Jere VS Calon Kakak Ipar

4.3K 333 40
                                    

"APA YANG SEDANG KALIAN BERDUA LAKUKAN DIDALAM MOBIL HUH?!" Suara menggelegar dari Marcello itu bersamaan dengan tarikan keras di kerah Jere yang memaksa lelaki itu keluar dari mobilnya.

Bukannya takut atau merasa bersalah, Jere malah melepas paksa tangan Cello yang sedang meremas kerah bajunya dengan kuat. Lalu, dengan santainya ia keluar dari dalam mobilnya, menutup dengan sedikit kencang pintu range rover hitam miliknya itu dan kemudian menatap Cello dengan tatapan datarnya.

"Lo nantangin gue?! HAH?!! LO NANTANGIN GUE?!!" Teriak Marcello dengan emosi yang sudah tak terkontrol lagi dan Jere hanya mendengus sinis melihat reaksi kakak sulung dari 'pacarnya' itu.

"A-abang.." Panggil Ze takut-takut.

"Ze.. Masuk kerumah sekarang!" Perintah Cello sembari menatap tajam adik bungsunya yang sedang menggeleng keras itu, membuat emosinya semakin menjadi-jadi.

"ZE. MASUK. ABANG BILANG!"

Ze memang terkejut melihat kakak sulungnya itu membentaknya, namun bukannya langsung menuruti Cello, gadis itu malah menggeleng semakin kuat. "Ze masuk, kalau abang juga masuk!"

Marcello terbelalak mendengar tantangan dari adik kecilnya itu. Baru saja ia berniat kembali memarahi adik bungsunya itu ketika suara itu kembali memancing emosinya naik ke ubun-ubun.

"Posesif huh?!" Dengus Jere dengan sinisnya dan dibalas dengan tatapan tajam serta kekehan sinis dari Marcello.

"Saya rasa itu tidak ada salahnya Mr Peterson junior, mengingat lelaki seperti apa yang sedang mencoba mendekati adik bungsu saya" Balas Marcello dengan penuh intimidasi.

"Oh ya? Seperti apa memangnya?" Tantang Jere dengan ekspresi pura-pura terkejut yang ketara sekali diwajahnya, membuat lawan bicaranya menggertakkan gigi seketika.

Zefanya frustasi dengan keadaan dihadapan ini. Berniat menengahi pun seperti tak ada gunanya, karena kedua lelaki yang berada dihadapannya ini adalah lelaki-lelaki yang memiliki sifat tak jauh berbeda. Keras kepala, pecinta wanita, dan segala sifat gila lainnya yang ada dalam diri kedua lelaki dihadapannya itu.

"Haruskah kujabarkan satu per satu Peterson junior?" Marcello tersenyum miring, menampilkan wajah iblisnya. Namun wajah itu tak mampu mengintimidasi Jere yang notabenenya adalah iblis sebenarnya. Lelaki itu malah terkekeh keras sampai perutnya kram, sebelum ia mulai menjawab 'calon kakak iparnya' itu dengan senyuman mengejek dan alis yang terangkat satu.

"Silahkan. Silahkan saja jabarkan satu per satu kalau memang itu bisa menggambarkan tentang saya di mata CALON KAKAK IPAR"

Marcello seketika kembali menggertakkan geliginya begitu mendengar kalimat terakhir yang dengan sengajanya ditekankan oleh Jere. Lain dengan reaksi Marcello, Zefanya hanya bisa ternganga lebar saat mendengar balasan dari Jere tadi. Gadis itu sungguh tak menyangka bahwa Jere benar-benar siap mati dengan cara menantang Marcello seperti itu!

"Calon kakak ipar katamu?! Huh! Mimpi saja kau bedebah! Aku bahkan tidak akan membiarkan adik perempuanku berdekatan kembali dengan lelaki brengsek yang suka main perempuan seperti dirimu!" Tidak ada satupun kata lucu dari kalimat pedas Marcello itu, tapi anehnya Jere malah kembali terkekeh dengan keras membuat Ze mengerutkan dahinya sembari berpikir, apakah Jere benar-benar sudah gila?!

"Bedebah, brengsek, suka main perempuan? Aku rasa calon kakak ipar harus membeli cermin sebanyak mungkin, siapa tau lupa kalau kata-kata tadi juga sangat menggambarkan reputasi calon kakak ipar diluaran sana" Balas Jere dengan nada santai nan menyebalkan miliknya yang semakin memancing kemurkaan dari lawan bicaranya.

"Bukankah kita punya banyak kesamaan, calon kakak ipar?!" Tanya Jere lagi dengan nada menyebalkan yang sama. Marcello sudah bersiap-siap akan meninju bibir sialan Jere itu, saat ia merasakan tangan halus itu menahannya.

"Abang.. Udah, ya? Ze minta maaf. Tapi sueeerrr tadi aku sama dia nggak ngapa-apain kok.. Jere cuma ngantarin Ze pulang karena tadi Andres harus antarin Lulu, dan dia takut kalau nanti Ze nggak sampai ke rumah grandy tepat waktu" Pemilik tangan itu, tak lain adalah Zefanya. Pada akhirnya ia harus mengambil tindakan, kalau tidak mau ada yang terluka diantara kedua lelaki dihadapannya itu.

"Dan apa yang kamu dan dia lakukan didalam mobil tadi Ze? Jangan bilang abang ini buta! Karena tadi abang melihat kalian BERPELUKAN!"

"Daripada mirip kakak yang posesif, calon kakak ipar lebih mirip pacar yang pencemburu saat menanyakan itu..." Celetuk Jere diwaktu yang benar-benar tak tepat. Zefanya yang sudah kesal sekali dengan lelaki itu pada akhirnya membalikan badannya dan menatap Jere dengan pandangan kesalnya, tepat di kedua bola matanya.

"Sebelumnya SAYA berterimakasih karena ANDA sudah mengantarkan saya pulang dengan selamat sampai ke tujuan. Saya rasa urusan anda disini sudah selesai, jadi ada baiknya anda PU-LANG dan jangan mencampuri urusan keluarga saya!" Ucap Zefanya tegas.Namun Jere tetaplah Jere. Lelaki itu malah menanggapi 'pidato' singkat Ze tadi dengan main-main.

"Iya SAYAANGG... Aku tau kok kamu sayaaang banget samaku. Tapi aku harus pulang sekarang, jadi kamu hati-hati ya.. Yang kuat, yang tabah dalam menghadapi kehidupan ini. Bye sayang.." Ucap Jere dengan senyuman jahil yang selalu di istimewakan untuk Zefanya seorang.

Marcello sudah akan lari mengejar bedebah yang dengan beraninya menggoda adik bungsunya itu dihadapannya kalau Zefanya tidak menahan aksinya itu. "Udah abang.. Dia emang begitu" Ucap Zefanya, dan menarik abangnya itu untuk masuk menuju rumah grandy mereka.

Tapi... Baru saja situasi dirasa cukup tenang, saat Jere dengan kecepatan supernya mengecup kilat pipi Zefanya tepat dihadapan Marcello, lalu secepat kecupannya tadi, secepat itu pula ia menghilang dengan mobilnya yang melaju mulus dijalanan.

"JEREEEEEEE!!" Pekik sebal Zefanya.

PRAAANG! Marcello sukses memecahkan kaca bagian belakang range rover milik lelaki sableng itu dengan batu besar yang kebetulan berada dibawah kakinya.

"What a gooooood lifeee.. Pasti besok pagi si ayah bakalan ngamuk-ngamuk.. Huahaha!" Tawa Jere disela-sela kegiatannya memanuver mobil.

TBC.

Sedikit aja, untuk mengobati kegalauan hati saya dan mudah-mudahan kalian juga.. ;)

HELLOW!

Saya lagi kena writer's block! Ada yang bisa kasi ide ke saya? Boleh langsung DM yak..

Daddy's Enemy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang