Mulut Rissa juga didekap sampai dia tidak bisa ngomong. 'Siapa sih orang ini??!?!'
Akhirnya orang itu membuka tangannya dari mulut Rissa dan membalik badannya, sehingga sekarang mereka berhadapan.
"KAU?! Untuk apa kau mendekapku??"
"Oh maaf. Aku hanya ingin.. er... aku.. Aku kurasa.. er.. Kau tau? Aku bosan.. Jadi... er... Aku jalan2 lagi dan menemukanmu. Er... Kau mau kemana?"
"Huh! Maaf saja! Aku tidak punya waktu untukmu!! Aku perlu ke kelas Astronomi, kau tau?? Sudah ya aku pergi."
Rissa ingin pergi, tetapi tangannya ditarik lagi oleh pria itu.
"Aduh...! Apa lagi sih?!"
"Ayolah... Temani aku sebentar 5 menit saja... Aku bosan"
"Hm... Bagaimana ya?? Kalau 5 menit tidak masalah sih... Kenapa kau bosan sih? Di Slytherin, bukannya kau banyak teman?"
"Memang... Seorang Malfoy pastilah punya banyak teman. Eh aku belum tau deh.. Kau ini ber-status darah apa?"
"Aku? Muggleborn. Kenapa memang? Kau Pureblood pasti. Slytherin tidak menerima Muggleborn kan?"
"Janggut Merlin..! Benarkah? K,kau?? Mud-Maksudku Muggleborn? Malfoy.. Sudah pasti Pureblood, Hira"
"Ya aku Muggleborn. Orangtuaku bekerja menjadi pegawai swasta. Oh hebat"
Malfoy mendengus dan Rissa langsung mendelik kepadanya.
"Kenapa kau mendengus? Ada yang salah dengan Muggleborn?"
"Oh tidak.. Yasudah kupikir sudah 5 menit, Hira. Kau pergi gih. Kuharap er... Kita bisa mengobrol lagi lain waktu"
Malfoy tersenyum er.. Tampan dan berlari meninggalkannya.
'Astaga... Tampaknya aku menjadi lebih jatuh cinta lagi terhadapnya.'
1 menit kemudian tibalah anak2 Ravenclaw. Ada Luna disana, dan Rissa bergabung dengannya.
"Er.. Bolehkah aku bergabung? Ku,kurasa aku tidak tau arah menara astronomi"
"Boleh, silahkan. Kau Rissa Hira kan?"
Tanya seorang gadis cantik bermata coklat dengan rambut blonde panjang. Kulitnya putih seperti vampire.
"Ya...! Oh hai Luna. Dan kau pasti Gerret Arcto kan?"
"Oh hai Rissa"
"Ya! Kau hapal juga nama anak2 kelas 1 lain yang selain Gryffindor"
Mereka mengobrol sambil berjalan dan saat tiba disana....
"DARIMANA SAJA KAU? KAMI SANGAT KHAWATIR!!!"
"Duhhhh Gin!! Jangan teriak2 ah! A,aku.. A,ada yang ketinggalan, jadi aku harus mengambilnya lagi di,di menara Gryffindor."
"Masa? Kurasa kita sudah mengambil semua barang yang diperlukan dengan lengkap"
"Yaaahhh... Tapi barangku ada yang ketinggalan Gin.."
"Sudah... Pelajaran mau dimulai nih, kita diskusikannya nanti saja ya Gin, Ris?"
..
Pelajaran Astronomi selesai tepat jam 12 malam. Murid kelas satu langsung membereskan peralatan astronomi mereka setelah pelajaran selesai.
Anak2 kelas satu Gryffindor segera bergegas kembali ke menara Gryffindor.
"Rissa, kau harus menjel-"
"Aku capek Gin. Mau langsung ganti baju dan tidur. GYPSY!"
Lukisan nyonya gemuk terayun, anak2 kelas satu Gryffindor langsung masuk ke dalamnya. Dan saling mengucapkan selamat tidur ke anak laki2.
