11. Friendship Goals

1.8K 117 28
                                    

Audicha berjalan di pinggir pantai kute sendirian. Malam yang indah dengan sinar bulan sebagai penerang. Suara deru ombak seperti alunan musik klasik yang berpadu dengan langkahnya yang lambat.

Sangat tenang Walau disekitar pantai kita Banyak turis lokal dan mancanegara yang menikmati malam mereka.

Karena urusan pemotretan dan sekaligus mengobati Perasaannya ia berada dibali sekarang.

Malam ini malam pertamanya di Bali, ia mencoba bahagia. Saat dua malam yang lalu Billy mengumumkan pernikahannya dengan Alea, Audicha memilih mundur dan meredam Perasaannya yang sudah mekar.

Ia tidak pernah merasa seputus asa ini. Perasaannya hancur. Ia tidak marah ketika Fero mantan Pacarnya berselingkuh saat SMA Dulu. Setelah Fero ia bahkan memilih sendiri selama 6 tahun dan baru de n gan Billy ia jatuh cinta kembali. Ia sadar bahwa perasaan yang ia pupuk dari benih hingga kini mekar dan tumbuh wangi akhirnya dipetik oleh hati yang lain. Dan ia, tangkai yang sudah dipetik Tak akan tumbuh kembali.

"Kenapa sesakit ini? " tanyanya sambil memegang dadanya

Ia tidak Menangis. Tidak ada air mata yang keluar dari dua malam yang lalu. Tapi ia terlalu sering terdiam dan memandang kosong.

"Au.." teriaknya ketika ia baru saja jatuh karena tersandung sesuatu.

"Aduh, Kamu baru saja menginjak kakiku Nona" kata Pria itu berdiri dan menunjuk Wajah audicha yang terjatuh di depannya

"Maaf, Saya minta Maaf. Saya tidak melihat anda" kata Audicha berdiri dan berlalu pergi

Ia berjalan pelan.

"Nona Audicha bukan? " tanya Pria itu mengekor "Wah anda Lebih cantik dari foto anda" lekeh Lelaki itu

"Terima kasih, Tapi Saya sedang tidak berniat meladeni penggemar" kta audicha tanpa menoleh

Pria itu berhenti " penggemar? " tanyanya

Ia tertawa dan kembali mengejar Audicha.

Ia menahan tangan Audicha Untuk menghentikannya.
"Aku Azof. Kau ingat? " tanya Azof memandang Audicha penuh harap

"Aku punya Banyak Teman bernama Azof. Tolong lepaskan tangan Anda" kata Audicha mengehempaskan pergelangan tangannya dari pegangan Azof

Ia kembali berjalan.

"Cowok culun yang selalu membawakan tasmu, tuan putri" sambung Azof tanpa meninggalkan tempatnya

Audicha berhenti. Kakinya seakan Tak ingin melangkah lagi.

Ia berbalik  memandang pria dibelakangnya dari sela-sela cahaya lampu pertokoan yang menghalanginya.

"Dasar tuan putri yang lupa dengan pengawalnya" terusnya

"Azooooffffaaahhh" teriak Audicha

Ia berlari kearah Azof dan memeluknya, Saat Azof melepas pelukan Audicha Tak hentinya menghajar lengan Azof.

"Kau cepat sekali berubah. Tadi diam dan sekarang sangat bahagia" kata Azof

Audicha hanya menyunggingkan senyumnya, ada gingsul di deretan gigi Audicha.

"Aku rindu sekali dengan gingsulmu, Cha" kata Azof memandang Audicha intens

"Ajak aku ke rumahmu. Aku sampai lupa kalau Kamu pindah ke Bali" kata Audicha menarik tangan Azof

"Kamu sendirian?  Mana kembaranmu? " tanya Azof merangkul bahu audicha

"Bembi?  Oh dia  sedang mencari Teman Guy bulenya disini. Biarkan saja dia. Dia tidak akan tersesat" kata Audicha membalas rangkulan Azof.

Akhirnya ada sesuatu yang membuatku melupakanmu,  Bil  Batin Audicha







Mereka baru saja sampai di depan rumah yang bernuansa Khas Bali lengkap dengan sentuhan modern min Ih alis yang sangat indah.
"Tante Ana ada didalam Zof? " tanya Audicha mengelori Azof

"Ia, sendirian. Setelah Ayah meninggal aku hanya tinggal berdua dengan Mama. Acha kan udah stay di Jakarta" kata Azof

"Emang Acha kuliah disana? " tanya Audicha memasuki rumah besar itu

"Ya, enggak. Dia kerja sekaligus mengurus pertunangnnya disana" Jawab Azof

"Wah Acha udah mau nikah? " tanya Audicha sumringan berjalan tepat disamping Azof

Azof mengangguk.

"Kalah dong sama ade' kamu" kata Audicha meledek

"Minggu depan aku ke Jakarta sama Bunda Untuk acara pertunangan Acha." Kata Azof mengehentikan langkahnya "duduklah disini" sambungnya

Audicha terduduk.
"Pokoknya kalau ke Jakarta kamu harus nginap sama tante Ana di rumahku. Awas aja kalau ke Hotel. Rumahku luas tahu, dibelinya pake yang halal hasil keringatku dan Bembi. Banyak makanan sama bersih karena ada pembantunya" kata Audicha

"Ga berubah kamu Cha, cerewetnya minta ampun" kata Aof duduk di lengan Sofa yang diduduki Audich dan mengelus kepalanya

"Siapa yang ga berubah Zof? " tanya seorang wanita keluar dari kamar

"Hallo tante Ana, ingat aku? " tanya Audicha

"Mhhh" Ana nampak pura-pura berpikir dan berjalan mendekati Audicha

"Artis Papan Atas atau sahabat Azof yah?  Kaya'nya wajahnya Familiar banget sih" ledek Ana

Audicha tertawa.

"Dua-duanya salah. Aku kan anaknya tante Ana, kan? " tanya Audicha memeluk Ana

"ia lah. " Ana melepas pelukannya.




~°°°••_^^

Sore itu Audicha baru saja selesai pemotretan di Nusa Dua. Ia sedang dalam perjalanan pulang ke Hotel karena keberangkatannya ke Jakarta pukul 20:00. Ia harus menghadiri Fashion Show Alexis esok paginya.

"Aku pulang ya tante, ingat kalau ke Jakarta harus nginap dirumah Audicha" kata Audicha dalam sambungan telephone

"Ia Cha, tante salam sama si cantik Bembem ya" kata Ana Terdengar tengah terkekeh

"Baiklah nanti Saya sampaikan" kata Audicha menutup telephonennya

"Dapat salam dari tante Ana" kata Audicha membuka pembicaraan di ruang Tunggu Bandara Ngurah Rai Bali.

"Emang kamu ketemu sama tante Ana? " tanya Bembi

"Ih semalam itu aku ga sengaja ketemu Azof di pantai, Eh diajakin kerumahnya. Kamu lupa ya kalo Azof pindah ke Bali pas lulus SMA. " kata Audicha tanpa menatap Bembi

"Oh jahat deh Cha. Kan pengen ketemu Azof sama tante Ana" kata Bembi merajuk

"Tenang Bem, minggu depan Mereka akan ke Jakarta. Ingat ga sama Acha, Adenya Azof yang pas kita SMA dia itu masih SMP? " tanya Audicha memandang Bembi

"Oh si kalem itu. Ia ingat" kata Bembi mengangguk

"Dia Mau tunangan minggu depan. Ih cepat banget deh" kata Audicha sumringah

"Oh ya? " tanya Bembi nampak tidak percaya

"Ia Bem. Kita harus hadir. Kangen juga sama anak itu" kata Audicha




AUDICHA, SI GADIS PERFECT ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang