empat

258 25 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Banyak siswa dan siswi yang masih berada disekolah karena adanya tawuran.

"Kayanya udahan deh, gue mau pulang," ucap Jessica yang langsung berjalan ke arah gerbang.

"JES! LO MAU KEMANA?" Teriak Ariska.

"Mau pulang lah, ini udah jam 5 masa iya 2 jam gak selesai juga,"

"YAUDAH, HATI-HATI YA JES!"

"Pasti,"

Jessica menunggu angkutan umum yang akan membawanya pulang kerumah. Belum sempat mendapatkan angkutan umum Jessica mendengar suara riuh dari sebelah kiri nya.

"Anjir masih tawuran aja," Jessica langsung berjongkok untuk menghindari batu yang dilempar.

"Nasib gue gimana nih,"

"Mana gue masih pake seragam sekolah, bisa jadi sasaran gue."

"Lho, Jessica?" Jessica mendongak ketika mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Harry.

"Lo ngapain disini? Bukannya nunggu dulu di sekolah," Harry langsung menarik tangan Jessica.

"Mau kemana?" Tanya Jessica. Harry langsung menggeram.

"Ya, lari lah."

Harry dan Jessica langsung berlari menjauhi anak dari sekolah lain.

Bug

Jessica langsung terjatuh ke aspal saat batu mengenai kepalanya. Harry yang terkejut langsung menoleh dan melihat darah keluar dari kepala Jessica.

Emosi Harry langsung memuncak melihat gadis nya tergeletak di aspal. Dia langsung berjalan ke arah cowok yang melempar batu, tapi ditahan oleh Liam.

"Lo bawa Jessica ke rumah sakit aja, biar kita yang ngeberesin dia," ucap Liam.

"Gue mau dia ngerasain yang Jessica rasain," ucap Harry lalu mengangkat tubuh Jessica dan membawanya ke rumah sakit.

*****

"Gue bakal bikin perhitungan sama cowok itu, Jes." Ucap Harry sambil memegang tangan Jessica. Jessica belum sadar.

Dokter bilang kepalanya mengalami cedera karena terlempar benda keras.

"Lo istirahat ya, gue pulang dulu. Besok abis pulang sekolah gue kesini lagi," Harry bangkit dari tempat duduknya dan mencium kening Jessica sekilas.

Harry keluar dari ruangan Jessica dan melihat orang tua Jessica yang baru saja sampai.

"Harry, bagaimana keadaan Jessica?" Tanya Sebia (Mamah Jessica)

"Jessica udah mendingan tan, besok juga udah sadar,"

"Makasih udah bawa Jessica kesini," ucap ayah Jessica.

"Sama-sama om, Harry pulang dulu ya. Besok ke sini lagi,"

Setelah pamitan dengan orang tua Jessica, Harry langsung berjalan menuju parkiran. Hari ini melelahkan buatnya.

*****

"Udah seminggu setiap pulang sekolah lo kesini, emang gak capek?" Tanya Jessica saat melihat Harry memasuki ruangannya.

"Kalo buat ketemu lo, gak bakal ada rasa capek," ucap Harry. Pipi Jessica langsung merona mendengar penuturan Harry.

"Pulang sana, gue mau istirahat." Jessica mengalihkan wajah nya, berharap Harry tidak melihat pipinya yang merona.

"Baru sampe udah di suruh pulang, gak sopan lo. Cepet sembuh dong, Jes. Gue gak tega ngejailin kalo lo sakit," satu tonjokkan mendarat mulus di lengan Harry.

"Jadi, lo nyuruh gue cepet sembuh biar bisa di jailin doang?"

"Ya, itu salah satunya."

"Yang lain nya apaan?"

"Kepo lo,"

"JESSICAAAA!!!" Jessica dan Harry langsung menutup telinganya saat mendengar teriakan Ariska.

"Bisa gak sih lo gak teriak? Jessica masih sakit,"

Ariska terkekeh, "sorry, gue kangen banget tau sama lo, Jes."

Ariska mendorong Harry agar bisa memeluk sahabat nya itu.

"Sebelah sana kan bisa," kesal Harry.

"Gue maunya disini. Lo kapan masuk Jes?" Tanya Ariska.

"Mungkin lusa, besok gue udah boleh pulang,"

"Oh, bagus deh. Gue ada gossip baru, Jes."

Ariska menoleh ke arah Harry yang dibales pelototan dari Harry.

"Gossip apa lagi?"

"Harry nolak cewek lagi didepan umum, dan lo tau gak Jes? Itu cewek nangis seharian gak berhenti. Dan si Harry santai santai aja,"

Jessica langsung melihat ke arah Harry yang sedang tersenyum.

"Lo nolak cewek lagi?"

"Gue gak suka sama tuh cewek,"

"Ampun deh gue, sebenernya lo mau cewek yang gimana sih?"

Dari awal Jessica masuk udah hampir 6 cewek yang ditolak sama Harry. Dan yang nembak Harry itu cewek yang cantiknya bikin pingsan.

"Yang kaya lo," ucap Harry santai.

Anjir, gue udah degdegan gini dia masih bisa santai.

"Gak lucu,"

"Gue gak ngelucu,"

"Bentar lagi ada perang nih, gue pulang duluan deh, Jes."

Ariska langsung keluar memberi mereka berdua ruang. Sebenernya Ariska tahu yang di bicarakan Harry adalah serius.

"Gue gak ngerti deh sama lo," Jessica membuka suara.

"Apa yang gak lo ngerti?"

"Kenapa lo harus nolak semua cewek itu?"

"Karena ada hati yang perlu gue jaga. Gue gak mau nyakitiin hati seseorang. Kadang seseorang harus tega menyakiti yang lain demi menjaga hati orang yang dia sayang."

Harry memejamkan matanya setelah selesai bicara. Berharap Jessica sadar kalau hati yang ingin dijaganya adalah hatinya.

Tapi ternyata Jessica tidak sadar. Dia malah mengganggap Harry telah mempunyai kekasih. Dada nya mendadak sakit entah karena apa.

"Gue mau istirahat, lo bisa pulang sekarang." Itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan.

"Tapi--"

"Please, kepala gue mendadak sakit."

"Oke, cepet sembuh." Harry mengelus kepala Jessica sebentar lalu pergi meninggalkan Jessica sendiri.

Ternyata Harry udah punya cewek.

*****

Feelings [h.s] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang