Rio berjalan menelusuri trotoar dengan senyuman yang masih terpatri di bibirnya. pikirannya melambung mengingat kejadian tadi di angkot bersama ify. Angkot yang penuh dan mengharuskan penumpang berdesak-desakan karna sang supir terus memasukkan penumpang sambil berteriak kosong padahal di dalam jauh dari kata kosong. dasar supir serakah ! Penumpang sudah penuh dengan peluh yang bercucuran karna atmosfer didalam sangat panas masih saja memasukan penumpang yang lain. namun berbeda dengan Rio. biasanya lelaki itu akan menggerutu sebal pada sang supir yang serakah seperti ini. namun kali ini lelaki itu berterima kasih dalam hati pada sang supir karna bisa duduk berdempetan dengan ify.
Katakan Rio cari kesempatan dalam kesempitan. namun itulah kenyataannya.
setelah melihat ify masuk kedalam rumahnya dia memutuskan untuk pergi kesuatu tempat terlebih dahulu sebelum pulang kerumahnya. mengingat sekarang waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore dan dirinya sudah hampir telat untuk menjalankan kewajibannya.
Ckiiiiiittt
Rio terperanjat kaget mendengar suara motor yang di rem mendadak ketika dia hendak menyebrangi jalan. fyuuuuh... untung dirinya tidak tertabrak motor karna menyebrangi jalan sambil melamun.
"Bawa motor tuh hati-hati dek ! Udah dapet SIM belum? kalo belum punya SIM jangan belaga bawa motor. bahaya !" Rio mengomel pada pengendara motor yang tadi hampir menabraknya. padahal yang salah Rio. tapi yaa namanya Rio dia tidak ingin di salahkan.
Pengendara motor hanya menaikan satu alisnya mendengar ceramah mendadak dari Rio.
"Lain kali hati-hati ! Jangan ngebut ! Untung gue kagak ketabrak."
Pengendara motor itu bergeming menatap Rio. mungkin di dalam kepalanya dia berpikir yang salah siapa yang di omelin siapa. ckckckck...
"Yaudah gue duluan. tenang gue gak bakal minta tanggung jawab. hati-hati lo jangan ngebut dek"
Rio kembali menyebrangi jalan yang memang lenggang hanya ada satu atau dua kendaraan yang lewat untuk mengunjungi tempat penting terlebih dahulu.
Dek ?
Pengendara motor hanya menaikan satu alisnya dan menggedigkan bahunya acuh. lantas menyalakan mesin motornya dan kembali membelah jalanan.
****
Rio melangkah santai memasuki Area perumahan elit di salah satu wilayah jakarta. Matanya menatap tajam bangunan yang menjulang di hadapannya. Sudah lama dia tidak menginjakkan kakinya disini.
Dua orang berseragam hitam membukakan gerbang untuknya. Mereka membungkuk hormat pada Rio yang tak di tanggapi sama sekali oleh pemuda itu.
Pintu besar itu perlahan terbuka secara otomatis. Rio masuk kedalam rumah itu yang langsung di suguhkan dengan interior rumah yang mewah.
Rio berdecak.
Bukan decakan kagum. Melainkan decakan sinis menyaksikan pemandangan indah ini.
"Kemana saja kamu Rio. Sudah lama saya menunggu dan kamu baru datang"
Suara berat di belakangnya membuat Rio memutar tubuhnya menghadap orang yang berdiri tak jauh di belakangnya.
Rio tersenyum sinis melihat lelaki paruh baya berdiri angkuh di depannya.
"Maafkan saya tuan wiratama yang terhormat. Tapi saya tidak menyuruh anda untuk menunggu saya"
"Tidak bisakah kamu bersikap sopan Rio"
"Maaf ! Saya tidak bisa bersikap demikian pada anda tuan wiratama. Jadi ada apa tuan memanggil saya kemari ?" Rio beratanya angkuh seolah menantang lelaki paruh baya di hadapannya. Tampak wajah geram lelaki paruh baya yang di panggil tuan wiratama oleh Rio.

KAMU SEDANG MEMBACA
Biang Rusuh
FanfictionRionaldo Arkan Wiratama(Rio) seorang Murid pembuat Onar di sekolah,Dimana ada Rio di situ pasti Rusuh.melawan guru adalah keahliannya.tawuran adalah Hobinya. Dunia Rio terasa di jungkir balik setelah dia Bertemu dengan gadis bernama Allifya saufika...