"Taruhan macam apa ini?"
Gadis itu tak habis pikir. Bagaimana bisa teman-temannya yang mengetahui bahwa ia belum pernah berpacaran sama sekali, tiba-tiba memintanya untuk mengajak namjachingu-nya pada festival sekolah yang berlangsung hari ini?
Apa sebaiknya aku pulang dan berpura-pura sedang sakit, ya?
"Tidak. Masa' aku harus melewatkan momen festival sekolah yang berharga hanya karena sebuah taruhan konyol," gumam Younghee.
Ia tak boleh kehabisan akal. Jadi ia memutuskan untuk berkeliling sekaligus mencari gagasan baru.
Di sisi lain, Jihoon berkali-kali menggerutu karena harus menjajakan balon yang diikat di pergelangan tangannya.
"Persetan dengan festival sekolah. Seharusnya aku mengganti namanya menjadi festival mempermalukan Lee Jihoon," gerutunya.
Pikiran kalut Younghee dan perasaan jengkel Jihoon membuat tingkat kewaspadaan mereka menurun hingga terjadilah tabrakan konyol antara seorang pengunjung berwajah kusut dan penjaja balon bertubuh mini.
"Maaf, Younghee-ya. Aku tidak sengaja." Jihoon panik.
"Jihoon-ah? Tidak apa-apa, aku yang kurang berhati-hati. Omong-omong... apa yang kau lakukan dengan balon-balon itu?"
Tanpa pikir panjang, Jihoon melepas benang pada pergelangan tangannya dan menyangkutkannya pada pergelangan tangan Younghee.
"Eh?"
"Anggap saja sebagai permintaan maaf dariku. Kau menyukai balon, 'kan?"
Younghee mengangguk dengan pipi bersemu merah. Sejujurnya ia sangat senang karena namja yang disukainya melakukan hal seperti itu padanya.
"Jihoon-ah... maukah kau menjadi namjachingu-ku selama festival sekolah berlangsung?" tanya Younghee malu-malu.
Jihoon tersenyum manis hingga matanya ikut menyipit. "Jika harus menjadi namjachingu-mu seterusnya pun, aku bersedia."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN DRABBLE [Discontinued]
Short StorySEVENTEEN as themselves Reader(s) as Park Younghee Setiap drabble tidak memiliki sangkut paut apapun. ©2016 by apollost