~{15}~

3.8K 99 4
                                    

End part guys, but tetep ada epilognya, harap voment ya!!!

~~~~~

"Maaf", setelah berucap demikian, Bagas menggendong Nina menuju kamar mandi lalu ia menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Nina.

3 Bulan kemudian...

Sejak pagi Nina selalu muntah-muntah, hal ini membuat Bagas pusing. Saat ia mengajaknya ke rumah sakit Nina selalu menolak ajakannya membuat Bagas frustasi, ditambah telfon yang selalu berdenting membuat Bagas semakin frustasi.

"Iya! halo ada apa?!"

"Kamu itu udah lupa sopan santun sama Mama kamu sendiri?!"

Seketika Bagas melihat ke teleponnya, aish...

"Iya, Ma, ada apa?"

"Mama minta kamu sama Nina pergi ke ultahnya Amel nanti malem, bisakan?"

"Ya, Ma. Kalo gak ada kendala."

"Pokoknya harus bisa kalo gak..."

"Iya, Ma. Dah~"

Tit...

"Udah Prince gimana juga itu mama kamu", ujar Nina menenangkan. "Oh ya kamu kok udah pulang padahal ini masih siang?"

"Jadi kamu lebih suka aku dikantor gitu? Oke kalo gitu aku balik ke kantor lagi." Bagas pergi sambil membawa tas dan jasnya.

"Eh, nggak kok bercanda. Aku cuma mau tau kamu ngobrol apa sama Mama." Bagas kembali sambil memeluk Nina

"Aku juga bercanda kok. Tadi Mama nyuruh kita datang ke ultahnya Amel."

"Amel? Amel siapa?"

"Itu lho adiknya Ulil." Nina diam, ia beranjak dari tempatnya menuju depan TV.

"Nces?"

"Hm."

"Ikut ya?"

"Gak, aku gak mau."

"Kenapa? Mama maksa banget buat kita ngehadiri acara ini."

"Ya pokoknya aku gak mau dateng ke acara itu, titik!"

"TERUS MAU KAMU ITU APA?"

Nina tersentak kaget, air mata yang sedari tadi berusaha ia tahan akhirnya turun juga. Dia diam sambil menundukkan kepalanya. Bagas yang tersadar atas tindakannya mengumpat dalam hati, kemudian memegang tangan Nina namun di tepis kasar oleh Nina.

"Nces maaf aku kebawa emosi, maaf, ya, sayang?" Nina mengelap air matanya, menoleh ke Bagas dan mengangguk berusaha memahami Bagas

"Kalo gitu kamu mau kan ke pesta ultahnya Amel?" Nina tak menjawab, namun segera menghambur kepelukan Bagas sambil memgangguk.

"Kalo gitu kita cari kado dulu." Nina mengangguk dan ikut melenggang bersama Bagas.

*****

At the Amel's Party

Sejak awal Nina enggan datang, ia hanya menggunakan gaun pendek berwarna pastel, rambutnya di gulung acak acakan dengan kalung mutiara putih tergantung di lehernya ditambah high heels, dan tas kecil senada dengan warna kalungnya.

Sementara itu Bagas rapi dengan jas hitam, dengan dasi berwarna pastel terlihat rapi dengan jam tangan berwarna silvernya.

Hampir semua orang mengarahkan pandangannya ke mereka sambil berbisik-bisik, mereka sudah terbiasa bahkan dari waktu SMA.

The Most Wanted ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang