Sudah hari ketiga sekolah SMA GARUDA tentram dan damai tanpa adanya para Biang Rusuh sekolah. tidak ada lagi guru yang meneriakkan nama pentolan Biang Rusuh sekolah. Semuanya berjalan normal tanpa adanya mereka semua.
Mata Ify menyapu keadaan kantin yang selalu terlihat ramai saat jam istirahat. Namun sudah hari ketiga ify tidak menemukan adanya pentolan Biang Rusuh itu. Biasanya mereka selalu membuat kegaduhan di pojok kantin dengan nyanyian dangdut cakka, celotehan gabriel, puisi-puisi ozy, dan pentolan biang Rusuh itu yang selalu membuat suasana yang heboh menjadi semakin Rusuh.
Ify menghembuskan nafas berat. Entah apa yang ify rasakan saat ini. Namun satu yang pasti, saat ini ify ingin sekali bertemu dengan pentolan Biang Rusuh itu---Rio.
Shellovia menatap ify jengah. Sudah beberapa kali Via mendengar ify menarik dan menghembuskan nafas berat. Via sempat berpikir apa ify juga mengidap penyakit asma?
"Lo kenapa deh fy? Dari tadi gue denger lo terus-terusan tarik hembus nafas mulu. Gue yang dengernya aja ngerasa sesek."
Ify menatap Via lengkap dengan bibirnya yang mengerucut.
"Gue gak tau Via, gue kok ngerasa aneh ya Vi."
Ify menunduk menatap Bakso di hadapannya, tangannya yang memegang sendok mengaduk-ngaduk bakso yang kuahnya berwarna merah karena saus cabai.
Ify seperti mengingat sesuatu mengenai rasa pedas makanannya. Tapi entah apa itu ify tidak begitu ingat.
"Lo emang aneh fy. Aneh banget malah, gue aja sempet mikir kenapa gue bisa temenan sama orang aneh kayak lo selama ini."
ify menatap Via tak percaya, bibirnya yang tipis itu semakin ify tekuk.
"Via ih, jahat bilangnya gitu."
"Ya abis lo emang aneh fy. Dari tadi tarik hembus nafas mulu, liat pojok kantin. Aduk-aduk bakso, tambah lagi sambel. Aduk-aduk lagi. Gue yakin kalo kak Rio liat lo nuangin sambel sebanyak itu lo beneran bakal di cium sama dia."
Via kembali menyuap soto ayamnya. Tak begitu memperdulikan perubahan raut wajah ify.
Mata ify membulat sempurna. Ternyata rasa pedas ini ada kaitannya dengan orang yang ingin ify temui saat ini.
Ya... ify ingat, Rio pernah melarang ify makan pedas lagi. Dan Rio pernah bilang jika Rio melihat ify makan pedas, Rio akan mencium ify.
Lagi-lagi ify melirik meja di pojok kantin yang biasa Biang Rusuh tempati.
"Kalo lo nyari biang Rusuh, sampai beberapa hari kedepan lo gak bakalan ketemu sama mereka."
Via dan ify mendongak ketika mendengar suara seseorang. Dilihatnya Agnida duduk di hadapan Via dan ify lengkap dengan batagor kuah yang masih mengepulkan uap panas.
Agnida atau yang biasa di panggil Agni itu menuangkan sedikit sambal kedalam batagor kuahnya. Ify dan Via masih menatap Agni lekat. Merasa di perhatikan, Agni mendongak balas menatap kedua temannya.
"Lo dari kemarin nyari Rio kan fy?"
Di todong dengan pertanyaan itu oleh agni membuat ify bingung harus menjawab apa. Yang bisa ify lakukan saat ini hanya menggaruk pangkal hidungnya. Hal yang biasa ify lakukan ketika ify salah tingkah.
Merasa ify tak akan menjawab, Agni kembali sibuk dengan batagor kuahnya. Agni menyendok batagor kuah itu lalu meniup-niupnya sebelum agni memasukannya kedalam mulut.
"Maksud lo apaan ag?"
Agni berhenti mengunyah makanannya lalu menatap Via yang ternyata rasa keponya lebih tinggi daripada ify.

KAMU SEDANG MEMBACA
Biang Rusuh
FanfictionRionaldo Arkan Wiratama(Rio) seorang Murid pembuat Onar di sekolah,Dimana ada Rio di situ pasti Rusuh.melawan guru adalah keahliannya.tawuran adalah Hobinya. Dunia Rio terasa di jungkir balik setelah dia Bertemu dengan gadis bernama Allifya saufika...