"Good Night. Semoga mimpi indah kalian 4 sekawan"
"GNight juga kwartet Gryffindor"
Rissa dan 3 temannya menutup tirai masing2 dan berganti baju sesudah itu mereka membuka lagi untuk sekedar mengucapkan Selamat Tidur.
"Selamat tidur... Mimpi indah kalian semua"
"Ya kau juga"
"Mimpi indah Ris, Gin, Cam"
"Mimpi indah"
....
Beberapa minggu kemudian, Rissa jarang keluar malam lagi, sehingga dia jadi jarang ngobrol lagi dengan Malfoy. Ginny sibuk dengan diarynya, dan kadang dia jadi aneh. Seakan kena kutukan..er.. Imperius Curse.
Saat itu pagi hari, masih pagi.. Rissa bangun di hari sabtu dengan mata masih mengantuk, dia melihat ketiga temannya masih terlelap.
'Jelas.. Masih jam 5 pagi! Mana mungkin mereka sudah bangun'.
Rissa bangun dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi.
15 menit Rissa mandi, dan bergegas turun kebawah. Ruang utama Gryffindor masih gelap dan sedikit remang2. Juga masih sepi. Rissa memutuskan untuk keluar melewati lukisan, dan turun ke aula besar.
"Masih sepiii.... Tapi sudah ada makanan ya! Hehe..."
Disitu hanya ada anak Quidditch Gryffindor dan dia yang sudah bangun dan makan di aula besar. Rissa tersenyum kepada Harry yang duduk di tengah-tengah tempat duduk di meja Gryffindor.
Oliver Wood menangkap senyuman itu, Rissa langsung malu seketika. Rissa makan dalam diam. *iyalah! Orang dia sendiri di aula besar, paling cuma ada anak Quidditch. Oke maaf iklan ._.*
Sarapan yang disantapnya adalah daging iga panggang dengan telur mata sapi di sebelahnya. Minumnya ada susu putih manis segar di gelas depan piringnya.
"Oke... Kukira strategi ini akan berhasil! Harry kau tau kan apa yang akan kau lakukan? ("Iya Oliver") Dan tak perlu panik kukira! Ini kan latihan ("Siapa yang panik.." terdengar gerutu perempuan berkulit hitam) Oh diam Angelina. Kau tau?? Aku sudah memesan lapangan ini sudah dari lama!"
"Kami tau Oliver dan kau sudah mengatakan ini setidaknya lebih dari 20 kali di pagi ini"
"Terserah kau Katie, nah ayo bergegas!"
Rissa melihat anak2 Quidditch itu pergi lagi dan sekali lagi melihat Harry tersenyum kepadanya, dan Rissa membalas senyumnya dan astaga.. Tertangkap lagi oleh Oliver Wood, si kapten Quidditch Gryffindor.
Rissa bingung lagi mau kemana, dia akhirnya ikut tim Quidditch.
"Kau mau kemana Flint? Aku sudah memesan lapangan sudah dari jauh hari loh"
"Oh. Ini baca surat ini, dari Prof. Snape"
Oliver Wood membaca surat itu dan sedikit kaget.
"Seeker baru? Siapa seeker baru mu?"
Malfoy melangkah dari anak Quidditch berjubah hijau, diwajahnya terpacar ekspresi senang, bangga dan er.. Sombong.
Rissa yang melihat dari koridor dekat pohon hanya berpikir bahwa Malfoy ini sangat angkuh sekali.
Akhirnya Oliver harus benar2 mengalah. Lapangan diambil alih oleh Slytherin. Rissa tetap ke lapangan Quidditch untuk melihat aksi Malfoy,
'apa dia lebih bagus dari Harry? Kudengar Harry itu jago'
.....
Don't forget to vote ><
P.S : Next Chapter post soon. Please Follow me :D :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Pure mudblood.
FanfictionSeorang gadis kecil korban pem-bully'an yang akhirnya menemukan titik cerah di hidupnya. Dia terlpilih menjadi penyihir. Dan hal membahagiakan adalah saat dimana dia mendapat teman, bergurau bersama dan bahkan kadang-kadang nangis bersama. Belum la...