"Nalaa"
Yang dipanggil berhenti berjalan menengok untuk mengetahui sang empunya suara.
"Lo jalan cepet banget sih La,capek nih gue lari-lari" kini kedua sahabat itu sedang berdiri berhadapan
"Lah ya siapa suruh lo lari sih Al"
Alya dan Nala.
Siapa sih yang gak tau dua sahabat yang lengketnya ngelebihin amplop sama perangko itu?
Kemana-mana pasti berdua.Ada Nala ya pasti ada Alya,dan sebaliknya.
Duo eksis yang ga terpisahkan.Begitu anak-anak lain menyebut mereka.
Sembari berjalan menyusuri koridor menuju kelas,seperti beberapa hari belakangan, Alya sedang mempromosikan kepada Nala tentang Darel, cowo yang belakangan sedang keliatan ngejar-ngejar Nala.
Memang sih ga ngejar-ngejar yang model lebay gitu.Cuma ya semua yang liat gimana cara Darel ngeliatin Nala pasti tau kalo Darel punya perasaan buat Nala.
Nala sendiri ga ambil pusing soal itu,dia cuma bersikap biasa seolah memang gatau Darel punya perasaan buat dia.
Kalo kata anak-anak cewe lainnya sih Nala kurang peka.
Darel tuh bagaikan pangeran berkuda putih-nya SMA Pelita deh.
Siapa sih yang ga kenal Darel?
Memang bukan kapten basket yang biasanya di sekolah lain sering diagung-agungkan.
Bukan juga penyerang paling handal di ekskul sepak bola.Darel dipuja karena kelebihannya yang beda dari kebanyakan orang.
Dia cuma anggota ekskul musik yang ikut lomba sampe kemana-mana. Prestasi musiknya gak ada yang saingin deh.
Bukan cuma plus di bidang musik,tapi dia juga punya karisma yang wow dan tatapan matanya itu loh,bikin cewe bisa mendadak nge-blank kalo udh liat-liatan sama Darel.
Tapi kayaknya buat Nala, Darel cuma teman biasa.Ya intinya kalo diajak ngomong nanggepin,kalo di sms bales,tapi ya begitu aja gak yang semacam di spesialin gimana gitu.
Nala sendiri sebenernya udah punya orang yang disuka.Namanya Raya.
Tapi Raya gak seangkatan sama Nala.Raya ada setahun diatas Nala.Kakak kelasnya Nala tepatnya.
Nala udah suka Raya dari MOS karena baik dan punya wajah yang kalo lagi serius gak bisa dibedain sama lukisan,alias ganteng banget.
"Jadi La intinya Darel tuh kece banget deh,lo harus bersyukur dia temenan sama kitaa" Alya akhirnya mengakhirnya promosi panjang lebarnya karena mereka sudah ada di depan kelas.
"Lah emang selama ini gue ga bersyukur apa?" Nala membalas promosi sahabatnya dengan pertanyaan yang sama.Selalu itu dan begitu.
"Lo.gak.peka" Alya sibuk kesal sendiri karena tenyata ngodein Nala memang susah banget.
"Nalaa" yang dipanggil spontan menengok ke belakang.
"Oh hai Rel" Nala membalas tak kalah ramah sambil tersenyum.Seperti biasa.
"Kayaknya gue mau ke toilet deh La, lo duluan aja gapapa serius.Dadah La,Rel" Alya buru-buru berjalan cepat menuju arah toilet.
"Dia kenapa?" Darel menunjuk Alya dengan dagu sambil mengangkat alisnya tanda bingung.
Nala hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.
××××××××××××××××××××××××××××××××
Ditunggu vote and comment nya yaaa!! ;)

YOU ARE READING
Blue
Teen FictionKetika hal yang menjadi sumber kebahagian merupakan suatu kepalsuan. Ketika hal yang menjadi suatu alasan untuk membenci merupakan sebuah kepalsuan Dan ketika hal yang benar dan salah tak lagi dapat dibedakan Dunianya semu tanpa arah,bagaikan...