#11

56 6 2
                                    

Drrttt.. drrttt..

LINE
Kak Vano gtg: Bel plg bareng gue ya ntar

Abel cantik: hrs ya kak? Wkwk

Kak Vano gtg: iya wajib bkn sunah. Ntar gue tunggu di gerbang dpan skolah.

Abel cantik: wkwkw. K sip

Vanya menyenggol lengan Abel karna sudah diawasi oleh bu Tika, guru fisikanya. Vanya yg merasa terganggu menoleh ke arah vanya.

"Apaan sih, nyenggol mulu" protes Abel

"Lo daritadi diliatin tau sama bu Tika" jawab Vanya

"Oh. Eh kapan pulang sih?" Tiba-tiba Vanya ingin cepat pulang gara-gara line dari Vano.

"Lo tumben pelajaran fisika pengen cepet pulang. Biasanya betah banget sama fisika"

"Hehe gak apa, cuma pengen pulang aja" jawab Abel sambil nyengir.

"Heh lo berdua brisik amat sih. Gue aduin ke bu Tika mampus lo!" Sahut Vito yang berada di belakang bangku Vanya dan Abel.

"Apaansih"

"Bacot ya"

"Gue aduin beneran-"

KRINGGG...KRINGGG...KRINGGG...

"Gue duluan ya Vanyaa!" Seru Abel yang langsung ngacir keluar kelas. Untung gurunya sudah keluar duluan.

***--***

Abel berjalan setengah berlari menuju gerbang depan sekolahnya. Dia sangat bersemangat karna akan diantar pulang oleh Vano, kakak kelas gantengnya.

"Kak Vano kok udah di sini?" Tanya Abel heran karna sepertinya Vano sudah di sini sejak beberapa jam yang lalu, padahal bel baru 5 menit yang lalu.

"Iya tadi gue bolos jam terakhir hehe" jawab Vano sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yaudah yuk gue anter balik"

"Iya ayuk kak"

Vano memakaikan helm pada Abel. Abel belum pernah sedekat itu dengan cowok. Jantungnya langsung berdetak tak karuan, dan sepertinya pipinya terasa panas.

"Bisa naik gak? Soalnya lo kan pake rok"

"Bisa kok kak"kayaknya. Sambungnya dalam hati. Motor Vano tinggi, jadi agak susah karna Abel juga pendek.

"Udah?" Tanya Vano ketika Abel sudah naik di motornya.

"Udah kak."

Saat sudah jalan, Vano bisa melihat wajah Abel tanpa disadari oleh Abel. Abel tidak seberapa cantik, tapi manis. Dan Vano suka yang manis-manis, tidak membosankan menurutnya.

***--***

Sesampainya di rumah Abel menuju kamar dengan semangat sampai hampir terjungkal di tangga. Di perjalanan pulang tadi Abel merasa sangat dekat dengan Vano, walau mereka tidak berbicara. Tetapi itu sudah cukup untuk Abel.

Abel saja masih ingat bau parfum Vano yang menggoda itu. Ponsel Abel bergetar sehingga merusak khayalannya tentang Vano. Tetapi ia tak menyesal jika ponselnya bergetar, itu karna notif line dari Vano.

"Astagaah kak Vano jadi sering nge line gue ginii!!! Duh jantung yang sabar yaa" katanya sambil mengelus dadanya.

Kak Vano gtg: hai Abel(;

Abel cantik: eh kak Van:v

Kak Vano gtg: lgi apa? Ganggu gk?

"GAK GANGGU SAMA SEKALI KAK, ASTAGA GUE DEG DEG AN!!"

Kak Vano gtg: jgn di jwb lgi napas loh

Abel cantik: baru aja mau jwb gtu :p

Kak Vano gtg: kalo sma gue ga bole jwb gtu :p

Abel cantik: bisa gtu? :D

Kak Vano gtg: bisa lah, Vano gtu :*

"Ya Allah gue kaga mimpi kan? ASTAGA DEMI APA?!"

Kak Vano gtg: eh tdi typo :3

Abel cantik: sa ae lu kak :v

Kak Vano gtg: lo chat an sma gue gni ga ada yg marah Bel?

Abel cantik: emg siapa yg marah kak?

Kak Vano gtg: ya mksd gue, kyk pcr lo gtu?

Abel cantik: gue jotik kak wkwk

Kak Vano gtg: paan tuh :v

Abel cantik: JOmblo canTIK *eak :v

Kak Vano gtg: dih. Tau kok yg cantik (;

Abel cantik: paan si kak, gaje ew

Kak Vano gtg: oh kmu pngn AW? Gue beliin mau?

Abel cantik: EW kak bukan AW :'v

Abel cantik: btw, mau jga klo kakak beliin wkwk

Kak Vano gtg: bener nih? Mau yg mana?

Abel cantik: semua wkwk

Kak Vano gtg: kyknya kalo smua ga bsa Bel maapkeun :'v

Abel cantik: haha ga deng kak canda :v

Abel cantik: kak Van?

Abel cantik: dih kok ga di read si

Abel cantik: HL? Kk vno dst?

Abel cantik: kak Van masi idup kan lo?

Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya Abel kecewa karna line nya tidak di jawab oleh Vano. Jangankan di jawab, di read saja tidak. Kemana kak Vano? Batinnya. Tiba - tiba setelah menunggu beberapa menit, ponsel Abel berbunyi. Line dari Vano. Abel langsung membukanya.

Kak Vano gtg: abelll gue di dpan rumah lo

Kak Vano gtg: cepet kluar siniiii

"Kak Vano ngapain ya kesini?" Tanyanya sendiri.

Abel cantik: lah ngapain lo kesini kak?

Kak Vano gtg: udh buka aja pintunya cepettt ih

Abel cantik: iya sabar elah

Abel langsung tergesa - gesa turun tangga. Bunyi bel rumahnya sudah berbunyi dengan kencangnya.

"Iya sabar elah!" Teriak Abel

Lalu Abel membuka pintu rumahnya dan terkejut. Bagaimana tidak. Dia melihat Vano membawakan beberapa pizza lengkap dengan minumannya. Dan dia masih memakai seragam. MEMAKAI SERAGAM.

"Kak Vano? Kok belum ganti baju? Terus ini ngapain bawa ginian?" Tanya Abel beruntun.

"Dih, ada tamu bukannya disuruh masuk malah nanya mulu" jawab Vano sambil pura - pura ngambek.

"Eh iya lupa hehe. Masuk masuk" dan Vano pun langsung ngeloyor masuk.

"Ini pizza buat lo smua Abel cantik." Pipi Abel memanas.

"Eh tapi kak-"

"Udah ah gue mau numpang pipis nih, kebelet, udah di pucuk. Kamar mandi mana?"

"Ha?" Abel masih bingung dengan kedatangan Vano, jadi dia agak telmi.

"Aduuh Abel cepet ah mana toiletnyaaa"

"Eh iya iya, lo ntar lurus aja terus kalo udah liat dapur, di sebelah dapur-"

"Ah lo lama gue cari sendiri" potongnya, lalu langsung ngacir ke dalam rumah Abel.

"Lah, gue kan ngejelasin secara detail biar tau-_-" kemudian Vano dateng lagi.

"Udah pipisnya?"

"Belum, gue gak nemu. Cepet anter" katanya sambil menarik tangan Abel.

"YaAllah berilah hamba kesabaran"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

V (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang