[12] Diesnatalis II

145 20 5
                                    

HI, MY LOVE! MY MATE! Teman-teman wattpad yang baik, cantik, dan ganteng. Semoga hari-harimu bahagia selalu, cause you deserve it!
Happy reading~

🍜

psst n dont forget to save this story to your library, pal. Always, love you!
-Andra Giri Pramadya
------------------

Dies Natalis. Acara tahunan bagi SMA Negeri 1. Dimana semua siswa wajib berpartisispasi dalam menampilkan kreasi mereka yang tanpa batas. Memperlihatkan masterpiece mereka pada kelas-kelas lain di semua jajaran. Ada aspek kreatifitas menarik pembeli dengan makanan, seni menggambar hingga yang paling didewakan dalam acara ini.

Menyanyi.

"Ramai ya," cicitku bermonolog

Kulihat ratusan murid memenuhi lapangan dari lantai dua sekolah ini. Entah yang di stand, bersantai di teras hingga moshing di panggung; berjoget bak orang kesurupan, mengadu badan, membentuk lingkaran setan hingga melecut-lecutkan selang air yang dengan derasnya mengucurkan air ke para penjoget.

Uh. Aku pen ikut. Tapi takut.

Adu badan gitu loh. Aku kan nggak berpengalaman yah. Jadi aku nggak mau ambil resiko kalau nanti ada memar sampai patah tulang dibadanku.

Beberapa lagu sudah dinyanyikan. Mulai dari lagunya Raisa-Kali Kedua-jujur aku baper pas lagu ini-hingga kumpulan lagu favoritnya Sheva, Fisip Meraung.

Ngentasi ngentasi ngentasi...

MEMEHAN!!!

Ngentasi ngentasi ngentasi...

MEMEHAN!!!

Kan garing, bro. Masa ada lagu yang durasinya kurang dari tiga puluh detik?!

"Oy!"

"Ahastagah!" pekikku kaget lalu langsung balik badan ke belakang, "Dandhi rese!" keluhku melihat cowok slenge'an yang mengagetkanku itu

Kalo nepuk pundak mah masih bisa ditolerir. Tapi ini? NABOK PANTAT, BUNG! MY BUTT!

Kayaknya aku harus nginget-inget wejangannya Adit deh tentang pantat aku. Masalahnya selain Sheva, Dandhi juga mesum akut.

Aku nampilin wajah mupeng ke tuh cowok, "Lain kali jangan nabok pantatku, Dan. Aku nggak suka,"

Dandhi ngangguk-angguk, "Oke. Lain kali gue remes aja,"

Dan sukses kutendang kakinya walau katanya nggak sakit.

"Lagian lo nonton pake nungging. Yaudah pantat lo gue cabulin," katanya pake wajah mesum

Aku melotot, "Aku nggak nungging!"

"Bohong dah. Lo aja nontonnya gini," lalu dia mempraktekkan posisiku tadi; badan nempel ke pagar dinding balkon lantai dua dengan kedua siku menempel di atas pagar dinding, yang alhasil mengharuskan tubuhku membungkuk dan oh my... ternyata memang lumayan disebut nungging

Aku malu sodara-sodara.

"Btw lo pengen moshing kagak?" tanyanya memecah awkward moment

"Belom mau. Takut memar. Ehe," jawabku ragu lalu bersender pada pagar dinding

"Kagak nungging lagi?" tanyanya memasang senyum mesum

"Biar lo nggak horny," jawabku asal plus kesel

"Kok tau kalo gue horny?"

Ergh. Nggak Sheva nggak Dandhi, ujung-ujungnya pasti ke hal-hal berbau porno.

Be TranssexualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang