan pacarnya langsung bergegas menghampiri yeoja itu tanpa mengindahkan ku yg masih disana.

Pedih rasanya. Tak memungkiri jika kejadian seperti ini akan terjadi bahkan mungkin akan terulang kembali. Mijoo percaya jika Myungsoo mencintainya. Tapi itu tidak akan membuat Myungsoo berhenti memperdulikan yeoja yg sejak dulu selalu disampingnya.

Mijoo menyadari sesuatu, jika Myungsoo lebih memperdulikan sahabatnya bahkan mungkin mencintainya dibanding dg dirinya.
Tak mungkin untuk Mijoo menyalahkan yeoja itu, tak ada yg salah dengannya. Ini mungkin bukan keberuntungannya mencintai Myungsoo.

Di Toilet
Mijoo membasuh mukanya, dia tak ingin orang lain mengetahui kalau matanya sembab karena menangis.

"Aishh jinjja! Kenapa dg mataku ini?" Gumamnya, menatap dirinya dicermin.

Seseorang masuk, dilihatnya dr cermin jika orang itu adalah Jisoo. Mereka sebenarnya sudah saling mengetahui tapi tak ada sepatah katapun dari mereka. Mijoo memilih diam saja, dia tak mengerti dg sikap Jisoo yg seperti itu. Apa dia melakukan kesalahan padanya? Itu yg selalu dipikirkan Mijoo.

Mijoo langsung mengelap mukanya dan pergi setelah Jisoo masuk ke salah satu bilik diruangan itu.

Bel tanda masuk kelas berbunyi,
Tak ada niat untuk Mijoo mengikuti pelajaran terakhir. Mana mungkin dia masuk ke kelas dg mata yg sembab. Itu akan menjadi aneh.

Mijoo akhirnya memilih bolos dan duduk santai dibawah pohon belakang sekolah. Hanya tempat ini yg tersembunyi yg dia ketahui di sekolah ini.

"Tempat ini benar2 sejuk, cocok sekali untuk membolos. Tak ada seonsaengnim atau anak2 lain yg lewat disini. Kenapa Woohyun seonbae bisa menemukan tempat ini lebih dulu?" Kata Mijoo, berbicara sendiri. Ia pun menyenderkan punggungnya ke pohon itu.

"Pohon, kenapa mereka semua tak ada yg benar2 perduli dgku?. Appa, eomma, mereka sibuk sendiri. Bahkan makan malam bersama pun tak bisa. Myungsoo, dia lebih perduli dg sahabatnya. Dia bahkan menghiraukanku." Gumam Mijoo, dg senyuman getir.

"geurigo, Jisoo. Kenapa dengannya? Dia tiba2 marah padaku. Apa salahku padanya?" Gumamnya lagi,

"Aissh! Kenapa semua orang begitu padaku! Wae??" Pekik Mijoo, yeoja ini pun menangis.

30 menitan dia menangis, lelah memang tp terasa lega untuknya. Hanya tersisa sesenggukan. Tak lama kemudian, seorang namja menghampirinya.

"Sedang apa kau?" Tanya namja itu,

Mijoo menyeka air matanya, dia pun mendongak ke atas menatap namja itu.

"Seonbae?" Yg ternyata adlh Woohyun. " Wae? Tak bolehkah aku disini?" Tanya Mijoo. Suaranya terdengar serak memberitahukan jika ia baru saja menangis.

"Lain kali carilah tempat lain, aku tak bisa disini jika kau disini." Jawabnya,
dengan tenang.
"Wae?" Tanya Mijoo. Tapi tak ada jawaban dari namja itu. "Geure, pergilah. Aku ingin sendiri. Peduli apa denganmu!" Timpal Mijoo.

"Jangan terlalu lama disini. Itupun jika kau tak ingin menginap disini. Gerbang sebentar lagi akan ditutup." Kata Woohyun, dia pun melangkah pergi. Seakan tak peduli dg Mijoo.

"Eoh?" Kaget Mijoo, dia pun bergegas bangkit dr duduknya dan berlari meninggalkan tempat itu.

Woohyun hanya menatap punggungnya yg semakin tak terlihat.
"Jangan menangis Mijoo-ya" gumam Woohyun.

********

Keesokan harinya,
Pagi-pagi sekali di rumah keluarga Kim.
Seorang yeoja tua tp masih terlihat bugar dan cantik sedang sibuk memasak untuk sarapan keluarganya. Sedangkan suaminya tengah menonton berita di ruang keluarga yg tak jauh dr ruang makan & dapur.

Kim Myungsoo, turun dari lantai atas menuju ruang makan. Dia terlihat sudah berseragam rapi. Ibunya pun heran melihatnya.

"Myungsoo-ah, wae geure?" Tanya Ibu dg tatapan heran. Ayah yg mendengarnya pun ikut menatap penasaran.

"Wae?" Jawab Myungsoo, bingung.
" Ini baru jam enam pagi kan? Atau jamnya yg salah? Kenapa kau sudah rapi?" Gurau Ibu, Ayahpun tertawa.

"Eomma! Kau mengejekku?" rengek Myungsoo,
"Annio, tak seperti biasanya saja. Tapi bagus kan?, dibiasakan setiap hari seperti ini geure?" Sahut Ibu. Myungsoo hanya menyeringai.

Terdengar seorang menuruni tangga.
"Hemmm, bau nya sedap sekali sampai tercium ke kamarku. Eomma, kau masak apa?" Tanya seorang namja bermata sipit.

"Dongtae jigae, kesukaan mu." Jawab ibu, sembari mengaduk masakannya.
"Assa!!" Seru namja itu, lalu berpaling ke seseorang yg duduk memperhatikannya. "Myungsoo-ah, tumben sekali kau sudah bangun?" Tanyanya.

"Geunyang..." sahut Myungsoo, "Hyung?" Panggilnya pd kakaknya itu, Kim Sunggyu.
"Wae?"
"Annio, annio" jawab Myungsoo, padahal dia ingin menanyakan Kei padanya.
"Aishh, wae geure?" Pekik Sunggyu, Myungsoo hanya tersenyum.

"Sudah, duduklah. Kita sarapan saja." Sergah ibu. Sunggyu pun menurut.
"Yeobo, kita sarapan." Panggil ibu pd Ayah.
"Arraseo" sahut Ayah, sembari mematikan Tv dan menuju ruang makan.
Mereka pun menyantap sarapan bersama.

Setelah menyiapkan kebutuhan sekolahnya, Myungsoo pun keluar rumah. Kebetulan dia melihat seorang ahjumma yg dia kenal sedang menyirami tanaman.

Myungsoo pun berlari menuju rumah ahjumma itu yg jaraknya hanya beberapa meter persis didepan rumahnya.

"Good morning, ahjumma..." sapa Myungsoo,
"Ne, morning too. Kau mau berangkat Myungsoo-ah?" Tanya ahjumma itu.
"Ne, ahjumma. Kei eotte?"

"Ahjumma menyuruhnya istirahat di rumah untuk beberapa hari sampai dia benar2 sembuh." Jawab Ahjumma, yg ternyata ibunya Kei.

"Apa sakitnya parah?, apa perlu Kei dibawa ke rumah sakit?" Tanya Myungsoo, khawatir.
"Tadinya begitu. Tapi kau tau sifatnya kan?, dia tak mau pergi. Jadi ibu memanggil dokter ke rumah semalam." Jelas ahjumma.

"Geure?, kalau begitu syukurlah. Aku ingin menemuinya. Tapi tak memungkinkan." Kata Myungsoo, mengingat Kei yg tak ingin menemuinya. "Ehmm, maksudnya aku harus berangkat sekolah sekarang." Lanjut Myungsoo, gagap.

"Gwaenchana. Kei pasti akan baik2 saja dan bermain bersama mu lagi." Timpal Ahjumma. Myungsoo pun tersenyum.

"Aku harap begitu" gumam Myungsoo dlm hati, sembari melihat kearah jendela kamar Kei yg tertutup tirai baby blue. "Geurom.." pamit Myungsoo.

"Ne, hati2 Myungsoo-ah," sahut Ahjumma. Myungsoo pun menundukan kepalanya pd Ahjumma dan pergi.

Dan ternyata sejak sedari tadi, Kei melihat Myungsoo sedang ngobrol dg ibunya dr jendela kamarnya.
Wajahnya yg pucat dan kabel infus yg menancap dilengannya membatasi pergerakannya. Dia pun langsung menutup tirainya begitu Myungsoo melihat ke arahnya.

"Bogosipeo, Myungsoo-ah. Mianhe..." gumam Kei, air matanya pu menetes.

Tbc lagi....


Love Again (Woohyun-Myungsoo-Mijoo-Kei)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang