Note Penulis-One

766 18 1
                                    

Hello sebelum baca cerita gue ini. Ada beberapa hal yang perlu gue sampein.

1. Cerita ini udah pernah gue publish di lapak lama gue @yaneeapril. Jadi karna kemaren hp gue bilang (ceritanya di maling orang), trus gue lupa password id gue. Jadi ya udah deh buat lapak baru. Jadi ntar jangan bilang gue copy paste ya kalo ketemu cerita gue ini di lapak yang lama.

2. Cerita ini belum pernah gue publish selain di watty, jadi kalo ketemu cerita ini di mana gitu bilangin gue yaa

3. Di lapak gue yang lama cerita itu belum sampe End gue tulis. Tapi setelah mengingat dan menimbang dan ide meluncur dengan mulus jadi gue putusin buat penyelesaian cerita itu di lapak gue yang ini.

Udah itu doang. Terimakasih udah menyempatkan membaca cerita gaje gue ini. Kasih sedikit Vomet gak papa kali yaa. Oke. Bye #tringg. Ngilang

Happy Reading^^

****
" Menikahlah dengannya, nak " pinta ibuku.

Gila! Ini benar-benar gila. Bagaimana mungkin aku harus menikah dengan rentenir tua itu. Tidak. Hidupku tidak boleh hancur seperti ini

" Tidak! Aku tidak mau! Ibu tega mengorbankan hidupku hanya untuk laki-laki bejat itu, ha ?" bentakku keras pada ibuku

" Dia ayahmu"

" Tidak! " bantahku keras.

"Aku tidak penah menganggap laki-laki bajat itu sebagai ayahku. Apakah ibu lupa. Dia yang membuat hidup kita seperti ini. Dia yang meninggalkan begitu banyak hutang tanpa kita ketahui. Dia selalu menyakiti ibu dan aku. Apa itu yang ibu katakana ayah ? tidak bu! Selamanya aku tidak pernah menganggapnya siapapun dalam hidupku. Tidak pernah. TIDAK AKAN PERNAH!" Teriakku lalu pergi mengakhiri pembicaraan gila ini.

***

Ibuku memang tidak pernah mengerti. Bukankah selama ini dia telah tersakiti. Di pukuli setiap hari karena tidak memberikan laki-laki bajingan itu uang. Berjudi, bermain wanita di luar sana. Apalagi yang kurang dari kejahatan yang telah di lakukannya. Tapi kenapa? Kenapa ibu tidak pernah mengerti. Kenapa ibu tidak pernah bertindak tegas dan meninggalkan laki-laki brengsek itu.

" ibu mencintai ayahmu, nak ?" ucap ibu beberapa saat lalu ku tanya.

Cinta ? benarkah cinta seperti itu. Mengorkan diri sendiri demi orang yang dicintai ?

Bullshit. Semua itu omong kosong. Aku tidak pernah percaya pada cinta. Aku mebencinya!

Tok.tok.tok

" Dania? Kamu didalam, nak ?" ku dengar ibu memanggil. Tapi aku tidak peduli. Aku hanya diam. Aku masih marah karena ibu dengan tidak berperasaannya menyuruhku menikah pada rentenir tua tempat ayahku -ah bukan- laki-laki brengsek itu berhutang. Aku dan ibuku sama sekali tidak mengetahui tentang hutang itu. Setelah aku selidiki ternyata uang itu di pinjam beberapa bulan lalu untuk berjudi. Jangan bertanya nominalnya berapa. Mungkin jika aku menjual diri selama bertahun tahunpun belum tentu hutang itu terlunaskan. Dan benar saja. Laki-laki brengsek itu dengan seenaknya menjadikanku sebagai jaminannya. Tentu saja rentenir tua Bangka itu kegirangan. Memang sudah lama dia mengincarku untuk dijadikan istri kesekiannya.

" Ibu tahu kamu marah. Kamu memang berhak marah. Tapi mau bagaimana lagi nak, kita menjual rumah inipun tidak cukup. Penghasilan kita tidak akan cukup. Bagaimanapun kamu harus meneruskan kuliah kamu. Bos Reza sudah berjanji akan terus menbiayaimu hingga kau lulus nanti. Dan juga dia akan memberikan kehidupan yang layak untukmu nak, percayalah pada ibu. Hidup kamu tidak akan menderita lagi. Kamu tidak perlu lagi berjualan gorengan di kampus. Tidak perlu lagi sibuk menjual Koran hingga malam. Tolonglah nak, percayalah pada ibu"

Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang