ada apa?

693 69 8
                                    

"Hanbin oppa"
Jinny berlari ke arah hanbin yang tengah duduk manis di depan tv.

Dia berlari seperti seekor macan yang mendapatkan mangsa.tetapi bedanya jinny tersenyum senang.wajahanya sangat cantik tidak seperti macan yang menyeramkan itu.

"Sudah ku duga.mungkin akan jadi patung pajangan aku disini"

Wajah sana sangat flat.satu sisi dia bahagia melihat keduanya itu tersenyum bahagia satu sisi ia pasti akan merasa bosen di sini yang hanya bisa menyaksikan keduanya melakukan hal-hal hodoh.

Sana menutup pintu apartemen hanbin.ya sana sudah tau pasword apartemen hanbin.

"Jinniy"

Hanbin membuka kedua tanganya bersiap untuk memeluk jinny.menyambutnya dengan penuh rasa gembira.

"Ahh bagaimana kabarmu??sekolahmu?"

Hanbin menggedong jinny dan mendudukan jinny di pangkuanya.mengganti chanel tv ke acara anak-anak.

Jinny bercerita tentang keseharian di sekolahnya.
Mereka berdua tertawa besama.sampai wanita yang sedang berkutat di dapur menggelengkan kepalanya.

Tadi sesudah menutup pintu aprtemen hanbin ia langsung menatuh mini bagnya dan berjalan ke dapur.

Suara keduanya terdengar sampai dapur.sana sedang di dapur.tepatnya sedang masak.

"Katanya masih sakit.tetapi bisa tertawa selebar itu"

Sebelum sana ke apartemen hanbin dia menyempatkan diri untuk berbelanja di minimarket.

Ya bahan-bahan Yang mudah di masak saja.karena dia tidak pandai memasak.bahkan bisa di bilang tidak bisa untuk itungan seorang wanita.

"Lihat eonni mu sedang memasak apa?"

"Entah lah oppa,apa oppa tau? sebenarnya eonni tidak bisa memasak hihihi"

Sana langsung menengok ke sumber suara tersebut.dengan wajah flatnya.
Sudah biasa jika jinny dan hanbin sedang berasama pasti dirinya yang ter-bully.

Ada saja yang mereka bicarakan tentang dirinya.entah itu jinny atau hanbin.
Bahkan jika keduanya tidur bersama,kemungkinan mereka tidak akan tidur dan malam memilih membicarakan sana.

"Tidak ada jatah makan"

Jinny dan hanbin memasang wajah melasnya.

Setelah melontarkan kalimat itu sana melanjutkan pekerjaanya.membuat sup jagung manis.

Masakan yang sangat simpel mungkin.namun tidak bagi sana dia harus mati-matian menahan panas di wajahnya,hingga tanganya tergores pisau.akibat dia tidak terbiasa memasak di dapur.

Karena selama dia tinggal di jepang dia di layani oleh pelayan-pelayan rumahnya bak seorang ratu.

Selama ia di korea,bibinya lah yang memasak untuknya.mengirimkan makanan tiap hari jika tidak ia lebih memilih makan di luar.

Sangking tidak bisa memasak. Bahkan ia sampai mencari resep dan cara memasaknya di internet.
Karena ini sedang musim hujan sup jagung manis pikirnya cocok.

Not, But SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang