Back to Home

344 26 4
                                    

Sesudah Kagami, Aomine dan Kise menyelesaikan masalah mereka, kami sarapan bersama-sama.

Hidangan pagi itu adalah kare rice, alias nasi kari.

"Hmm, enak!" Aku senang dengan rasa karinya. Pedasnya, gurihnya, keempukan daging sapinya, pas!
Sayuran seperti kentang, wortel dan bawang bombay juga pas tingkat kematangannya.

Kagami dan Himuro telah memasak karinya dengan sangat baik.

"Inyi enyak cekayi!!" (Ini enak sekali!) Murasakibara berkata sambil makan dengan mulit penuh.

"Atsushi, jangan berbicara dengan mulut penuh begitu.." Midorima menasehatinya.

Murasakibara hanya menganggukan kepalanya dan menghabiskan makanannya.

Setelah semua beres sarapan, Takao, Kagami dan Aomine mencuci piring-piring kotor bekas sarapan kami tadi karena mereka kalah Batu-Gunting-Kertas barusan.

Orang yang tidak mencuci piring mulai beres-beres barang-barang kami.

Setelah kami selesai beres-beres, kami mengobrol di halaman belakang villa Akashi yang memiliki kolam renang.

Aku, Momoi, Alex, Kise dan Himuro merendam kaki di pinggiran kolam.

Sisanya hanya duduk di pinggir kolam.

"Akashi, Kenapa tidak ada satupun maid di sini?" Aku baru menyadari ini, jadi aku tanya karena rasa penasaran yang sudah tidak dapat aku tahan.

"Aku meliburkan semua maid yang ada di villa ini selama kita berlibur disini." Akashi menjawab dengan santai.

"Eh? Kenapa?" Aku semakin heran.

"Kau ini cerewet sekali. Aku tidak ingin ada maid saat aku berlibur di sini. Itu saja alasanku." Akashi menjawab dengan nada sedikit kesal.

"(Nama)cchi! Akashicchi! Momoicchi! Ayo kita berfoto!" Kise langsung mengeluarkan kamera DSLR dan berfoto bersama.

"POSE!" Kami berpose dan Kise langsung mengambil fotonya.

"Kanpeki!" Sempurna

Kagami, Aomine dan Takao ikut duduk di pinggir kolam renang sesudah mencuci piring kotor dan membereskan barang mereka.

"Ayo semua! Kita berfoto!" Kise sangat semangat.

"Ayo!" Beberapa dari kami jadi ikut bersemangat.

Kise mengatur waktu berfoto di kameranya dan menyimpan kameranya di meja, menghadap ke arah kami.

"Siap ya?" Kise memberi aba-aba dan menekan tombol kameranya dan bergegas ke sampingku.

"Pose!"

Kise mengalungkan tangannya di leherku dan membuat tanda peace dengan tangannya.

Aku dan Alex tersenyum dan membuat tanda peace dengan tangan.

Momoi hanya tersenyum lebar sambil memegang tangan Aomine.

Aomine kaget mengetahui Momoi sedang memegang tangannya.

Akashi tersenyum kecil tetapi tidak melihat ke kamera.

Takao merangkul bahu Midorima.

Midorima hanya membenarkan kacamatanya, mukanya terlihat seperti kesal, tetapi sepertinya dia hanya menjadi Tsundere seperti biasanya.

-Sisanya bisa di bayangin sendiri-

"Fotonya bagus.. Nanti aku print untuk kalian semua.." Kise berkata.

Lalu, kami mengemas barang-barang kami ke dalam bagasi bus.

Kami mulai memasuki bus, sedangkan Murasakibara ikut dengan mobil Alex dan Himuro, agar bisa langsung berangkat ke Akita.

Kami pun memulai perjalanan pulang menuju Tokyo.

Di dalam bis, suasana tenang dan sepi terasa. Kise dan Aomine yang duduk bersebelahan tertidur dengan pulas dengan posisi seperti sedang berkelahi..

'Lucu ya?' Aku berkata dalam hati sambil tertawa kecil tanpa suara.

Aku duduk di sebelah Kise.

Midorima duduk di sebelah Takao.

Murasakibara duduk di sebelah Akashi.

Kasamatsu duduk malu-malu di sebelah Momoi.

Kagami duduk dengan Kuroko.

Sebagian besar dari kami tertidur karena kelelahan dan bosan selama di perjalanan.

Pluk..

Kise yang sedang tertidur jadi bersender di bahumu karena ada belokan yang menyebabkan adanya gaya kelembaman-Cukup dengan pelajaran Fisika ok?

Melihat leher Kise yang tertekuk saat bersender di bahuku yang jauh lebih rendah dari posisi kepalanya, aku memindahkan kepalanya dengan pelan-pelan ke pangkuanku.

Dengan lembut, aku menyisir rambut kuningnya dengan tanganku.

'Rambutnya halus..'

Lalu aku memindahkan beberapa helai rambutnya yang menutupi wajahnya.

'Lucu..'

Aku membelai wajahnya perlahan.

'Wajahnya, entah bagaimana, sangat mulus dan aku tidak habis pikir, mungkin kulit wajahnya lebih mulus dari kulit wajahku.. Aku hampir tidak percaya bahwa dia ini adalah seorang laki-laki dengan wajah secantik perempuan.' Aku sweatdropped dan memegang kulit wajahku sebagai perbandingan antara kulit wajahku dengan kulit wajahnya.

Melihat wajah Kise yang sedang tertidur dengan pulas dan tenang seakan mengajak aku untuk terlelap kedalam alam mimpi.

Aku berusaha menahan rasa kantuk ini, hanya untuk mengamati dan mengagumi betapa imut dan tenangnya wajah si tukang copy ini.

Akhirnya, aku tidak bisa menahan kantuk yang disebabkan oleh pemandangan yang menenangkan ini.

Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Oke, sementara waktu, Ari-chan mau berlibur dulu..

Jaa ne..

a Life With Kise RyoutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang